"Kapan kita akan sampai di kota Cansil, pak Barok?" Tanya Krist kepada si Transporter.
"Hei mentang-mentang saya mengendarai Barok, jangan seenaknya memanggil namaku sembarangan. Namaku Mukas," jawab sang Transporter.
"Oh, maaf Mukas, jadi kapan kita sampai di kota Cansil?" Tanya Krist lagi.
"Butuh waktu dua hari untuk sampai di kota Cansil. Karena itu kita singgah di kota Puil satu malam, lalu kita melanjutkan perjalanan keesokan harinya menuju kota Cansil," jawab Mukas.
"Lalu kapan kita sampai di kota Puil?" Tanya Krist lagi.
"kira-kira 5 jam perjalanan dari desa Alberia," jawab Mukas.
"Lama juga ya, padahal lari Barok ini cepat," kata Krist.
"Tentu saja, Barok termasuk hewan darat tercepat, dan ganas. Saya hebat kan bisa membuatnya jinak," kata Mukas menyombongkan diri.
"Iya deh," jawab Krist.
2 jam sudah berlalu semenjak mereka meninggalkan desa Alberia. Mereka kini memasuki wilayah bebatuan. Batu-batu yang ada berukuran besar. Bahkan ada yang tingginya mencapai 30 meter.
"Wah, ini batu?" Tanya Krist kepada Mukas.
"Ya ini adalah batu Grein. Batu ini sangat kuat, biasanya para Pembuat Senjata menggunakan ini sebagai bahan dasar untuk membuat senjata," jelas Mukas.
"Wah, hebat sekali ya, ternyata di dunia ini banyak hal-hal menarik. Aku tak pernah sekalipun keluar dari desa," kata Krist.
"Bila kamu menjadi Hunter, mungkin kamu akan mengelilingi dunia. Masih banyak hal lagi yang bisa kau lihat," kata Mukas.
"Tentu!" Seru Krist.
Tiba-tiba terdengar suara binatang yang keras. "Suara apa itu?" Tanya Krist kaget.
"Mustahil! suara itu kan..." Kata Mukas ketakutan.
Lalu dari balik batu yang sangat besar muncul seekor binatang raksasa. Binatang itu berjalan melata. Berbentuk seperti kadal tetapi sangat besar, panjangnya mencapai 30 meter, tingginya mencapai 4 meter. mempunyai 4 kaki, dan kulit yang keras. Gigi yang tajam terlihat sangat jelas sekali, seakan bisa menghancurkan batu Grein dengan sekali gigit. Barok terlihat sangat imut di depan binatang itu.
"Kenapa bisa ada Zilar di sini? Seharusnya musim ini ia berada di benua bagian utara.." kata Mukas sambil menggigil.
"Zilar? Maksudmu hewan itu?" Tanya Krist.
"LARI!" Teriak Mukas. Kemudian ia mengendarai Barok dan berlari menjauhi Zilar. Tetapi Zilar yang melihatnya langsung mengejarnya dengan cepat.
"Sudahlah. Jangan lari," kata Krist.
"Hah?" Mukas kebingungan.
Lalu Krist melompat turun dari Barok yang berlari cepat tersebut.
"Hei Krist, kamu mau bunuh diri?" Teriak Mukas dari atas Barok.
"Ayo cepat naik lagi! Zilar sangat berbahaya. Sekali gigit kamu pasti sudah pergi ke dunia sana," kata Mukas.
Tiba-tiba monster Zilar tersebut sudah berada 10 meter di hadapan mereka.
"WUAHHH!" Teriak Mukas. Lalu ia kabur bersembunyi di belakang batu yang besar meninggalkan Krist sendirian.
"Gawat, Krist pasti mati, apa yang harus saya lakukan?" pikir Mukas sambil menggigil. Ia tidak berani melihat keadaan di balik batu. Barok pun juga ketakutan.
Tiba-tiba terdengar raungan keras dari monster Zilar. "TIDAK!" Teriak Mukas sambil menutup matanya. Tak sampai beberapa detik, raungannya berhenti. Namun Mukas masih tidak berani melihat. "Pasti Krist sudah tewas, habislah kita semua."
Tiba-tiba ada yang menyentuh belakang pundak Mukas. "Waaa, jangan makan saya! Aku tidak enak sama sekali!" Teriak Mukas ketakutan.
"WAAA!" Teriak Krist kaget."Buat apa teriak-teriak begitu? Aku kaget tahu!"
"Krist? Kamu selamat? Kamu bukan hantu kan?" Tanya Mukas.
"Masih manusia. Ayo kita jalan lagi. Waktu kita sudah terbuang sia-sia," kata Krist.
"Lalu bagaimana dengan Zilar?" Tanya Mukas.
Kemudian dia mengintip dari balik batu. "Apa?" Kata Mukas kaget.
Ia melihat Zilar sudah tewas terpotong-potong menjadi lima.
"Mustahil? Kamu yang membunuhnya?" Tanya Mukas.
"Siapa lagi? Ayo kita berangkat," kata Krist.
"Siapakah orang ini? Benarkah dia dari desa Alberia? Kuat sekali." Pikir Mukas.
Kemudian mereka melanjutkan perjalanan ke kota Puil. Setelah menempuh sekitar 3 jam. Mereka tiba di kota Puil. Kota ini tidak besar. Lebih besar sedikit dari desa Alberia.
"Ayo kita cari penginapan," kata Mukas.
"Kota Puil ini tidak terlalu besar ya," kata Krist.
"Iya, kalau di benua bagian selatan, kota-kotanya hampir mirip semua, kecuali kota Cansil, karena di sana berkumpul banyak Transporter. Di sana juga markas besar Transporter benua Asthra ini," jelas Mukas.
Lalu mereka masuk ke sebuah penginapan kecil. Barok diikat di depan penginapan.
"Berapa 1 malam?" Tanya Mukas kepada pemilik penginapan.
"Untuk 2 orang kami kenakan biaya 2000 fach," kata pemilik penginapan tersebut.
"kami ambil," kata Mukas.
"Ngomong-ngomong, bisakah kalian memindahkan binatang kalian? Para penduduk ketakutan," kata pemilik penginapan sambil menunjuk ke arah Barok.
"Maaf," kata Mukas.
Ketika sore tiba, mereka keluar dari penginapan untuk mencari makan.
"Lapar saya," kata Krist.
"Ayo kita cari restoran yang enak dan murah," kata Mukas.
Tiba-tiba dari kejauhan terdengar suara gaduh. Lalu terlihat banyak orang-orang berlarian.
"Apa yang terjadi?" Tanya Mukas kepada salah seorang yang berlari.
"Perampok! Sebuah kelompok perampok datang menaiki kuda. Mereka membunuh para penduduk dan mengambil harta mereka. Kamu cepatlah lari," kata orang tersebut kemudian ia lari.
"Merepotkan, kalau begini bagaimana kita bisa makan dengan tenang," kata Krist.
2 kuda dengan penunggangnya berlari menuju ke arah Krist dan Mukas dari kejauhan.
"Minggir!" Teriak salah satu penunggangnya sambil menebas-nebas udara dengan pisaunya. Begitu kedua kuda itu dekat dengan Krist. Krist melompat, lalu menendang kedua orang itu sehingga mereka terjatuh dari kuda. Teman-teman mereka melihat hal itu dari kejauhan. "Lihat, kedua teman kita terjatuh dari kudanya. Orang itu berani sekali melawan kita. Ayo kita serang," teriak salah seorang perampok dari kejauhan.
"Aku lepas Barok dulu," kata Mukas.
"Untuk apa?" Tanya Krist.
"Barok adalah hewan yang sangat kuat dan ganas awalnya. Mungkin bisa berguna melawan mereka," kata Mukas. Kemudian ia melepas hewan berbulu lebat hitam yang ganas tersebut. Para perampok sudah tiba di hadapan Mukas dan Krist. "Hebat juga kamu menjatuhkan kedua teman kami," kata seorang perampok. "Serang!"
Ketika para perampok mau mulai menyerang, Barok yang ganas melompat ke arah mereka. Ia mencakar, mencabik para perampok tersebut. "Mengapa ada Barok di sini?" Seru seorang perampok ketakutan. Satu per satu perampok tercabik oleh Barok.
"Jangan hadapi Barok! Serang manusianya saja," teriak satu perampok.
Lalu 5 perampok berlari menyerang ke arah Krist. Dengan mudahnya Krist menjatuhkan perampok tersebut dengan pukulannya.
"Aliran kalian mudah dibaca," kata Krist sambil memukul seorang perampok.
"2 orang saja tidak bisa kalian habiskan?" Kata seorang yang baru muncul dari belakang. Orang itu bertubuh besar. Tingginya melebihi 2 meter. Otot-otot yang besar terlihat.
"Ketua!" Teriak seorang perampok. "Mereka sangat kuat!"
Kemudian ketua memukul orang itu sehingga terpental sejauh 10 meter.
"Apa mereka lebih kuat dariku? Tidak mungkin bukan? Kalianlah yang terlalu lemah!" Seru ketua perampok tersebut.
"Maaf ketua," kata seorang perampok.
Tiba-tiba Barok berlari, lalu melompat ke arah ketua perampok tersebut. Ketika hampir tergigit, ketua perampok tersebut lalu memukul Barok sehingga terpental sampai menabrak dinding sebuah rumah.
"Barok!" Seru Mukas.
"Sama hewan lemah tersebut saja kalian sudah kewalahan. LEMAH!" Teriak ketua perampok tersebut kepada kelompoknya.
Lalu ia berjalan ke arah Krist.
"Anak muda, kamu cukup hebat bisa menghabisi 5 anak buahku sekaligus. Kamu akan kumaafkan bila kamu mau bergabung menjadi anak buahku. Kalau tidak, mungkin hari ini adalah hari terakhir kamu melihat dunia," katanya.
"Ga ah," jawab Krist menolak tawaran tersebut.
"Lancang sekali kau berani menolak tawaranku, kau tidak tahu siapa aku? Aku adalah Brueno Fagot. Harga kepalaku mencapai 6 juta fach," kata Brueno menyombongkan diri.
"Oh," kata Krist tidak peduli.
"Kurang ajar!" Seru Brueno. Kemudian ia melayangkan pukulannya ke arah wajah Krist.
Krist dengan mudahnya menahan pukulan Brueno dengan satu tangan.
"Mustahil! Kekuatan pukulan ketua yang bahkan bisa menghancurkan batu Grein dengan mudah ditahannya hanya dengan satu tangan," kata seorang perampok.
"Jangan remehkan aku!" Seru Brueno sambil melayangkan pukulan dengan tangannya yang lain. Lagi-lagi dengan mudah ditahan oleh satu tangan Krist yang lainnya. Kemudian Krist menendang sendi siku kedua lengan Brueno. Kedua tangan Brueno patah dalam sekejap.
"WAAAA" Teriak Brueno kesakitan.
"Ini untuk Barok," kata Krist sambil menendang perut Brueno.
Brueno terpental sejauh 1 meter. "Hanya terpental 1 meter? kamu hebat juga," kata Krist.
"Siapa kamu sebenarnya?" Tanya Brueno yang jatuh terlentang di atas tanah.
"Aku adalah Hunter nomor 1....yang akan datang," kata Krist.
"Hahaha, orang sepertimu menjadi Hunter nomor 1? Mustahil!" kata Brueno mengejek Krist.
"Tentu saja!" kata Krist.
"Hahaha, tidak mungkin kamu menjadi nomor 1, tidak mung..." Kemudian Brueno pingsan.
"Ketua ditaklukkan dengan mudah. Orang ini bukan orang sembarangan. Lari!" Teriak seorang perampok. Lalu para perampok itu lari meninggalkan kota tersebut dengan kudanya.
"HOREEEE!" Teriak para penduduk kota Puil.
"Kamu adalah penyelamat kami!"
"Luar biasa"
"Kita selamat!"
Seluruh penduduk bersorak sorai melihat perampok yang berlari ketakutan meninggalkan kota Puil. Mereka menyoraki Krist dan Mukas.
"Aku tak pernah sekalipun disoraki seperti ini. dan Barok hanya luka kecil Krist, aku sungguh senang," teriak Mukas.
"Baguslah. Aku lapar, ayo kita makan," kata Krist kepada Mukas.
Kemudian mereka pergi mencari restoran. Di tengah jalan, datanglah mayor kota Puil.
Kemudian ia menyalami Krist dan Mukas. "Seluruh penduduk kota Puil mengucapkan terima kasih kepada kalian sebesar-besarnya," kata mayor tersebut.
"Sama-sama, tapi aku lapar sekali," kata Krist sambil memegang perutnya.
"Hahaha, mari kita makan bersama-sama, aku yang bayar semuanya. Kalian semua saya traktir," seru mayor.
"HORE!" Teriak para penduduk. "Mari pesta!"
Suasana pesta sangat meriah sekali. Mereka semua bergirang karena para perampok semua berhasil diusir dari kota Puil. "Untuk Krist dan Mukas, mari bersulang!" Seru mayor. Mereka mengadakan lomba minum arak. Tentu saja Krist yang menang. Ia tidak bisa mabuk sedikitpun. Pesta berlanjut sampai larut malam.
Keesokan harinya pagi-pagi, Krist dan Mukas sudah bersiap-siap untuk pergi menuju kota berikutnya. "Kalian hati-hatilah di jalan, ini ada sebagian tanda terima kasih dari kami," kata mayor sambil menyerahkan sekantung berisi uang.
"Kami tidak bisa menerima ini. Kami melakukannya dengan ikhlas. Lagipula kemarin kami sudah ditraktir makan. Biaya penginapan kamipun gratis," kata Krist.
"Bukankah kalau seseorang memberi kemudian ditolak, merupakan hal yang menyakitkan? Ayo, ambil ini," kata mayor.
"Baiklah," Krist mengambil kantung tersebut.
"Kami berjalan dulu, doakan saya bisa menjadi seorang Hunter ya," kata Krist.
Kemudian mereka melanjutkan perjalanan. Tujuan selanjutnya adalah tempat dimana berkumpul para Transporter, kota Cansil.
Wednesday, December 3, 2008
Monday, December 1, 2008
Part 8 Awal Perjalanan
Seminggu sudah lewat sejak hari ia diperbolehkan pergi menjadi seorang Hunter. "Krist, sudah satu minggu lewat, kenapa kamu belum pergi juga?" tanya Ace.
"Entahlah, aku bingung apa yang harus aku siapkan dan lakukan sekarang. Lagipula aku tidak tega meninggalkan ayah," kata Krist.
"BODOHHH," seru Ace sambil mencoba memukul kepala Krist yang berhasil ditahan oleh Krist. "Memangnya kau bicara sama siapa? di depanmu ini..."
"Ya, Ace Fuego, seorang Hunter legendaris..." kata Krist melanjutkan.
"Tenanglah saja nak, ayah berjanji sebelum kamu pulang kembali, ayah menolak untuk meninggal," kata Ace.
"Tapi.."
"Tidak ada tapi-tapian, bukankah ini sudah menjadi mimpimu semenjak kamu masih kecil? Kejarlah mimpimu nak," kata Ace bijaksana. "Ayah tahu, memang berat meninggalkan orang-orang yang disayang, tapi karena ada perpisahan, tentu saja ada pertemuan kembali bukan? Pergilah nak."
"Iya..." kata Krist ragu-ragu.
Ace mengetahui kalau Krist ragu-ragu, tetapi dia diam saja.
"Aku pergi membeli arak dulu, kamu jaga rumah ya," kata Ace kepada Krist.
"Baiklah," kata Krist. Lalu Ace pergi keluar rumah.
Petang sudah tiba, tetapi Ace belum juga kembali.
"Sudah 6 jam ayah keluar rumah, mengapa belum kembali?" pikir Krist yang berada di atas ranjangnya.
Tiba-tiba terdengar suara ketukan di pintu.
"Wah pasti ayah," kata Krist. Kemudian dia membuka pintu. Tetapi yang di hadapannya bukanlah ayahnya, melainkan seorang sahabat Krist yang gemuk, Megat.
"Hai Megat! Apa yang membawamu kemari? Ngomong-ngomong, kenapa kamu terlihat panik dan kelelahan? Kamu berlari ke sini?" tanya Krist kepada Megat.
"Ayahmu! Ayahmu diculik oleh seseorang yang memakai topeng!" Kata Megat terengah-engah.
"Apa? Yang benar? Sekarang dia dimana?" Tanya Krist kaget.
"Aku melihat ayahmu dibawa ke sebuah gudang," kata Megat. "Ikut aku, aku tahu tempatnya."
Kemudian Krist mengambil pedang milik ayahnya yang berada di bawah ranjang.
"Ayo!" teriak Krist sambil berlari.
Kemudian mereka menelusuri hutan menuju desa. Setibanya di desa, mereka berlari ke belakang kedai. Di sana ada sebuah bangunan besar yang berfungsi sebagai gudang.
Krist memasuki gudang itu, sementara Megat tidak berani masuk.
"Hei kembalikan ayahku!" Teriak Krist begitu memasuki gudang. Tiba- tiba dari atas kepala Krist, ada pria bertopeng lompat dari atas mencoba memukul kepala Krist. Tetapi Krist berhasil menghindarnya. Pria tersebut kemudian melompat mundur untuk menjaga jarak. "Siapa kamu? Di mana kau sembunyikan ayahku?" tanya Krist. Lalu pria bertopeng tersebut menunjuk ke arah belakang tubuhnya. Di sana ada seorang lelaki terikat di tiang. Wajahnya tertutup oleh rambutnya yang berwarna putih. Dari baju dan rambutnya, Krist mengetahui kalau itu adalah ayahnya.
"KURANG AJARRR!" Teriak Krist sambil melompat menerjang ke arah pria bertopeng tersebut. Krist memukul orang tersebut bertubi-tubi dengan kecepatan tinggi. Tetapi semua pukulan tersebut berhasil ditahan. Pertarungan sengit terjadi. Krist berusaha menyerang pria bertopeng tersebut, tetapi tidak satu serangan pun yang berhasil mendarat di tubuhnya. Begitu ada celah sedikit, pria tersebut menyarangkan tendangannya di perut Krist. Krist terpental sampai hampir menabrak dinding.
"Kuat sekali orang ini, siapakah dia sebenarnya?" pikir Krist.
Krist menarik pedang dari sarungnya, kemudian mulai menyerang pria bertopeng. Ia mencoba menebas ke arah pria tersebut, tetapi pria tersebut dengan lihainya berhasil menghindari semua tebasan tersebut. "Jangan-jangan, dia adalah seorang Underground Hunter yang pernah menyerang ayah waktu itu," pikir Krist yang teringat cerita ayahnya dahulu.
"Orang ini gesit sekali, kalau begini tidak akan ada habisnya," pikir Krist. "Baiklah sekarang saatnya kugunakan jurusku."
Lalu Krist mengambil Bracer dari kantungnya dan memakainya di pergelangan tangan kirinya. Kemudian dia menyentuh ujung pedangnya, tiba-tiba api menyelubungi pedang tersebut.
"Pedang Api," kata Krist. Lalu Krist kembali menerjang ke arah pria tersebut. Ia menebas pedangnya ke arah pria bertopeng itu. Pria bertopeng tersebut berhasil menghindari pedangnya, tetapi tidak bisa menghindari apinya. Api itu membakar sebagian pakaiannya.
"Panas," pikir pria bertopeng tersebut sambil menghindar tebasan pedang Krist. Krist melihat lawannya sudah mulai kehilangan konsentrasi karena pengaruh apinya. Kemudian mengambil kesempatan tersebut dan berhasil membelah topeng orang itu.
Krist kaget begitu melihat orang yang ada di balik topeng tersebut. Orang itu adalah ayahnya sendiri.
"Loh ayah?" kata Krist kaget. "Lalu itu siapa?" Kata Krist sambil menunjuk orang yang diikat di tiang. Lalu Krist berjalan ke arah orang yang diikat tersebut. Kemudian mengangkat wajahnya.
"BWEEEE!" kata orang tersebut yang ternyata adalah teman Krist yang memakai wig palsu, Bardy.
"Bardy, kenapa kamu bisa di sini?" Tanya Krist bingung.
"Ini semua adalah rencana ayahmu," kata Bardy.
"Ayah? apa maksudnya ini?" Tanya Krist kepada ayah.
"Bagaimana kekuatan pria bertopeng barusan? Kuat bukan? Sudah kubilang ayahmu ini adalah Hunter legendaris, meskipun kemampuan sudah menurun jauh karena sudah tua, tetapi tetap saja masih kuat, kamu tidak usah khawatirkan ayah lagi," kata Ace.
"Ayah..." kata Krist pelan.
"Ya benar, berangkatlah Krist," kata Megat yang masuk dari luar pintu gudang. "Aku iri, padahal aku duluan yang bermimpi ingin menjadi Hunter, tetapi ternyata kamu duluan yang pergi."
"Pergilah Krist," kata Bardy yang masih terikat tersebut.
"Kalian..." kata Krist. Kemudian Krist mulai menitikkan air mata. "Kalian begitu memikirkan diriku, terima kasih..." Krist dibanjiri oleh air mata terharu.
"Ngomong-ngomong," kata Bardy. "Bisa tolong lepaskan ikatan ini? aku sudah mulai encok."
Kemudian mereka keluar dari gudang tersebut. "Baiklah, nanti malam di rumah kita pesta minum. Megat, Bardy, ajak teman-temanmu yang lain. Kita adakan acara perpisahan untuk Krist...eh bukan..tetapi acara pengusiran, hahaha," kata Ace.
"Oke, kami akan datang. Tunggu kami ya Krist," kata Megat sambil berlari ke arah desa.
Begitu malam tiba, teman-teman Krist berjumlah 5 orang datang ke rumah Krist. Mereka memulai pesta perpisahan. "Untuk Krist yang akan menjadi Hunter! Mari bersulang!" teriak Megat mengangkat botol araknya. "Yoooo!" Teriak Ace, Krist, dan teman-temannya yang lain. Pesta perpisahan berlangsung secara meriah. Megat menunjukkan tarian perutnya yang penuh dengan lemak. Bardy yang kurus mulai melakukan hand-stand tetapi terus terjatuh. Pesta tersebut penuh dengan canda tawa.
3 jam setelah itu, teman-teman Krist semua tertidur karena mabuk arak. Namun Krist tidak mabuk, ia pergi keluar rumah. "Sudah subuh masih saja di luar rumah," kata Ace.
"Eh ayah, ayah sendiri tidak tidur?" tanya Krist.
"Ayah tadi hanya minum sedikit. Ngomong-ngomong tadi kulihat kamu minum banyak, tetapi tidak mabuk sedikitpun. Hebat juga kamu. Hahaha," canda Ace.
"Tentu! Anak siapa dulu?" Kata Krist.
"Besok berangkatlah subuh-subuh. Aku sudah menyiapkan seorang Transporter lokal. Tetapi dia hanya bisa berjalan sejauh 2 kota saja. Ia hanya bisa menggunakan Barok. Ya maklumlah, seorang Transporter lokal. Masih untung ada seorang Transporter di desa ini," jelas Ace. "Bila kamu mau menjadi Hunter, pergilah ke kota Gelardo. Di sana ada markas utama Hunter benua Asthra ini. Kamu mendaftarlah di sana."
"Bagaimana caranya sampai ke Gelardo?" Tanya Krist.
"Pertama kamu ke kota Cansil dengan menggunakan Barok. Lalu sesampai di sana, carilah seorang Transporter. Transporter kota Cansil bisa mengendarai hewan terbang seperti Ptera dan lainnya. Tidak seperti di desa Alberia ini, yang ada cuma Barok yang bisa berlari saja. Lalu dari Cansil kamu bisa langsung terbang ke kota Gelardo, mudah kan?" Jelas Ace.
"Mudah-mudah susah sih," kata Krist.
"Oiya, aku kenal seorang Transporter di sana, namanya Wij. Bila kamu sudah sampai di sana, carilah dia dan sebutkan saja namaku, pasti dia mau membantumu," kata Ace.
"Wij ya, akan kuingat-ingat. Doakan semoga tidak lupa saja ya, hahaha," kata Krist.
"Ada hal yang ingin kutanyakan ayah," kata Krist.
"Apa itu?" Tanya Ace.
"Selama ini aku merasa aneh, ayah kan tidak punya Mark. Mengapa mempunyai Bracer?" Tanya Krist.
"Itu adalah Bracer milik temanku, suatu hari dia tiba-tiba saja menghilang, pergi tanpa Bracer miliknya. Jadi kusimpan saja," kata Ace.
"Kenapa diberikan kepadaku? mungkin saja ia ingin mengambilnya kembali," kata Krist.
"Tenang saja, Bracer itu sudah jadi milikmu, lagipula mungkin dia sudah tidak menginginkannya lagi," kata Ace.
"Kenapa dia tidak menginginkannya lagi?" tanya Krist ingin tahu.
"Ahh sudahlah. Tidak penting," kata Ace.
Karena merasa sepertinya ayahnya tidak ingin membicarakan hal tersebut, Krist tidak melanjutkan pertanyaannya lagi.
"Krist, ada sesuatu yang ingin kuberitahu kepadamu sejak dahulu," kata Ace.
"Apa itu?" Tanya Krist.
"Aku merasa sepertinya kamu sudah cukup besar untuk mengetahui hal ini, dan aku ingin engkau mengetahui hal ini sebelum pergi supaya tidak ada penyesalan,"
"Ya, apa itu?"
"Krist, aku bukanlah ayah kandungmu..."
Krist terdiam. Ia tahu bahwa ayahnya kali ini tidak bercanda.
"Aku menemukanmu di hutan. Orangtua kandungmu meninggalkanmu di hutan. Aku mencari orangtuamu tapi tidak kunjung ketemu. Jadi kamu kuangkat sebagai anak. Maafkan aku baru memberitahumu sekarang. Kamu pasti terluka..." Kata Ace.
Krist hanya bisa terdiam. Setelah beberapa saat, Krist berjalan mendekati Ace. Krist dan Ace saling berpandangan. Lalu tak disangka, Krist memeluk Ace.
"Jujur, aku agak kaget mendengar hal itu. Tetapi aku tidak peduli. Bagiku kau adalah ayahku yang sesungguhnya. Perhatian yang kau beri selama ini, latihan selama ini, kasih sayang yang kudapatkan, semuanya adalah nyata. Kita adalah ayah dan anak, terima kasih ayah," kata Krist sambil memeluk Ace.
"Terima kasih...Krist..." kata Ace perlahan. Air mata mengalir dari matanya.
Keesokan harinya di pagi hari Krist sudah bersiap-siap akan berangkat. Ia membawa pedang milik Ace dan Bracer. Tak lupa ia membawa botol minum dan makanan. Tak lama kemudia, Ace, Krist dan teman-teman Krist sudah berada di pintu gerbang desa Alberia.
"Inikah Barok?" tanya Krist yang melihat seekor binatang berkaki empat yang terlihat ganas. Barok adalah hewan karnivora, ia mempunyai bulu yang sangat lebat, moncong yang panjang, dan gigi yang tajam. Ia bisa dinaiki maksimal dua orang. Bila tidak ada Transporter, tentu saja hewan tersebut akan segera memangsa orang-orang yang ada di sana.
"Kau hanya boleh kembali kalau sudah menjadi nomor 1," seru Megat.
"Jangan lupa oleh-oleh kalau sudah kembali ya," kata Bardy.
"Sip deh," kata Krist.
"Ayah akan baik-baik saja di sini. Pesan ayah, jangan mati," kata Ace.
"Ah ayah, belum pergi saja sudah menyumpahi aku," jawab Krist. Teman-teman Krist semuanya tertawa.
"Baiklah saya pergi dahulu ya, doakan saya sukses. Ayo kita berangkat, pak Transporter," kata Krist.
Kemudian berangkatlah Krist bersama Transporternya menuju kota Cansil.
"Jadilah nomor 1!" Teriak Ace dari kejauhan.
"Entahlah, aku bingung apa yang harus aku siapkan dan lakukan sekarang. Lagipula aku tidak tega meninggalkan ayah," kata Krist.
"BODOHHH," seru Ace sambil mencoba memukul kepala Krist yang berhasil ditahan oleh Krist. "Memangnya kau bicara sama siapa? di depanmu ini..."
"Ya, Ace Fuego, seorang Hunter legendaris..." kata Krist melanjutkan.
"Tenanglah saja nak, ayah berjanji sebelum kamu pulang kembali, ayah menolak untuk meninggal," kata Ace.
"Tapi.."
"Tidak ada tapi-tapian, bukankah ini sudah menjadi mimpimu semenjak kamu masih kecil? Kejarlah mimpimu nak," kata Ace bijaksana. "Ayah tahu, memang berat meninggalkan orang-orang yang disayang, tapi karena ada perpisahan, tentu saja ada pertemuan kembali bukan? Pergilah nak."
"Iya..." kata Krist ragu-ragu.
Ace mengetahui kalau Krist ragu-ragu, tetapi dia diam saja.
"Aku pergi membeli arak dulu, kamu jaga rumah ya," kata Ace kepada Krist.
"Baiklah," kata Krist. Lalu Ace pergi keluar rumah.
Petang sudah tiba, tetapi Ace belum juga kembali.
"Sudah 6 jam ayah keluar rumah, mengapa belum kembali?" pikir Krist yang berada di atas ranjangnya.
Tiba-tiba terdengar suara ketukan di pintu.
"Wah pasti ayah," kata Krist. Kemudian dia membuka pintu. Tetapi yang di hadapannya bukanlah ayahnya, melainkan seorang sahabat Krist yang gemuk, Megat.
"Hai Megat! Apa yang membawamu kemari? Ngomong-ngomong, kenapa kamu terlihat panik dan kelelahan? Kamu berlari ke sini?" tanya Krist kepada Megat.
"Ayahmu! Ayahmu diculik oleh seseorang yang memakai topeng!" Kata Megat terengah-engah.
"Apa? Yang benar? Sekarang dia dimana?" Tanya Krist kaget.
"Aku melihat ayahmu dibawa ke sebuah gudang," kata Megat. "Ikut aku, aku tahu tempatnya."
Kemudian Krist mengambil pedang milik ayahnya yang berada di bawah ranjang.
"Ayo!" teriak Krist sambil berlari.
Kemudian mereka menelusuri hutan menuju desa. Setibanya di desa, mereka berlari ke belakang kedai. Di sana ada sebuah bangunan besar yang berfungsi sebagai gudang.
Krist memasuki gudang itu, sementara Megat tidak berani masuk.
"Hei kembalikan ayahku!" Teriak Krist begitu memasuki gudang. Tiba- tiba dari atas kepala Krist, ada pria bertopeng lompat dari atas mencoba memukul kepala Krist. Tetapi Krist berhasil menghindarnya. Pria tersebut kemudian melompat mundur untuk menjaga jarak. "Siapa kamu? Di mana kau sembunyikan ayahku?" tanya Krist. Lalu pria bertopeng tersebut menunjuk ke arah belakang tubuhnya. Di sana ada seorang lelaki terikat di tiang. Wajahnya tertutup oleh rambutnya yang berwarna putih. Dari baju dan rambutnya, Krist mengetahui kalau itu adalah ayahnya.
"KURANG AJARRR!" Teriak Krist sambil melompat menerjang ke arah pria bertopeng tersebut. Krist memukul orang tersebut bertubi-tubi dengan kecepatan tinggi. Tetapi semua pukulan tersebut berhasil ditahan. Pertarungan sengit terjadi. Krist berusaha menyerang pria bertopeng tersebut, tetapi tidak satu serangan pun yang berhasil mendarat di tubuhnya. Begitu ada celah sedikit, pria tersebut menyarangkan tendangannya di perut Krist. Krist terpental sampai hampir menabrak dinding.
"Kuat sekali orang ini, siapakah dia sebenarnya?" pikir Krist.
Krist menarik pedang dari sarungnya, kemudian mulai menyerang pria bertopeng. Ia mencoba menebas ke arah pria tersebut, tetapi pria tersebut dengan lihainya berhasil menghindari semua tebasan tersebut. "Jangan-jangan, dia adalah seorang Underground Hunter yang pernah menyerang ayah waktu itu," pikir Krist yang teringat cerita ayahnya dahulu.
"Orang ini gesit sekali, kalau begini tidak akan ada habisnya," pikir Krist. "Baiklah sekarang saatnya kugunakan jurusku."
Lalu Krist mengambil Bracer dari kantungnya dan memakainya di pergelangan tangan kirinya. Kemudian dia menyentuh ujung pedangnya, tiba-tiba api menyelubungi pedang tersebut.
"Pedang Api," kata Krist. Lalu Krist kembali menerjang ke arah pria tersebut. Ia menebas pedangnya ke arah pria bertopeng itu. Pria bertopeng tersebut berhasil menghindari pedangnya, tetapi tidak bisa menghindari apinya. Api itu membakar sebagian pakaiannya.
"Panas," pikir pria bertopeng tersebut sambil menghindar tebasan pedang Krist. Krist melihat lawannya sudah mulai kehilangan konsentrasi karena pengaruh apinya. Kemudian mengambil kesempatan tersebut dan berhasil membelah topeng orang itu.
Krist kaget begitu melihat orang yang ada di balik topeng tersebut. Orang itu adalah ayahnya sendiri.
"Loh ayah?" kata Krist kaget. "Lalu itu siapa?" Kata Krist sambil menunjuk orang yang diikat di tiang. Lalu Krist berjalan ke arah orang yang diikat tersebut. Kemudian mengangkat wajahnya.
"BWEEEE!" kata orang tersebut yang ternyata adalah teman Krist yang memakai wig palsu, Bardy.
"Bardy, kenapa kamu bisa di sini?" Tanya Krist bingung.
"Ini semua adalah rencana ayahmu," kata Bardy.
"Ayah? apa maksudnya ini?" Tanya Krist kepada ayah.
"Bagaimana kekuatan pria bertopeng barusan? Kuat bukan? Sudah kubilang ayahmu ini adalah Hunter legendaris, meskipun kemampuan sudah menurun jauh karena sudah tua, tetapi tetap saja masih kuat, kamu tidak usah khawatirkan ayah lagi," kata Ace.
"Ayah..." kata Krist pelan.
"Ya benar, berangkatlah Krist," kata Megat yang masuk dari luar pintu gudang. "Aku iri, padahal aku duluan yang bermimpi ingin menjadi Hunter, tetapi ternyata kamu duluan yang pergi."
"Pergilah Krist," kata Bardy yang masih terikat tersebut.
"Kalian..." kata Krist. Kemudian Krist mulai menitikkan air mata. "Kalian begitu memikirkan diriku, terima kasih..." Krist dibanjiri oleh air mata terharu.
"Ngomong-ngomong," kata Bardy. "Bisa tolong lepaskan ikatan ini? aku sudah mulai encok."
Kemudian mereka keluar dari gudang tersebut. "Baiklah, nanti malam di rumah kita pesta minum. Megat, Bardy, ajak teman-temanmu yang lain. Kita adakan acara perpisahan untuk Krist...eh bukan..tetapi acara pengusiran, hahaha," kata Ace.
"Oke, kami akan datang. Tunggu kami ya Krist," kata Megat sambil berlari ke arah desa.
Begitu malam tiba, teman-teman Krist berjumlah 5 orang datang ke rumah Krist. Mereka memulai pesta perpisahan. "Untuk Krist yang akan menjadi Hunter! Mari bersulang!" teriak Megat mengangkat botol araknya. "Yoooo!" Teriak Ace, Krist, dan teman-temannya yang lain. Pesta perpisahan berlangsung secara meriah. Megat menunjukkan tarian perutnya yang penuh dengan lemak. Bardy yang kurus mulai melakukan hand-stand tetapi terus terjatuh. Pesta tersebut penuh dengan canda tawa.
3 jam setelah itu, teman-teman Krist semua tertidur karena mabuk arak. Namun Krist tidak mabuk, ia pergi keluar rumah. "Sudah subuh masih saja di luar rumah," kata Ace.
"Eh ayah, ayah sendiri tidak tidur?" tanya Krist.
"Ayah tadi hanya minum sedikit. Ngomong-ngomong tadi kulihat kamu minum banyak, tetapi tidak mabuk sedikitpun. Hebat juga kamu. Hahaha," canda Ace.
"Tentu! Anak siapa dulu?" Kata Krist.
"Besok berangkatlah subuh-subuh. Aku sudah menyiapkan seorang Transporter lokal. Tetapi dia hanya bisa berjalan sejauh 2 kota saja. Ia hanya bisa menggunakan Barok. Ya maklumlah, seorang Transporter lokal. Masih untung ada seorang Transporter di desa ini," jelas Ace. "Bila kamu mau menjadi Hunter, pergilah ke kota Gelardo. Di sana ada markas utama Hunter benua Asthra ini. Kamu mendaftarlah di sana."
"Bagaimana caranya sampai ke Gelardo?" Tanya Krist.
"Pertama kamu ke kota Cansil dengan menggunakan Barok. Lalu sesampai di sana, carilah seorang Transporter. Transporter kota Cansil bisa mengendarai hewan terbang seperti Ptera dan lainnya. Tidak seperti di desa Alberia ini, yang ada cuma Barok yang bisa berlari saja. Lalu dari Cansil kamu bisa langsung terbang ke kota Gelardo, mudah kan?" Jelas Ace.
"Mudah-mudah susah sih," kata Krist.
"Oiya, aku kenal seorang Transporter di sana, namanya Wij. Bila kamu sudah sampai di sana, carilah dia dan sebutkan saja namaku, pasti dia mau membantumu," kata Ace.
"Wij ya, akan kuingat-ingat. Doakan semoga tidak lupa saja ya, hahaha," kata Krist.
"Ada hal yang ingin kutanyakan ayah," kata Krist.
"Apa itu?" Tanya Ace.
"Selama ini aku merasa aneh, ayah kan tidak punya Mark. Mengapa mempunyai Bracer?" Tanya Krist.
"Itu adalah Bracer milik temanku, suatu hari dia tiba-tiba saja menghilang, pergi tanpa Bracer miliknya. Jadi kusimpan saja," kata Ace.
"Kenapa diberikan kepadaku? mungkin saja ia ingin mengambilnya kembali," kata Krist.
"Tenang saja, Bracer itu sudah jadi milikmu, lagipula mungkin dia sudah tidak menginginkannya lagi," kata Ace.
"Kenapa dia tidak menginginkannya lagi?" tanya Krist ingin tahu.
"Ahh sudahlah. Tidak penting," kata Ace.
Karena merasa sepertinya ayahnya tidak ingin membicarakan hal tersebut, Krist tidak melanjutkan pertanyaannya lagi.
"Krist, ada sesuatu yang ingin kuberitahu kepadamu sejak dahulu," kata Ace.
"Apa itu?" Tanya Krist.
"Aku merasa sepertinya kamu sudah cukup besar untuk mengetahui hal ini, dan aku ingin engkau mengetahui hal ini sebelum pergi supaya tidak ada penyesalan,"
"Ya, apa itu?"
"Krist, aku bukanlah ayah kandungmu..."
Krist terdiam. Ia tahu bahwa ayahnya kali ini tidak bercanda.
"Aku menemukanmu di hutan. Orangtua kandungmu meninggalkanmu di hutan. Aku mencari orangtuamu tapi tidak kunjung ketemu. Jadi kamu kuangkat sebagai anak. Maafkan aku baru memberitahumu sekarang. Kamu pasti terluka..." Kata Ace.
Krist hanya bisa terdiam. Setelah beberapa saat, Krist berjalan mendekati Ace. Krist dan Ace saling berpandangan. Lalu tak disangka, Krist memeluk Ace.
"Jujur, aku agak kaget mendengar hal itu. Tetapi aku tidak peduli. Bagiku kau adalah ayahku yang sesungguhnya. Perhatian yang kau beri selama ini, latihan selama ini, kasih sayang yang kudapatkan, semuanya adalah nyata. Kita adalah ayah dan anak, terima kasih ayah," kata Krist sambil memeluk Ace.
"Terima kasih...Krist..." kata Ace perlahan. Air mata mengalir dari matanya.
Keesokan harinya di pagi hari Krist sudah bersiap-siap akan berangkat. Ia membawa pedang milik Ace dan Bracer. Tak lupa ia membawa botol minum dan makanan. Tak lama kemudia, Ace, Krist dan teman-teman Krist sudah berada di pintu gerbang desa Alberia.
"Inikah Barok?" tanya Krist yang melihat seekor binatang berkaki empat yang terlihat ganas. Barok adalah hewan karnivora, ia mempunyai bulu yang sangat lebat, moncong yang panjang, dan gigi yang tajam. Ia bisa dinaiki maksimal dua orang. Bila tidak ada Transporter, tentu saja hewan tersebut akan segera memangsa orang-orang yang ada di sana.
"Kau hanya boleh kembali kalau sudah menjadi nomor 1," seru Megat.
"Jangan lupa oleh-oleh kalau sudah kembali ya," kata Bardy.
"Sip deh," kata Krist.
"Ayah akan baik-baik saja di sini. Pesan ayah, jangan mati," kata Ace.
"Ah ayah, belum pergi saja sudah menyumpahi aku," jawab Krist. Teman-teman Krist semuanya tertawa.
"Baiklah saya pergi dahulu ya, doakan saya sukses. Ayo kita berangkat, pak Transporter," kata Krist.
Kemudian berangkatlah Krist bersama Transporternya menuju kota Cansil.
"Jadilah nomor 1!" Teriak Ace dari kejauhan.
Friday, November 28, 2008
Part 7 Lulus
"Bukalah kain yang menutupi matamu itu," kata Ace.
"Apa ujian yang akan kau berikan?" tanya Krist sambil melepas kain yang terikat di kepalanya.
"Tunggu sebentar," kata Ace. Lalu dia mengambil sebuah barang di atas rumput dan melemparnya ke arah Krist.
"Wah pedang yang bagus sekali," kata Krist takjub sambil melihat-lihat pedang tersebut.
"Itu adalah pedang yang kugunakan waktu menjadi Hunter. Salah satu pedang terbaik yang pernah ada yang dibuat oleh Pembuat Pedang terbaik, Henshin," kata Ace.
"Lalu apa yang harus kulakukan dengan pedang ini?" tanya Krist.
Ace mengambil sebilah kayu yang ada di atas rumput. "Bertarunglah denganku," kata Ace. "Bila kamu bisa melukaiku satu kali saja, kamu lulus."
"Ayah bercanda? Saya menggunakan pedang tajam, ayah hanya menggunakan kayu, apakah adil?" tanya Ace.
"Hei kau kira siapa yang di depanmu? Yang di depan matamu ini adalah sang Hunter legendaris, Ace Fuego," kata Ace. "Mari kita mulai."
Tiba-tiba Ace langsung maju menyerang Krist. Begitu sampai di depan mata Krist, tiba-tiba Ace hilang dari pandangan.
"Atas!" teriak Krist yang mengetahui kemana Ace menghilang. Ace mencoba memukulkan kayunya secara bertubi-tubi ke arah Krist. Namun Krist berhasil menangkis semuanya. Krist tidak sekalipun mendapat kesempatan untuk menyerang. Krist hanya bisa bertahan dari serangan tak henti Ace.
"Inikah kemampuan ayah?" pikir Krist sambil terus menangkis. "Kuat sekali, apakah aku bisa melukainya? Bukan..apakah aku bisa menyerang kembali? Aliran serangannya tidak bisa dibendung."
"Hahahaha, cuma segini kemampuanmu bocah?" kata Ayah Krist. "Baiklah aku akan meningkatkan seranganku." Kecepatan ayunan kayu Ace semakin cepat, bahkan sudah tidak terlihat oleh mata. Krist mulai kesusahan menahan semua serangannya. Akhirnya Krist terkena ayunan kayu dari Ace. Ia terpental sejauh 2 meter.
"Ahh..kemampuanku sudah menurun, memang gara-gara umur," kata Ace. "Hei bangun! Apa hanya segini kemampuanmu? Sampai kapanpun tidak akan bisa menjadi Hunter."
Lalu Krist bangun dari tanah tempat ia terjatuh. "Bukan begitu, daritadi aku menahan tenagaku, karena takut melukaimu, kukira kamu sudah tua tidak bisa apa-apa lagi, sekarang aku tidak akan menahan lagi. Siap-siap orang tua!" Seru Krist sambil berlari ke arah Ace.
"Tarian Pedang Sabit," kata Krist sambil menyerang. Ia kemudian mengangkat tangan kanannya yang memegang pedang, berancang-ancang untuk menebas Ace dari atas. Ace berusaha menangkisnya, tetapi pedang itu hilang dari tangan kanan Krist.
"Hah? kemana pedangnya menghilang?" pikir Ace. Tiba-tiba tangan kiri Krist datang dari arah bawah mencoba menebas ke arah perut Ace dengan pedangnya.
"Hiattt," teriak Krist. Ketika hampir mengenai perut Ace, sebilah kayu menahan serangan Krist. Ace berhasil menahannya.
"Teknik yang mengagumkan! Tetapi kalau hanya segini masih belum cukup," kata Ace.
"Masih ada lanjutannya!" Teriak Krist. Krist mengayunkan tangan kanan untuk memukul kepala Ace. Namun tangan kiri Ace yang masih bebas, berhasil menahan pukulan Krist.
Dengan cepat Krist melepaskan tangan kirinya dari pedangnya. "Bodoh! Kedua serangan tadi hanyalah perangkap, rasakan pukulanku." kata Krist. Hantaman tangan kiri Krist berhasil mengenai dada Ace. Ace terpental sampai jatuh ke tanah.
"Luar biasa! Pukulannya kuat sekali, meskipun aku tidak terlalu serius, aku yang Hunter legendaris sampai terjatuh di tanah seperti ini, anak ini sudah menjadi kuat," pikir Ace yang terjatuh di tanah.
"Bagaimana ayah? Apakah aku sudah lulus ujian?" tanya Krist.
Kemudian Ace bangkit. "Pukulan lemah seperti itu mana bisa dihitung?"
"Aaaaa! Curang!"
"Hahaha, aku hanya bercanda. Kamu lulus ujian ini," kata Ace sambil tersenyum.
"HORREEEE!" Teriak Krist sambil melompat girang.
"Lalu..lalu..kapan kita bisa mulai latihan kedua? Sekarang? Besok?" tanya Krist semangat.
"Besok kita mulai latihannya, aku sudah lelah," kata Ace. "Ngomong-ngomong, tadi teknik yang bagus."
Hari esokpun tiba. Krist terbangun terlebih dahulu, lalu membangungkan ayahnya
"Ayah, cepat bangun. Mari kita latihan," kata Krist sambil menggoyang-goyangkan tubuh ayahnya.
"Aduh, masih pagi tahu! Dasar anak muda tidak sabaran," kata Ace yang masih ingin melanjutkan tidurnya.
"Apanya yang masih pagi? sekarang sudah pukul 10," kata Krist. Kemudian Ace melihat ke arah jam dinding. "Oiya, hehehe, jadi malu," kata Ace. "Baiklah aku bangun."
Kemudian mereka sarapan terlebih dahulu. Selesai sarapan, mereka keluar ke padang rumput yang kosong.
"Latihan macam apa yang sekarang akan kau berikan?" tanya Krist.
"Tangkap ini," kata Ace sambil melempar sebuah gelang.
"Ini kan..."
"Betul, itu adalah sebuah Bracer," kata Ace menjelaskan. "Sebelum mulai, akan kuberitahu sedikit pengetahuan tentang Bracer dan Mark."
"Ada 1% populasi di dunia ini yang memiliki tanda Mark di tubuhnya. Berarti setiap 100 bayi yang lahir ke dunia, ada 1 bayi yang memiliki potensi mempunyai Mark. Orang yang mempunyai Mark disebut Mark Haver. Mark adalah tanda bahwa seseorang mempunyai kemampuan khusus dan ajaib dibanding manusia lainnya. Kekuatan yang dikeluarkan oleh Mark Haver disebut Mark Power," jelas Ace. "Sampai sini paham?"
"Ya, sedikit banyak saya paham," kata Krist.
"Dan seorang Mark Haver tidak bisa mengeluarkan kekuatannya begitu saja," kata Ace. "Untuk itu mereka membutuhkan alat untuk memanggil keluar kekuatan tersebut. Alat itu disebut Bracer, seperti yang kau pegang saat ini."
"Oh, saya mengerti, jadi yang harus kulakukan hanya memakai alat ini sekarang?" tanya Krist.
"Ya betul sekali, latihan kita kali ini berfokus pada Mark Power mu, sekarang kenakan Bracer-nya," kata Ace.
"Sebelum itu, saya mau bertanya satu hal. Apakah semua Mark Haver ketika memakai Bracer baru terlihat tanda Mark-nya?" tanya Krist.
"Oh, tidak," kata Ace. "Seumur hidup baru kulihat pertama kali dan satu-satunya hanya dirimu yang tanda Mark-nya baru terlihat setelah memakai Bracer. Dan menurut saya, itu sangatlah menguntungkan."
"Maksudnya?"
"Ya, mungkin kamu tidak tahu, harga kepala seorang Mark Haver sangatlah mahal di dunia gelap. Bila para buronan tahu kamu mempunyai Mark, kamu akan terus menjadi sasaran," jelas Ace. "Baiklah mari kita mulai, kenakan Bracer-mu."
Lalu Krist memakai Bracer tersebut di pergelangan tangannya. Tiba-tiba di dahinya keluar tanda Mark berbentuk seperti seekor burung. Setelah itu semburan api tak henti-hentinya keluar dari tangan Krist.
"Wuaaaa, bagaimana cara menghentikan ini?" teriak Krist panik.
"Bila perkiraanku benar, segala sesuatu mempunyai aliran, termasuk Mark Power. Dan yang bisa mengendalikan alirannya hanyalah Mark Haver. Krist, kendalikan alirannya!" perintah Ace.
Kemudian Krist menenangkan diri. Seiring waktu, semburan api itu mengecil, hingga akhirnya menghilang.
"Fiuh, akhirnya menghilang juga," kata Krist. "Untunglah sebelumnya kita sudah berlatih mengendalikan aliran, kalau tidak seluruh hutan ini akan terbakar. Lalu apa yang akan ayah ajari lagi?"
"Sudah tidak ada yang bisa kuajarkan lagi..." Kata Ace.
"Maksudnya?" Tanya Krist kebingungan.
"Ya, seperti yang kau lihat, aku tidak mempunyai Mark sama sekali. Aku tidak tahu bagaimana cara menggunakan, atau meningkatkan kemampuan Mark."
"Jadi, apa yang harus kulakukan sekarang?"
"Berlatihlah sendiri, keluarkan idemu, mungkin untuk pertama, belajarlah mengendalikannya dengan sempurna," kata Ace. "Aku mungkin tidak bisa melatih apa-apa, tetapi aku bisa menjadi lawan tandingmu."
"Tapi, kemampuan ini berbahaya, bisa-bisa kau terbakar."
"Hei, siapa kau pikir yang kau ajak bicara? Ace Fuego, sang Hunter legendaris. Dulu ratusan bahkan ribuan Mark Haver sudah bertekuk lutut di hadapanku," kata Ace.
"Err..baiklah."
"Kamu latihan sendiri, pikirkan apa yang bisa kau lakukan dengan apimu. Bila kau merasa sudah kuat, panggilah aku. Aku akan menjadi lawan tandingmu." Kata Ace. Lalu ia kembali masuk ke dalam rumah.
"Hei ayah, mari kita bertanding," teriak Krist dari luar rumah keesokan harinya.
"Kamu merasa sudah kuat sekarang? Baru 1 hari kamu belajar mengendalikan api-mu, baiklah akan kulayani," kata Ace. Lalu Ace keluar dari rumah menuju padang rumput. Tiba-tiba dari arah depan datang semburan api.
"Hei apa-apaan ini, curang sekali!" teriak Ace sambil menghindar. Tetapi Krist hanya terdiam. Krist terus menyerang dengan semburan apinya yang besar. Ace berhasil menghindari semuanya dengan mudah.
"Kalau hanya begini, butuh waktu ribuan tahun untuk mengenaiku," kata Ace.
"Ck, sepertinya dia masih belum mengerti," pikir Ace. "Baiklah kalau begitu..."
Tiba-tiba Ace menghilang dari pandangan Krist. Lalu Ace muncul di belakang Krist, kemudian melepas Bracer dari tangan Krist. Seketika itu juga api menghilang.
"BODOH!" kata Ace sambil memukul kepala Krist. "Beginilah kalau orang tak punya otak bertarung. Cuma mengeluarkan semua kekuatan tanpa berpikir apa-apa."
"Habis aku tidak tahu apa yang harus kulakukan," kata Krist.
"Baiklah akan kuberi petunjuk," kata Ace. "Pikirkanlah apakah seranganmu itu jarak dekat, menengah atau jauh. Dan pikirkanlah mengenai intensitas dan bentuk."
"Ohhhhh," kata Krist. Lalu ia mulai berpikir dan berpikir. "Sepertinya saya sudah tahu apa yang harus kulakukan."
"Baguslah, sekarang sudah bisa saya tinggal?" tanya Ace. "Ingat, panggil aku hanya bila kau sudah merasa kuat. Awas kalau kamu memanggilku bila masih lemah seperti ini. Oiya, kuberi satu petunjuk lagi. Hubungkan dengan tanda Mark-mu." Kemudian Ace kembali ke rumah.
Hari demi hari berlalu. Krist tak pernah sekalipun memanggil Ace untuk menjadi lawan berlatihnya. sudah lewat 2 tahun, Ace tak pernah dipanggilnya sekalipun. Ace tidak tahu bagaimana kemajuan Krist sekarang. Sampai suatu hari Krist memanggil ayahnya.
"Ayah, cepatlah keluar," kata Krist.
"Baiklah, 2 tahun sudah berlalu, kamu sudah merasa kuat?" kata Ace.
"Kuat atau tidak, ayahlah yang memutuskan," Kata Krist.
"Baiklah ayah sudah siap menjadi lawanmu."
"Aku memanggil ke sini bukan supaya ayah menjadi lawanku, tetapi untuk melihat jurus pamungkasku."
"Jadi menurutmu, jurusmu terlalu berbahaya dan aku tidak sanggup melawannya?" kata Ace merasa dirinya direndahkan.
"Ya, betul sekali," kata Krist. "Sudah jangan marah dahulu, lihatlah saja."
Kemudian Ace merasakan aura yang sangat kuat keluar dari tubuh Krist.
"Mustahil! Latihan macam apa yang dilakukan anak ini selama 2 tahun belakangan? Aura ini besar sekali," pikir Ace.
"Ayah, lihatlah jurus pamungkasku!" teriak Krist. Sesuatu keluar dari tubuh Krist.
"Luar biasa! Mungkin memang benar, jurus ini terlalu berbahaya..." pikir Ace.
Kemudian Krist menghentikan jurusnya. "Bagaimana? Apakah saya sudah lulus?"
"Ya kamu lulus," kata Ace kepada anaknya.
"Horeeee!!" Teriak Krist gembira.
"Tapi jurus itu tidak boleh sering kau gunakan. Jurus itu menguras banyak tenagamu. Bila jurus itu berhasil ditahan musuhmu. Kau sudah tidak bisa bertahan lagi," kata Ace.
"Ya saya tahu itu, sudah saya pikirkan," kata Krist.
"Anak ini sungguh hebat. Mungkin ia akan menjadi Hunter yang melebihiku yang dijuluki legendaris di era-ku," pikir Ace.
"Krist, kamu sudah kuizinkan menjadi seorang Hunter. Entah besok atau kapan, kamu sudah boleh pergi berkelana," kata Ace.
"Apa ujian yang akan kau berikan?" tanya Krist sambil melepas kain yang terikat di kepalanya.
"Tunggu sebentar," kata Ace. Lalu dia mengambil sebuah barang di atas rumput dan melemparnya ke arah Krist.
"Wah pedang yang bagus sekali," kata Krist takjub sambil melihat-lihat pedang tersebut.
"Itu adalah pedang yang kugunakan waktu menjadi Hunter. Salah satu pedang terbaik yang pernah ada yang dibuat oleh Pembuat Pedang terbaik, Henshin," kata Ace.
"Lalu apa yang harus kulakukan dengan pedang ini?" tanya Krist.
Ace mengambil sebilah kayu yang ada di atas rumput. "Bertarunglah denganku," kata Ace. "Bila kamu bisa melukaiku satu kali saja, kamu lulus."
"Ayah bercanda? Saya menggunakan pedang tajam, ayah hanya menggunakan kayu, apakah adil?" tanya Ace.
"Hei kau kira siapa yang di depanmu? Yang di depan matamu ini adalah sang Hunter legendaris, Ace Fuego," kata Ace. "Mari kita mulai."
Tiba-tiba Ace langsung maju menyerang Krist. Begitu sampai di depan mata Krist, tiba-tiba Ace hilang dari pandangan.
"Atas!" teriak Krist yang mengetahui kemana Ace menghilang. Ace mencoba memukulkan kayunya secara bertubi-tubi ke arah Krist. Namun Krist berhasil menangkis semuanya. Krist tidak sekalipun mendapat kesempatan untuk menyerang. Krist hanya bisa bertahan dari serangan tak henti Ace.
"Inikah kemampuan ayah?" pikir Krist sambil terus menangkis. "Kuat sekali, apakah aku bisa melukainya? Bukan..apakah aku bisa menyerang kembali? Aliran serangannya tidak bisa dibendung."
"Hahahaha, cuma segini kemampuanmu bocah?" kata Ayah Krist. "Baiklah aku akan meningkatkan seranganku." Kecepatan ayunan kayu Ace semakin cepat, bahkan sudah tidak terlihat oleh mata. Krist mulai kesusahan menahan semua serangannya. Akhirnya Krist terkena ayunan kayu dari Ace. Ia terpental sejauh 2 meter.
"Ahh..kemampuanku sudah menurun, memang gara-gara umur," kata Ace. "Hei bangun! Apa hanya segini kemampuanmu? Sampai kapanpun tidak akan bisa menjadi Hunter."
Lalu Krist bangun dari tanah tempat ia terjatuh. "Bukan begitu, daritadi aku menahan tenagaku, karena takut melukaimu, kukira kamu sudah tua tidak bisa apa-apa lagi, sekarang aku tidak akan menahan lagi. Siap-siap orang tua!" Seru Krist sambil berlari ke arah Ace.
"Tarian Pedang Sabit," kata Krist sambil menyerang. Ia kemudian mengangkat tangan kanannya yang memegang pedang, berancang-ancang untuk menebas Ace dari atas. Ace berusaha menangkisnya, tetapi pedang itu hilang dari tangan kanan Krist.
"Hah? kemana pedangnya menghilang?" pikir Ace. Tiba-tiba tangan kiri Krist datang dari arah bawah mencoba menebas ke arah perut Ace dengan pedangnya.
"Hiattt," teriak Krist. Ketika hampir mengenai perut Ace, sebilah kayu menahan serangan Krist. Ace berhasil menahannya.
"Teknik yang mengagumkan! Tetapi kalau hanya segini masih belum cukup," kata Ace.
"Masih ada lanjutannya!" Teriak Krist. Krist mengayunkan tangan kanan untuk memukul kepala Ace. Namun tangan kiri Ace yang masih bebas, berhasil menahan pukulan Krist.
Dengan cepat Krist melepaskan tangan kirinya dari pedangnya. "Bodoh! Kedua serangan tadi hanyalah perangkap, rasakan pukulanku." kata Krist. Hantaman tangan kiri Krist berhasil mengenai dada Ace. Ace terpental sampai jatuh ke tanah.
"Luar biasa! Pukulannya kuat sekali, meskipun aku tidak terlalu serius, aku yang Hunter legendaris sampai terjatuh di tanah seperti ini, anak ini sudah menjadi kuat," pikir Ace yang terjatuh di tanah.
"Bagaimana ayah? Apakah aku sudah lulus ujian?" tanya Krist.
Kemudian Ace bangkit. "Pukulan lemah seperti itu mana bisa dihitung?"
"Aaaaa! Curang!"
"Hahaha, aku hanya bercanda. Kamu lulus ujian ini," kata Ace sambil tersenyum.
"HORREEEE!" Teriak Krist sambil melompat girang.
"Lalu..lalu..kapan kita bisa mulai latihan kedua? Sekarang? Besok?" tanya Krist semangat.
"Besok kita mulai latihannya, aku sudah lelah," kata Ace. "Ngomong-ngomong, tadi teknik yang bagus."
Hari esokpun tiba. Krist terbangun terlebih dahulu, lalu membangungkan ayahnya
"Ayah, cepat bangun. Mari kita latihan," kata Krist sambil menggoyang-goyangkan tubuh ayahnya.
"Aduh, masih pagi tahu! Dasar anak muda tidak sabaran," kata Ace yang masih ingin melanjutkan tidurnya.
"Apanya yang masih pagi? sekarang sudah pukul 10," kata Krist. Kemudian Ace melihat ke arah jam dinding. "Oiya, hehehe, jadi malu," kata Ace. "Baiklah aku bangun."
Kemudian mereka sarapan terlebih dahulu. Selesai sarapan, mereka keluar ke padang rumput yang kosong.
"Latihan macam apa yang sekarang akan kau berikan?" tanya Krist.
"Tangkap ini," kata Ace sambil melempar sebuah gelang.
"Ini kan..."
"Betul, itu adalah sebuah Bracer," kata Ace menjelaskan. "Sebelum mulai, akan kuberitahu sedikit pengetahuan tentang Bracer dan Mark."
"Ada 1% populasi di dunia ini yang memiliki tanda Mark di tubuhnya. Berarti setiap 100 bayi yang lahir ke dunia, ada 1 bayi yang memiliki potensi mempunyai Mark. Orang yang mempunyai Mark disebut Mark Haver. Mark adalah tanda bahwa seseorang mempunyai kemampuan khusus dan ajaib dibanding manusia lainnya. Kekuatan yang dikeluarkan oleh Mark Haver disebut Mark Power," jelas Ace. "Sampai sini paham?"
"Ya, sedikit banyak saya paham," kata Krist.
"Dan seorang Mark Haver tidak bisa mengeluarkan kekuatannya begitu saja," kata Ace. "Untuk itu mereka membutuhkan alat untuk memanggil keluar kekuatan tersebut. Alat itu disebut Bracer, seperti yang kau pegang saat ini."
"Oh, saya mengerti, jadi yang harus kulakukan hanya memakai alat ini sekarang?" tanya Krist.
"Ya betul sekali, latihan kita kali ini berfokus pada Mark Power mu, sekarang kenakan Bracer-nya," kata Ace.
"Sebelum itu, saya mau bertanya satu hal. Apakah semua Mark Haver ketika memakai Bracer baru terlihat tanda Mark-nya?" tanya Krist.
"Oh, tidak," kata Ace. "Seumur hidup baru kulihat pertama kali dan satu-satunya hanya dirimu yang tanda Mark-nya baru terlihat setelah memakai Bracer. Dan menurut saya, itu sangatlah menguntungkan."
"Maksudnya?"
"Ya, mungkin kamu tidak tahu, harga kepala seorang Mark Haver sangatlah mahal di dunia gelap. Bila para buronan tahu kamu mempunyai Mark, kamu akan terus menjadi sasaran," jelas Ace. "Baiklah mari kita mulai, kenakan Bracer-mu."
Lalu Krist memakai Bracer tersebut di pergelangan tangannya. Tiba-tiba di dahinya keluar tanda Mark berbentuk seperti seekor burung. Setelah itu semburan api tak henti-hentinya keluar dari tangan Krist.
"Wuaaaa, bagaimana cara menghentikan ini?" teriak Krist panik.
"Bila perkiraanku benar, segala sesuatu mempunyai aliran, termasuk Mark Power. Dan yang bisa mengendalikan alirannya hanyalah Mark Haver. Krist, kendalikan alirannya!" perintah Ace.
Kemudian Krist menenangkan diri. Seiring waktu, semburan api itu mengecil, hingga akhirnya menghilang.
"Fiuh, akhirnya menghilang juga," kata Krist. "Untunglah sebelumnya kita sudah berlatih mengendalikan aliran, kalau tidak seluruh hutan ini akan terbakar. Lalu apa yang akan ayah ajari lagi?"
"Sudah tidak ada yang bisa kuajarkan lagi..." Kata Ace.
"Maksudnya?" Tanya Krist kebingungan.
"Ya, seperti yang kau lihat, aku tidak mempunyai Mark sama sekali. Aku tidak tahu bagaimana cara menggunakan, atau meningkatkan kemampuan Mark."
"Jadi, apa yang harus kulakukan sekarang?"
"Berlatihlah sendiri, keluarkan idemu, mungkin untuk pertama, belajarlah mengendalikannya dengan sempurna," kata Ace. "Aku mungkin tidak bisa melatih apa-apa, tetapi aku bisa menjadi lawan tandingmu."
"Tapi, kemampuan ini berbahaya, bisa-bisa kau terbakar."
"Hei, siapa kau pikir yang kau ajak bicara? Ace Fuego, sang Hunter legendaris. Dulu ratusan bahkan ribuan Mark Haver sudah bertekuk lutut di hadapanku," kata Ace.
"Err..baiklah."
"Kamu latihan sendiri, pikirkan apa yang bisa kau lakukan dengan apimu. Bila kau merasa sudah kuat, panggilah aku. Aku akan menjadi lawan tandingmu." Kata Ace. Lalu ia kembali masuk ke dalam rumah.
"Hei ayah, mari kita bertanding," teriak Krist dari luar rumah keesokan harinya.
"Kamu merasa sudah kuat sekarang? Baru 1 hari kamu belajar mengendalikan api-mu, baiklah akan kulayani," kata Ace. Lalu Ace keluar dari rumah menuju padang rumput. Tiba-tiba dari arah depan datang semburan api.
"Hei apa-apaan ini, curang sekali!" teriak Ace sambil menghindar. Tetapi Krist hanya terdiam. Krist terus menyerang dengan semburan apinya yang besar. Ace berhasil menghindari semuanya dengan mudah.
"Kalau hanya begini, butuh waktu ribuan tahun untuk mengenaiku," kata Ace.
"Ck, sepertinya dia masih belum mengerti," pikir Ace. "Baiklah kalau begitu..."
Tiba-tiba Ace menghilang dari pandangan Krist. Lalu Ace muncul di belakang Krist, kemudian melepas Bracer dari tangan Krist. Seketika itu juga api menghilang.
"BODOH!" kata Ace sambil memukul kepala Krist. "Beginilah kalau orang tak punya otak bertarung. Cuma mengeluarkan semua kekuatan tanpa berpikir apa-apa."
"Habis aku tidak tahu apa yang harus kulakukan," kata Krist.
"Baiklah akan kuberi petunjuk," kata Ace. "Pikirkanlah apakah seranganmu itu jarak dekat, menengah atau jauh. Dan pikirkanlah mengenai intensitas dan bentuk."
"Ohhhhh," kata Krist. Lalu ia mulai berpikir dan berpikir. "Sepertinya saya sudah tahu apa yang harus kulakukan."
"Baguslah, sekarang sudah bisa saya tinggal?" tanya Ace. "Ingat, panggil aku hanya bila kau sudah merasa kuat. Awas kalau kamu memanggilku bila masih lemah seperti ini. Oiya, kuberi satu petunjuk lagi. Hubungkan dengan tanda Mark-mu." Kemudian Ace kembali ke rumah.
Hari demi hari berlalu. Krist tak pernah sekalipun memanggil Ace untuk menjadi lawan berlatihnya. sudah lewat 2 tahun, Ace tak pernah dipanggilnya sekalipun. Ace tidak tahu bagaimana kemajuan Krist sekarang. Sampai suatu hari Krist memanggil ayahnya.
"Ayah, cepatlah keluar," kata Krist.
"Baiklah, 2 tahun sudah berlalu, kamu sudah merasa kuat?" kata Ace.
"Kuat atau tidak, ayahlah yang memutuskan," Kata Krist.
"Baiklah ayah sudah siap menjadi lawanmu."
"Aku memanggil ke sini bukan supaya ayah menjadi lawanku, tetapi untuk melihat jurus pamungkasku."
"Jadi menurutmu, jurusmu terlalu berbahaya dan aku tidak sanggup melawannya?" kata Ace merasa dirinya direndahkan.
"Ya, betul sekali," kata Krist. "Sudah jangan marah dahulu, lihatlah saja."
Kemudian Ace merasakan aura yang sangat kuat keluar dari tubuh Krist.
"Mustahil! Latihan macam apa yang dilakukan anak ini selama 2 tahun belakangan? Aura ini besar sekali," pikir Ace.
"Ayah, lihatlah jurus pamungkasku!" teriak Krist. Sesuatu keluar dari tubuh Krist.
"Luar biasa! Mungkin memang benar, jurus ini terlalu berbahaya..." pikir Ace.
Kemudian Krist menghentikan jurusnya. "Bagaimana? Apakah saya sudah lulus?"
"Ya kamu lulus," kata Ace kepada anaknya.
"Horeeee!!" Teriak Krist gembira.
"Tapi jurus itu tidak boleh sering kau gunakan. Jurus itu menguras banyak tenagamu. Bila jurus itu berhasil ditahan musuhmu. Kau sudah tidak bisa bertahan lagi," kata Ace.
"Ya saya tahu itu, sudah saya pikirkan," kata Krist.
"Anak ini sungguh hebat. Mungkin ia akan menjadi Hunter yang melebihiku yang dijuluki legendaris di era-ku," pikir Ace.
"Krist, kamu sudah kuizinkan menjadi seorang Hunter. Entah besok atau kapan, kamu sudah boleh pergi berkelana," kata Ace.
Thursday, November 27, 2008
Part 6 Latihan Dimulai
"Hei, cepat kamu keluar," teriak Ace dari luar rumah.
"Sabarrr, aku belum selesai makan," teriak Krist dari dalam rumah.
"Cepat, aku sudah menunggumu sampai tua, tahu!" teriak Ace lagi.
Setelah beberapa saat, Krist keluar dari rumah. "Ikut saya," kata Ace sambil berjalan.
Mereka tiba di tanah kosong di sebelah hutan. "Hari ini kita mulai latihan, aku akan mengajarmu semua teknik dari dasar sampai teknik tingkat tinggi. Untuk itu, akan memakan waktu bertahun-tahun dan latihan yang sangat berat. Kalau ingin mundur, sekaranglah saatnya," kata Ace kepada Krist.
"Aku sudah siap," kata Krist dengan sangat mantap.
"Baiklah, sebelum latihan, ada beberapa hal yang ingin kutanyakan kepadamu," kata Ace. "Kenapa kamu ingin menjadi seorang Hunter?"
Krist terdiam sejenak, lalu menjawab, "aku ingin menjadi Hunter yang hebat..err..bukan itu...aku ingin menjadi Hunter no 1!"
"Resolusi yang bagus! Apa kamu tahu apa hal yang paling penting bila kamu mau menjadi seorang Hunter?" tanya Ace.
"Tentu saja aku harus menjadi kuat, kalau tidak, akan mati di perjalanan," kata Krist.
"Tentu saja kamu harus menjadi kuat, tetapi bukan karena untuk supaya bertahan hidup di perjalanan," jelas Ace.
"Maksudnya?" tanya Krist bingung.
"Seorang Hunter tidak akan bisa sendirian, ia harus mempunyai rekan satu tim. Sebagai contohnya, seorang Hunter tidak akan bisa berpergian tanpa seorang transporter," jelas Ace, "Kau harus menjadi kuat...bukan hanya kuat..tetapi sangat kuat, bukan untuk melindungi diri sendiri, tetapi untuk melindungi rekan satu tim-mu. Bila kau tidak kuat, percuma saja. Kamu akan melihat teman-temanmu meninggal satu demi satu di depan matamu. Apa kau mengerti?"
"Ya! aku mengerti," jawab Krist dengan tegas.
"Baguslah bila mengerti, apa kau ingin jadi kuat? menjadi seorang Hunter yang bisa melindungi temanmu?" tanya Ace.
"Ya, aku ingin jadi kuat," jawab Krist.
"Apa kau ingin jadi kuat?" tanya ayahnya memastikan lagi.
"YA! AKU INGIN JADI KUAT!" teriak Krist dengan sangat keras.
"Itulah semangat yang kuinginkan. Sekarang kita bisa mulai latihan. Pertahankan semangatmu," kata Ace.
"Latihan akan terbagi 2 macam," jelas Ace. "1 macam latihan saja bisa makan waktu bertahun-tahun, bila yang pertama sudah terlewati, kita akan memasuki latihan yang kedua." Ace melanjutkan penjelasannya, "kamu akan kuizinkan berkelana sebagai seorang Hunter bila memenuhi syarat yang kutentukan. Bila kau tidak pernah memenuhi syarat itu, kamu tidak akan kubiarkan pergi. Tak peduli makan beberapa tahun, bila tidak berhasil lolos ujian yang kuberikan, kamu tidak akan menjadi Hunter, mengerti?"
"YA! AKU MENGERTI!" teriak Krist lagi.
"Kita mulai sesi latihan kita yang pertama sekarang," kata ayahnya Krist.
"Latihan pertama ini bertujuan meningkatkan kemampuan bertarung seorang Hunter. dari teknik dasar menghindar, bertahan, dan menyerang. Fisikmu akan ditempa di latihan ini," jelas Ace.
"Kamu tahu apa yang mendasari kehidupan di dunia ini?" tanya Ace kepada Krist.
"Errrr..tidak tahu," jawab Krist.
"BODOHHHHH!" teriak Ace sambil memukul kepala Krist.
"Aduhhh, kenapa sih ayah selalu memukul kepalaku sambil berteriak 'bodohhhh' seperti itu?" kata Krist sambil memegang kepalanya yang habis dipukul.
"Karena kamu memank bodoh hahahaha," tawa ayahnya. "Hanya reflek...."
"Reflek yang aneh..." gerutu Krist.
"Baiklah akan saya jelaskan, yang mendasari kehidupan adalah aliran. Segala sesuatu mempunyai aliran. Aliran waktu, aliran air, aliran energi, dan masih banyak lagi. Aliran merupakan hal dasar kehidupan. Bila tidak ada aliran, sesuatu tersebut mati," jelas Ace.
"Lalu apa hubungannya dengan bertarung?" tanya Krist kebingungan.
"Sudah kubilan kan anak bodoh, SEGALA SESUATU punya aliran. Termasuk pertarungan," kata Ace.
"Jadi...??" tanya Krist dengan kebingungan.
"Dalam pertarungan, PASTI ada aliran. Bila kamu bisa membaca aliran tersebut, pertarungan itu kamu yang memenangkannya," jelas ayahnya. "Karena itu latihan kita kali ini, adalah bagaimana membaca aliran tersebut sekaligus menguasainya menjadi milikmu. Baca aliran musuh, ambil sebagai punyamu, kemungkinan untuk menang adalah 100%."
"WOWWW! benarkah itu?" tanya Krist dengan penuh antusias.
"Sekarang akan kuberi tahu cara menguasai aliran," kata Ace. Lalu Ace mengeluarkan sesuatu dari sakunya. "Pakai ini di matamu," kata Ace sambil menyerahkan selembar kain.
"Maksudnya?" tanya Krist kebingungan.
"Kamu benar-benar bodoh ya. Untuk membaca aliran, tidak hanya bisa dengan mata. Kamu harus merasakannya dengan seluruh tubuhmu. Ayo cepat tutupi mata, latihan tidak mulai-mulai," kata Ace.
"Iya akan saya pakai sekarang," kata Krist. Ketika akan memakainya, Krist tiba-tiba bertanya, "Ayah, bila latihan ini selesai, apa latihan selanjutnya?" tanya Krist.
"Tidak perlu tahu, kalau kamu yang pertama tidak lewat, tidak akan ada yang kedua," jelas Ayahnya. Lalu Krist mengikat kain tersebut di kepalanya sehingga ia tidak bisa melihat apapun.
"Ayahhh, gelapppp," teriak Krist.
"Terlihat gelap karena kamu melihat dengan matamu, rasakan dengan tubuhmu, rasakan aliran di sekelilingmu. Dengan begitu kamu akan bisa melihat lebih dari yang dilihat matamu," kata Ace. "Kamu akan belajar teknik dasar menghindar, bertahan dan menyerang dengan keadaan mata tertutup seperti itu."
"Sekarang saya akan coba memukulmu ya," kata Ace. Lalu ia mengayunkan tangannya ke arah tubuh Krist. "Aduhh! sakit ayah. Kenapa memukul? aku kan tidak bisa melihat apa-apa." Kata Krist sambil memegang perutnya.
"Kenapa selalu ingin melihat dengan mata? cobalah tenangkan dirimu. Jangan panik. Tarik nafas dalam-dalam. Kosongkan pikiran, rasakan aliran yang di sekitar" kata ayahnya. Krist mengikuti perkataan ayahnya. Ia mencoba menenangkan diri.
"Bagus, anak ini menjadi tenang sekarang. Kulihat aliran energi yang keluar dari anak ini sudah teratur," kata Ace. "Akan coba kupukul."
Lalu Ace mengayunkan pukulannya ke arah perut Krist. Hampir saja perut Krist terpukul, tiba-tiba tangan Krist bergerak lalu menepis tangan Ace.
"Luar biasa! anak ini baru kuajari sekali. Langsung bisa membaca aliran energi. Mungkin masih belum terlalu bisa, tapi ini sangat cepat sekali. Mungkinkah ia mempunyai bakat alami?" pikir Ace.
"Wahh saya bisa menahan pukulan ayah, fiuhhhh," kata Krist sambil menyeka keringatnya.
"Apa yang kau rasakan ketika aku hendak memukulmu nak?" tanya Ace kepada anaknya.
"Entahlah, semuanya terlihat gelap, tetapi aku merasa ada yang datang dari arah depan, spontan aku menggerakan tanganku," jelas Krist.
"Baiklah mari kita lanjutkan latihan kita lagi, siap-siaplah menerima pukulanku," kata Ace sambil memasang kuda-kuda.
"Okeeee," teriak Krist.
Hari-hari berlalu dengan latihan yang keras setiap harinya. Krist sangat menikmati waktu-waktu latihannya. Tak pernah merasa bosan ataupun malas sekalipun. Sepanjang Ace melatih Krist, Ace merasa bahwa Krist mempunyai bakat yang luar biasa. Seperti sebuah batu kristal indah yang belum diasah. Ace berpikir bila Krist menjadi seorang Hunter, pastilah ia termasuk Hunter tingkat teratas.
Tak terasa sudah 6 tahun berlalu sejak saat itu. Krist tumbuh menjadi pemuda yang gagah. Ia kini berumur 16 tahun. "Siap-siap menerima pukulanku," kata Ace.
Lalu Ace mulai mengayunkan pukulan-pukulannya ke arah Krist. Krist dengan mata tertutup dengan mudah menangkis semua pukulan dari Ace hanya dengan 1 tangan.
"Hebat juga kamu Krist," kata Ace sambil terus mengayunkan tangannya ke arah Krist.
"Tentu!" jawab Krist sambil menahan pukulan Ace.
"Kau sudah bisa melihat sekarang?" tanya Ace.
"Dengan latihan melihat aliran, saya seperti melihat 360 drajat, semua aliran energi di sekitar bisa kubaca," jawab Krist sambil terus menangkis pukulan ayahnya.
Lalu Ace menghentikan pukulannya. "Kenapa berhenti?" tanya Krist.
"Sekarang kita mulai ujian untuk melewati latihan ini, bila kamu lolos, kita bisa mulai latihan yang ke 2," kata Ace.
"Sabarrr, aku belum selesai makan," teriak Krist dari dalam rumah.
"Cepat, aku sudah menunggumu sampai tua, tahu!" teriak Ace lagi.
Setelah beberapa saat, Krist keluar dari rumah. "Ikut saya," kata Ace sambil berjalan.
Mereka tiba di tanah kosong di sebelah hutan. "Hari ini kita mulai latihan, aku akan mengajarmu semua teknik dari dasar sampai teknik tingkat tinggi. Untuk itu, akan memakan waktu bertahun-tahun dan latihan yang sangat berat. Kalau ingin mundur, sekaranglah saatnya," kata Ace kepada Krist.
"Aku sudah siap," kata Krist dengan sangat mantap.
"Baiklah, sebelum latihan, ada beberapa hal yang ingin kutanyakan kepadamu," kata Ace. "Kenapa kamu ingin menjadi seorang Hunter?"
Krist terdiam sejenak, lalu menjawab, "aku ingin menjadi Hunter yang hebat..err..bukan itu...aku ingin menjadi Hunter no 1!"
"Resolusi yang bagus! Apa kamu tahu apa hal yang paling penting bila kamu mau menjadi seorang Hunter?" tanya Ace.
"Tentu saja aku harus menjadi kuat, kalau tidak, akan mati di perjalanan," kata Krist.
"Tentu saja kamu harus menjadi kuat, tetapi bukan karena untuk supaya bertahan hidup di perjalanan," jelas Ace.
"Maksudnya?" tanya Krist bingung.
"Seorang Hunter tidak akan bisa sendirian, ia harus mempunyai rekan satu tim. Sebagai contohnya, seorang Hunter tidak akan bisa berpergian tanpa seorang transporter," jelas Ace, "Kau harus menjadi kuat...bukan hanya kuat..tetapi sangat kuat, bukan untuk melindungi diri sendiri, tetapi untuk melindungi rekan satu tim-mu. Bila kau tidak kuat, percuma saja. Kamu akan melihat teman-temanmu meninggal satu demi satu di depan matamu. Apa kau mengerti?"
"Ya! aku mengerti," jawab Krist dengan tegas.
"Baguslah bila mengerti, apa kau ingin jadi kuat? menjadi seorang Hunter yang bisa melindungi temanmu?" tanya Ace.
"Ya, aku ingin jadi kuat," jawab Krist.
"Apa kau ingin jadi kuat?" tanya ayahnya memastikan lagi.
"YA! AKU INGIN JADI KUAT!" teriak Krist dengan sangat keras.
"Itulah semangat yang kuinginkan. Sekarang kita bisa mulai latihan. Pertahankan semangatmu," kata Ace.
"Latihan akan terbagi 2 macam," jelas Ace. "1 macam latihan saja bisa makan waktu bertahun-tahun, bila yang pertama sudah terlewati, kita akan memasuki latihan yang kedua." Ace melanjutkan penjelasannya, "kamu akan kuizinkan berkelana sebagai seorang Hunter bila memenuhi syarat yang kutentukan. Bila kau tidak pernah memenuhi syarat itu, kamu tidak akan kubiarkan pergi. Tak peduli makan beberapa tahun, bila tidak berhasil lolos ujian yang kuberikan, kamu tidak akan menjadi Hunter, mengerti?"
"YA! AKU MENGERTI!" teriak Krist lagi.
"Kita mulai sesi latihan kita yang pertama sekarang," kata ayahnya Krist.
"Latihan pertama ini bertujuan meningkatkan kemampuan bertarung seorang Hunter. dari teknik dasar menghindar, bertahan, dan menyerang. Fisikmu akan ditempa di latihan ini," jelas Ace.
"Kamu tahu apa yang mendasari kehidupan di dunia ini?" tanya Ace kepada Krist.
"Errrr..tidak tahu," jawab Krist.
"BODOHHHHH!" teriak Ace sambil memukul kepala Krist.
"Aduhhh, kenapa sih ayah selalu memukul kepalaku sambil berteriak 'bodohhhh' seperti itu?" kata Krist sambil memegang kepalanya yang habis dipukul.
"Karena kamu memank bodoh hahahaha," tawa ayahnya. "Hanya reflek...."
"Reflek yang aneh..." gerutu Krist.
"Baiklah akan saya jelaskan, yang mendasari kehidupan adalah aliran. Segala sesuatu mempunyai aliran. Aliran waktu, aliran air, aliran energi, dan masih banyak lagi. Aliran merupakan hal dasar kehidupan. Bila tidak ada aliran, sesuatu tersebut mati," jelas Ace.
"Lalu apa hubungannya dengan bertarung?" tanya Krist kebingungan.
"Sudah kubilan kan anak bodoh, SEGALA SESUATU punya aliran. Termasuk pertarungan," kata Ace.
"Jadi...??" tanya Krist dengan kebingungan.
"Dalam pertarungan, PASTI ada aliran. Bila kamu bisa membaca aliran tersebut, pertarungan itu kamu yang memenangkannya," jelas ayahnya. "Karena itu latihan kita kali ini, adalah bagaimana membaca aliran tersebut sekaligus menguasainya menjadi milikmu. Baca aliran musuh, ambil sebagai punyamu, kemungkinan untuk menang adalah 100%."
"WOWWW! benarkah itu?" tanya Krist dengan penuh antusias.
"Sekarang akan kuberi tahu cara menguasai aliran," kata Ace. Lalu Ace mengeluarkan sesuatu dari sakunya. "Pakai ini di matamu," kata Ace sambil menyerahkan selembar kain.
"Maksudnya?" tanya Krist kebingungan.
"Kamu benar-benar bodoh ya. Untuk membaca aliran, tidak hanya bisa dengan mata. Kamu harus merasakannya dengan seluruh tubuhmu. Ayo cepat tutupi mata, latihan tidak mulai-mulai," kata Ace.
"Iya akan saya pakai sekarang," kata Krist. Ketika akan memakainya, Krist tiba-tiba bertanya, "Ayah, bila latihan ini selesai, apa latihan selanjutnya?" tanya Krist.
"Tidak perlu tahu, kalau kamu yang pertama tidak lewat, tidak akan ada yang kedua," jelas Ayahnya. Lalu Krist mengikat kain tersebut di kepalanya sehingga ia tidak bisa melihat apapun.
"Ayahhh, gelapppp," teriak Krist.
"Terlihat gelap karena kamu melihat dengan matamu, rasakan dengan tubuhmu, rasakan aliran di sekelilingmu. Dengan begitu kamu akan bisa melihat lebih dari yang dilihat matamu," kata Ace. "Kamu akan belajar teknik dasar menghindar, bertahan dan menyerang dengan keadaan mata tertutup seperti itu."
"Sekarang saya akan coba memukulmu ya," kata Ace. Lalu ia mengayunkan tangannya ke arah tubuh Krist. "Aduhh! sakit ayah. Kenapa memukul? aku kan tidak bisa melihat apa-apa." Kata Krist sambil memegang perutnya.
"Kenapa selalu ingin melihat dengan mata? cobalah tenangkan dirimu. Jangan panik. Tarik nafas dalam-dalam. Kosongkan pikiran, rasakan aliran yang di sekitar" kata ayahnya. Krist mengikuti perkataan ayahnya. Ia mencoba menenangkan diri.
"Bagus, anak ini menjadi tenang sekarang. Kulihat aliran energi yang keluar dari anak ini sudah teratur," kata Ace. "Akan coba kupukul."
Lalu Ace mengayunkan pukulannya ke arah perut Krist. Hampir saja perut Krist terpukul, tiba-tiba tangan Krist bergerak lalu menepis tangan Ace.
"Luar biasa! anak ini baru kuajari sekali. Langsung bisa membaca aliran energi. Mungkin masih belum terlalu bisa, tapi ini sangat cepat sekali. Mungkinkah ia mempunyai bakat alami?" pikir Ace.
"Wahh saya bisa menahan pukulan ayah, fiuhhhh," kata Krist sambil menyeka keringatnya.
"Apa yang kau rasakan ketika aku hendak memukulmu nak?" tanya Ace kepada anaknya.
"Entahlah, semuanya terlihat gelap, tetapi aku merasa ada yang datang dari arah depan, spontan aku menggerakan tanganku," jelas Krist.
"Baiklah mari kita lanjutkan latihan kita lagi, siap-siaplah menerima pukulanku," kata Ace sambil memasang kuda-kuda.
"Okeeee," teriak Krist.
Hari-hari berlalu dengan latihan yang keras setiap harinya. Krist sangat menikmati waktu-waktu latihannya. Tak pernah merasa bosan ataupun malas sekalipun. Sepanjang Ace melatih Krist, Ace merasa bahwa Krist mempunyai bakat yang luar biasa. Seperti sebuah batu kristal indah yang belum diasah. Ace berpikir bila Krist menjadi seorang Hunter, pastilah ia termasuk Hunter tingkat teratas.
Tak terasa sudah 6 tahun berlalu sejak saat itu. Krist tumbuh menjadi pemuda yang gagah. Ia kini berumur 16 tahun. "Siap-siap menerima pukulanku," kata Ace.
Lalu Ace mulai mengayunkan pukulan-pukulannya ke arah Krist. Krist dengan mata tertutup dengan mudah menangkis semua pukulan dari Ace hanya dengan 1 tangan.
"Hebat juga kamu Krist," kata Ace sambil terus mengayunkan tangannya ke arah Krist.
"Tentu!" jawab Krist sambil menahan pukulan Ace.
"Kau sudah bisa melihat sekarang?" tanya Ace.
"Dengan latihan melihat aliran, saya seperti melihat 360 drajat, semua aliran energi di sekitar bisa kubaca," jawab Krist sambil terus menangkis pukulan ayahnya.
Lalu Ace menghentikan pukulannya. "Kenapa berhenti?" tanya Krist.
"Sekarang kita mulai ujian untuk melewati latihan ini, bila kamu lolos, kita bisa mulai latihan yang ke 2," kata Ace.
Wednesday, November 26, 2008
Part 5 Api
Ace menggendong Krist yang pingsan untuk dibawa pulang ke rumah. "3 orang bodoh itu sudah kabur," kata Ace kepada dirinya sendiri ketika melihat tidak ada siapa-siapa di sekitar rumah. Kemudian Ace masuk ke dalam rumah.
Ace meletakkan tubuh Krist di atas ranjang. Ia melepas Bracer yang ada di tangan Krist, dan melepas pakaian Krist. Kemudian Ace mengambil obat-obatan di atas lemari untuk mengobati luka anaknya.
Selesai mengobati, ia menaruh kembali obat-obatan ke atas lemari. Lalu ia mengambil baju Krist yang sudah robek di berbagai tempat. Ace melihat sesuatu di dalam kantong Krist, lalu mengambilnya. "Foto ini kan...", ia melihat foto itu lalu melihat ke arah Krist. "Hei Krist, apa yang kau lakukan di dalam gudang sana? bagaimana mungkin bisa terbakar? Apakah ada kemampuan magis di dalam tubuhmu? Tapi tidak kulihat 1 pun tanda Mark di tubuhmu. Mustahil," kata Ace kepada Krist yang masih pingsan.
Ketika menjelang sore, Krist terbangun. "Ahhhh," seru Krist kesakitan.
"Nak, jangan bangun dahulu, kamu perlu istirahat," Kata Ayahnya.
"Ayah, sebenarnya apa yang terjadi? Terakhir kuingat aku memakai sebuah gelang emas, tiba-tiba saja gudang itu terbakar," seru Krist panik.
Ayahnya hanya terdiam, lalu tersenyum kecil, "kamu istirahat saja ya Krist."
"Ayah, 1 hal," kata Krist tiba-tiba. "Apa itu anakku?" tanya Ace. "Sudah kupikirkan matang-matang, aku tetap ingin menjadi Hunter..bukan...aku ingin menjadi Hunter nomor 1!" seru Krist dengan tatapan mata yang tajam. Ayahnya terdiam sejenak. "Sudahlah, istirahat saja," kata ayahnya.
"Tapi aku tetap ingin menjadi Hun..."
"Kalau kamu tidak istirahat dari sekarang, kapan bisa mulai latihannya?" kata Ace.
"Jadi...ayah setuju?" tanya Krist.
"Istirahat ya," kata Ace sambil tersenyum kepada Krist.
"Okeee, aku akan istirahat dengan baik!!" lalu Krist kembali ke dalam posisi tidur dengan hati yang gembira.
Seminggu sudah terlewati semenjak kejadian tersebut. Pagi-pagi sekali Krist sudah terbangun dari tidurnya, lalu keluar rumah dan berlatih. Ayahnya yang mendengar suara berisik menjadi terbangun, lalu iapun keluar rumah. "Hei, pagi-pagi sudah berisik, mentang-mentang sudah sembuh. Tahu begitu kamu sakit lagi saja, dunia aman dan nyaman," canda ayahnya. "Berisik! tidak lihat aku sedang latihan," teriak Krist sambil terus memukul ke udara. "Begitu yang kamu sebut latihan..pff..hahahahahaha," tawa Ace terpingkal-pingkal. Krist berhenti memukul-mukul udara. "Apanya yang lucu?" tanya Krist geram.
"Hei nak, mari kesini, aku mau membicarakan sesuatu kepadamu," kata Ace sambil melambai-lambaikan tangannya.
"Ada apa sih?" tanya Krist kecil sambil berjalan ke arah ayahnya.
"Kamu mau tahu mengapa tiba-tiba ayah mengizinkanmu menjadi Hunter?" tanya ayahnya.
"Memang gara-gara apa? Bukannya gara-gara aku tidak menyerah meminta kepada ayah?" tanya Ace.
"GOBLOKKKK!" seru Ace sambil memukul kepala Krist.
"Aduhhh, sakit tahu!" kata Krist sambil memegang kepalanya.
"Bukan itu alasannya, kalau kamu cuma meminta begitu, sampai ayah mati hidup lagi juga tidak akan kuberi izin." kata Ace.
"Lalu kenapa?" tanya Krist yang masih memegang kepalanya.
"Dengarlah baik-baik, sini aku bisikkkan, dekatkan telingamu," kata Ace. Lalu Krist mendekatkan telinganya, kemudian Ace membisikkan sesuatu kepadanya.
"HAHHHHH!!!APAAAA??" teriak Krist tiba-tiba.
"WAAAAAAA," teriak Ace kaget. "Kamu jangan tiba-tiba teriak gitu donk, aku kan jadi kaget.
"Ayah BODOHHH!" seru Krist sambil memukul kepala ayahnya. "Apa maksudnya ayah cuma berkata pst..pst..pstt...tidak ada artinya tahu."
"Hahahaha, ayah cuma bercanda tahu!" kata Ace sambil memegang kepalanya."Kamu tunggulah di sini sebentar."
Lalu ayahnya masuk ke dalam rumah.
Setelah beberapa saat, ayahnya keluar lagi sambil membawa sesuatu. "Apa itu ayah?" tanya Krist. "Ohh, itu gelang yang kutemukan di gudang kemarin."
"Kamu tahu gelang apakah ini Krist?" tanya ayahnya.
"Tidak tahu, tapi gelang itu begitu indah sehingga aku ingin memakainya. Tetapi begitu memakainya...WAAAAA..aku teringat kejadian menyeramkan waktu itu." kata Krist sambil ketakutan.
"Hahahaha anak bodoh, ini namanya Bracer," kata Ace.
"Apa itu Bracer?" tanya anaknya sambil kebingungan.
"Bracer adalah gelang terbuat dari emas yang bisa memanggil kekuatan magis yang ada di dalam diri seseorang." jelas ayahnya.
Krist terdiam sejenak. "Hahaha.ha...ha..haa..lucu sekali ayah. Jadi begitu leluconmu?" kata Krist dengan nada mengejek.
"Terserah kamu mau percaya apa tidak. Krist, kamu tahu apa itu Mark?" tanya Ace.
"Sepertinya ayah pernah berkata tentang Mark waktu memarahiku," kata Krist.
"Mark adalah tanda di bagian tubuh seseorang yang menandakan manusia tersebut mempunyai kekuatan tersembunyi di dalam tubuhnya. Dan Bracer ini, adalah alat yang mempunyai kekuatan untuk memanggil kekuatan tersembunyi itu di dalam tubuhnya." jelas Ace.
"......" Krist hanya bisa terdiam dan kebingungan.
"Dan kamu Krist, dari kamu kecil aku sudah memandikan dirimu, tapi tak kulihat 1 pun tanda Mark di tubuhmu." kata Ace kepada Krist.
"Jadi, apa hubungannya denganku?" tanya Krist yang dari wajahnya saja sudah terlihat ia sangat kebingungan.
"Ada beberapa hal yang aku sendiri tidak tahu, mungkin keajaiban benar-benar ada. Sepanjang hidupku, aku pun tidak pernah mengalami hal seperti ini. Bila ini sesuai dengan perkiraanku, mungkin sesuatu akan terjadi." jelas Ace. "Mari ikut aku." Lalu Ace berjalan diikuti oleh Krist yang bertampang kebingungan seperti orang bodoh.
Mereka sampai di tanah lapang yang sangat luas. di kiri-kanan tidak ada apa-apa. Hanya rerumputan yang menjadi alas mereka. "Baiklah, kamu berdiri di sini Krist," kata Ace. Krist lalu berjalan ke tempat Ace.
"Kamu pegang Bracer ini," kata Ace, lalu Ace berjalan menjauh dari Krist.
"Krist, kamu angkat tangan kirimu ke udara." teriak Ace dari kejauhan.
Kemudian Krist patuh mengangkat tangan kirinya ke udara.
"Pasang Bracernya di pergelangan tangan kirimu," teriak Ace yang berada 20 meter dari Krist tersebut. Kemudian Krist memasang Bracer tersebut di tangan kirinya.
Tiba-tiba saja di dahi Krist keluar tanda. Tanda itu berwarna merah, berbentuk seperti sebuah burung yang merentangkan kedua sayapnya. Dari tangan Kiri Krist mengeluarkan bara api ke atas tanpa henti.
"HUAAAAA!!" teriak Krist ketakutan. Lalu dengan cepat Ace berlari ke arah Krist, lalu melepas Bracer yang ada di tangan Krist.Seketika itu juga api tersebut hilang dari tangan Krist. Begitu pula dengan Mark berbentuk burung yang ada di dahi Krist.
"Kau lihat Krist? inilah alasanku mengizinkanmu menjadi seorang Hunter," kata Ace sambil tersenyum ke arah Krist.
Lalu mereka kembali ke pekarangan rumah mereka.
"Ayah, sebenarnya apa yang terjadi?" tanya Krist yang semakin kebingungan.
"Krist, kamu mempunyai Mark. Aku baru melihat hal seperti ini. Mark-mu hanya keluar ketika kamu menggunakan Bracer. Luar biasa, aku pun kaget. Selain itu, kekuatanmu termasuk kekuatan elemen. Kekuatan elemen adalah yang paling kuat. Salah satu dari elemen tersebut adalah api. Krist, kamu mempunyai kekuatan api di dalam tubuhmu," kata Ace penuh semangat.
"Bohong..aku punya...kekuatan?" tanya Krist sambil mulutnya terbuka.
"Percaya atau tidak, kamu sudah melihat dan merasakannya barusan," jelas Ace.
"Baiklah, mari kita mulai latihan," kata Ace kepada Krist.
"Kita? Bukannya hanya aku?" tanya Krist.
"Aku akan mengajarimu semua dasar tentang Hunter, dan cara bertarung," jelas Ace.
"Ayah mengajariku?" tanya Krist. "Memangnya ayah bisa?"
"Akan kuberitahu rahasia," kata Ace. "Aku adalah seorang Hunter."
"WAAAA...BOHONGGG..BOHONGGG...BOHONGGG!!" teriak Krist. "Bagaimana mungkin seorang yang sukanya hanya mabuk-mabukan sepertimu adalah seorang Hunter. Seorang Hunter harusnya gagah, kuat, dan...dan...WAAAAAA..aku tidak percaya."
"....Baiklah, akan kutunjukkan kalau kau tidak percaya, ikut aku lagi," kembali Ace mengajak Krist pergi.
Mereka tiba di air terjun dekat rumah mereka. Lalu ayahnya berjalan ke tepi sungai.
"Lihat ini Krist," kata ayahnya. Lalu Ace meletakkan telapak tangannya di atas permukaan sungai. Tiba-tiba saja air sungai seperti terkena ledakan. Air itu muncrat ke udara setinggi 30 meter. Ikan-ikan di sungai pun ikut terbang lalu jatuh di pinggir sungai. "Nah ini untuk makan siang kita," kata Ace. "Dan...kamu sudah percaya kalau aku adalah Hunter?"
Krist hanya bisa ternganga mulutnya. Tidak percaya apa yang dia lihat barusan. Ace kemudian mengambil semua ikan yang tergeletak di tanah, lalu berjalan pulang.
"Mari kita mulai latihan," kata Ace sambil berjalan pulang.
Ace meletakkan tubuh Krist di atas ranjang. Ia melepas Bracer yang ada di tangan Krist, dan melepas pakaian Krist. Kemudian Ace mengambil obat-obatan di atas lemari untuk mengobati luka anaknya.
Selesai mengobati, ia menaruh kembali obat-obatan ke atas lemari. Lalu ia mengambil baju Krist yang sudah robek di berbagai tempat. Ace melihat sesuatu di dalam kantong Krist, lalu mengambilnya. "Foto ini kan...", ia melihat foto itu lalu melihat ke arah Krist. "Hei Krist, apa yang kau lakukan di dalam gudang sana? bagaimana mungkin bisa terbakar? Apakah ada kemampuan magis di dalam tubuhmu? Tapi tidak kulihat 1 pun tanda Mark di tubuhmu. Mustahil," kata Ace kepada Krist yang masih pingsan.
Ketika menjelang sore, Krist terbangun. "Ahhhh," seru Krist kesakitan.
"Nak, jangan bangun dahulu, kamu perlu istirahat," Kata Ayahnya.
"Ayah, sebenarnya apa yang terjadi? Terakhir kuingat aku memakai sebuah gelang emas, tiba-tiba saja gudang itu terbakar," seru Krist panik.
Ayahnya hanya terdiam, lalu tersenyum kecil, "kamu istirahat saja ya Krist."
"Ayah, 1 hal," kata Krist tiba-tiba. "Apa itu anakku?" tanya Ace. "Sudah kupikirkan matang-matang, aku tetap ingin menjadi Hunter..bukan...aku ingin menjadi Hunter nomor 1!" seru Krist dengan tatapan mata yang tajam. Ayahnya terdiam sejenak. "Sudahlah, istirahat saja," kata ayahnya.
"Tapi aku tetap ingin menjadi Hun..."
"Kalau kamu tidak istirahat dari sekarang, kapan bisa mulai latihannya?" kata Ace.
"Jadi...ayah setuju?" tanya Krist.
"Istirahat ya," kata Ace sambil tersenyum kepada Krist.
"Okeee, aku akan istirahat dengan baik!!" lalu Krist kembali ke dalam posisi tidur dengan hati yang gembira.
Seminggu sudah terlewati semenjak kejadian tersebut. Pagi-pagi sekali Krist sudah terbangun dari tidurnya, lalu keluar rumah dan berlatih. Ayahnya yang mendengar suara berisik menjadi terbangun, lalu iapun keluar rumah. "Hei, pagi-pagi sudah berisik, mentang-mentang sudah sembuh. Tahu begitu kamu sakit lagi saja, dunia aman dan nyaman," canda ayahnya. "Berisik! tidak lihat aku sedang latihan," teriak Krist sambil terus memukul ke udara. "Begitu yang kamu sebut latihan..pff..hahahahahaha," tawa Ace terpingkal-pingkal. Krist berhenti memukul-mukul udara. "Apanya yang lucu?" tanya Krist geram.
"Hei nak, mari kesini, aku mau membicarakan sesuatu kepadamu," kata Ace sambil melambai-lambaikan tangannya.
"Ada apa sih?" tanya Krist kecil sambil berjalan ke arah ayahnya.
"Kamu mau tahu mengapa tiba-tiba ayah mengizinkanmu menjadi Hunter?" tanya ayahnya.
"Memang gara-gara apa? Bukannya gara-gara aku tidak menyerah meminta kepada ayah?" tanya Ace.
"GOBLOKKKK!" seru Ace sambil memukul kepala Krist.
"Aduhhh, sakit tahu!" kata Krist sambil memegang kepalanya.
"Bukan itu alasannya, kalau kamu cuma meminta begitu, sampai ayah mati hidup lagi juga tidak akan kuberi izin." kata Ace.
"Lalu kenapa?" tanya Krist yang masih memegang kepalanya.
"Dengarlah baik-baik, sini aku bisikkkan, dekatkan telingamu," kata Ace. Lalu Krist mendekatkan telinganya, kemudian Ace membisikkan sesuatu kepadanya.
"HAHHHHH!!!APAAAA??" teriak Krist tiba-tiba.
"WAAAAAAA," teriak Ace kaget. "Kamu jangan tiba-tiba teriak gitu donk, aku kan jadi kaget.
"Ayah BODOHHH!" seru Krist sambil memukul kepala ayahnya. "Apa maksudnya ayah cuma berkata pst..pst..pstt...tidak ada artinya tahu."
"Hahahaha, ayah cuma bercanda tahu!" kata Ace sambil memegang kepalanya."Kamu tunggulah di sini sebentar."
Lalu ayahnya masuk ke dalam rumah.
Setelah beberapa saat, ayahnya keluar lagi sambil membawa sesuatu. "Apa itu ayah?" tanya Krist. "Ohh, itu gelang yang kutemukan di gudang kemarin."
"Kamu tahu gelang apakah ini Krist?" tanya ayahnya.
"Tidak tahu, tapi gelang itu begitu indah sehingga aku ingin memakainya. Tetapi begitu memakainya...WAAAAA..aku teringat kejadian menyeramkan waktu itu." kata Krist sambil ketakutan.
"Hahahaha anak bodoh, ini namanya Bracer," kata Ace.
"Apa itu Bracer?" tanya anaknya sambil kebingungan.
"Bracer adalah gelang terbuat dari emas yang bisa memanggil kekuatan magis yang ada di dalam diri seseorang." jelas ayahnya.
Krist terdiam sejenak. "Hahaha.ha...ha..haa..lucu sekali ayah. Jadi begitu leluconmu?" kata Krist dengan nada mengejek.
"Terserah kamu mau percaya apa tidak. Krist, kamu tahu apa itu Mark?" tanya Ace.
"Sepertinya ayah pernah berkata tentang Mark waktu memarahiku," kata Krist.
"Mark adalah tanda di bagian tubuh seseorang yang menandakan manusia tersebut mempunyai kekuatan tersembunyi di dalam tubuhnya. Dan Bracer ini, adalah alat yang mempunyai kekuatan untuk memanggil kekuatan tersembunyi itu di dalam tubuhnya." jelas Ace.
"......" Krist hanya bisa terdiam dan kebingungan.
"Dan kamu Krist, dari kamu kecil aku sudah memandikan dirimu, tapi tak kulihat 1 pun tanda Mark di tubuhmu." kata Ace kepada Krist.
"Jadi, apa hubungannya denganku?" tanya Krist yang dari wajahnya saja sudah terlihat ia sangat kebingungan.
"Ada beberapa hal yang aku sendiri tidak tahu, mungkin keajaiban benar-benar ada. Sepanjang hidupku, aku pun tidak pernah mengalami hal seperti ini. Bila ini sesuai dengan perkiraanku, mungkin sesuatu akan terjadi." jelas Ace. "Mari ikut aku." Lalu Ace berjalan diikuti oleh Krist yang bertampang kebingungan seperti orang bodoh.
Mereka sampai di tanah lapang yang sangat luas. di kiri-kanan tidak ada apa-apa. Hanya rerumputan yang menjadi alas mereka. "Baiklah, kamu berdiri di sini Krist," kata Ace. Krist lalu berjalan ke tempat Ace.
"Kamu pegang Bracer ini," kata Ace, lalu Ace berjalan menjauh dari Krist.
"Krist, kamu angkat tangan kirimu ke udara." teriak Ace dari kejauhan.
Kemudian Krist patuh mengangkat tangan kirinya ke udara.
"Pasang Bracernya di pergelangan tangan kirimu," teriak Ace yang berada 20 meter dari Krist tersebut. Kemudian Krist memasang Bracer tersebut di tangan kirinya.
Tiba-tiba saja di dahi Krist keluar tanda. Tanda itu berwarna merah, berbentuk seperti sebuah burung yang merentangkan kedua sayapnya. Dari tangan Kiri Krist mengeluarkan bara api ke atas tanpa henti.
"HUAAAAA!!" teriak Krist ketakutan. Lalu dengan cepat Ace berlari ke arah Krist, lalu melepas Bracer yang ada di tangan Krist.Seketika itu juga api tersebut hilang dari tangan Krist. Begitu pula dengan Mark berbentuk burung yang ada di dahi Krist.
"Kau lihat Krist? inilah alasanku mengizinkanmu menjadi seorang Hunter," kata Ace sambil tersenyum ke arah Krist.
Lalu mereka kembali ke pekarangan rumah mereka.
"Ayah, sebenarnya apa yang terjadi?" tanya Krist yang semakin kebingungan.
"Krist, kamu mempunyai Mark. Aku baru melihat hal seperti ini. Mark-mu hanya keluar ketika kamu menggunakan Bracer. Luar biasa, aku pun kaget. Selain itu, kekuatanmu termasuk kekuatan elemen. Kekuatan elemen adalah yang paling kuat. Salah satu dari elemen tersebut adalah api. Krist, kamu mempunyai kekuatan api di dalam tubuhmu," kata Ace penuh semangat.
"Bohong..aku punya...kekuatan?" tanya Krist sambil mulutnya terbuka.
"Percaya atau tidak, kamu sudah melihat dan merasakannya barusan," jelas Ace.
"Baiklah, mari kita mulai latihan," kata Ace kepada Krist.
"Kita? Bukannya hanya aku?" tanya Krist.
"Aku akan mengajarimu semua dasar tentang Hunter, dan cara bertarung," jelas Ace.
"Ayah mengajariku?" tanya Krist. "Memangnya ayah bisa?"
"Akan kuberitahu rahasia," kata Ace. "Aku adalah seorang Hunter."
"WAAAA...BOHONGGG..BOHONGGG...BOHONGGG!!" teriak Krist. "Bagaimana mungkin seorang yang sukanya hanya mabuk-mabukan sepertimu adalah seorang Hunter. Seorang Hunter harusnya gagah, kuat, dan...dan...WAAAAAA..aku tidak percaya."
"....Baiklah, akan kutunjukkan kalau kau tidak percaya, ikut aku lagi," kembali Ace mengajak Krist pergi.
Mereka tiba di air terjun dekat rumah mereka. Lalu ayahnya berjalan ke tepi sungai.
"Lihat ini Krist," kata ayahnya. Lalu Ace meletakkan telapak tangannya di atas permukaan sungai. Tiba-tiba saja air sungai seperti terkena ledakan. Air itu muncrat ke udara setinggi 30 meter. Ikan-ikan di sungai pun ikut terbang lalu jatuh di pinggir sungai. "Nah ini untuk makan siang kita," kata Ace. "Dan...kamu sudah percaya kalau aku adalah Hunter?"
Krist hanya bisa ternganga mulutnya. Tidak percaya apa yang dia lihat barusan. Ace kemudian mengambil semua ikan yang tergeletak di tanah, lalu berjalan pulang.
"Mari kita mulai latihan," kata Ace sambil berjalan pulang.
Tuesday, November 25, 2008
Part 4 Hunter Legendaris
Ketika waktu masih subuh, datanglah 3 orang misterius menggunakan mantel berkerudung. Mereka berhenti tepat di depan sebuah papan nama 'Desa Alberia'. "Desa Alberia...'orang itu' ternyata ada di sini," kata salah satu orang berkerudung tersebut. "Ayo berangkat." Lalu mereka memasuki pintu gerbang desa Alberia.
Mereka tiba di depan kedai '9 Arak' dan memasukinya. Satu orang berkerudung tersebut menunjukkan sebuah foto kepada penjaga kedai tersebut. "Anda tahu orang ini?" tanyanya. Awalnya penjaga kedai tersebut enggan memberitahu karena dia curiga dengan orang tersebut, tetapi dia merasakan bahwa bila dia berbohong, kemungkinan besar ia akan dibunuh oleh orang berkerudung tersebut. "Saya tahu.." jawab penjaga kedai tersebut sambil ketakutan. "Dimana dia tinggal, Bruce?" tanya pria berkerudung tersebut setelah melihat tanda pengenal yang ada di bagian dada penjaga kedai tersebut. "Rumahnya...ada di sebelah air terjun, kamu bisa sampai di sana kalau melewati hutan kurang lebih 30 menit..." jawab Bruce. "Terima kasih," jawab orang misterius tersebut, lalu mereka meninggalkan kedai '9 Arak' tersebut.
"Apakah ini takdirnya? Tiba-tiba saja ia ingin menjadi seorang Hunter," pikir ayah angkat Krist. "Mungkin aku hari ini terlalu keras kepadanya, nanti setelah jam makan siang aku akan menyuruhnya masuk."
Waktu sudah menunjukkan pukul 10. Ayah Krist sedang menyiapkan makan siang untuk disantap berdua dengan Krist. Ketika ia sedang mencari bumbu, tiba-tiba ia merasakan ada hawa pembunuh yang dahsyat datang dari arah hutan. "Siapakah yang mempunyai hawa pembunuh sebesar ini di desa ini? Gawat !! Krist masih di luar," serunya sambil keluar rumah dengan terburu-buru.
Begitu ia keluar, ia tidak melihat Krist, tetapi di hadapannya sudah ada 3 orang berkerudung dengan nafsu membunuh yang besar. "Ternyata benar, kau ada di sini kakek...eh bukan...sang Hunter legendaris, Ace Fuego," kata pria berkerudung bertubuh kecil yang ada di tengah. "Siapakah kalian? Apa mau kalian di sini?" tanya Ace. Ketiga orang itu membuka kerudungnya. Sekarang terlihat ada 1 orang bertubuh besar, 1 orang bertubuh kecil, dan 1 orang laki-laki berambut pirang di paling kanan. "Kami adalah Underground Hunter, dengan kata lain, kami adalah Hunter dunia gelap. Kami tidak seperti Hunter-Hunter bodoh yang legal. Bila mereka mencari buronan, kami mencari kepala Hunter untuk dijual," jawab orang kecil yang ada di tengah. "Jadi kalian ke sini untuk mengincar kepalaku? Apa kalian tahu siapa yang ada di depan kalian?" kata Ace.
"Ace, Hunter legendaris di eranya, mana mungkin kami tidak tahu. Tetapi era sekarang sudah berubah. Kamu hanyalah seorang kakek-kakek tua. Akan kami tunjukkan kekuatan Underground Hunter sekarang." jawab orang yang kecil sambil mengeluarkan pedang kecil di tangannya. "Bila itu keinginan kalian, baiklah akan kulayani...." belum selesai Ace berbicara, tiba-tiba terdengar ledakan dari arah air terjun. "Ledakan di air terjun? Gawat! Jangan-jangan Krist pergi ke sana." seru Ace. Lalu Ace bergegas pergi berlari menuju ke sana.
Tetapi 3 orang tersebut menghadang jalannya. "MINGGIR!" teriak Ace kepada mereka. "Kita selesaikan dulu masalah kita di sini, sebelum itu kau tak akan bisa kemana-mana," jawab si kecil tersebut.
"'BIG RONDO', kamu ke belakangnya," serunya. "'FORT RONDO', kamu ke samping kanannya." Lalu pria bertubuh besar dengan cepat bergerak ke belakang punggung Ace sambil mengeluarkan kapaknya ,dan pria berambut pirang ke arah samping Ace, kemudian mengeluarkan pedangnya. "Aku, 'SMALL RONDO' yang akan menghabisimu..eh bukan...kami 'THE RONDOS' yang akan menghabisimu," Kata pria kecil yang ada di depannya.
"HYAAAA!!" seru Big Rondo sambil mengayunkan kapaknya ke arah Ace. "tidak tahu malu..." kata Ace, lalu ia mengangkat 1 tangannya. Ace menahan kapak yang diayunkan Big Rondo hanya dengan sebelah tangan. "MUSTAHIL!" teriak Big Rondo berusaha menekan kapaknya ke arah Ace. Tiba-tiba Ace melompat ke arah muka Big Rondo, lalu menendangnya wajahnya dari depan. Big Rondo terpental ke belakang sejauh 30 meter sampai akhirnya ia menabrak sebuah pohon. Lalu Big Rondo pingsan.
"KURANG AJARR" teriak Fort Rondo sambil mencoba menebas tubuh Ace dari samping. Ace tiba-tiba hilang dari pandangan Fort Rondo. "Di mana dia?" kata Fort Rondo kebingungan. "DIA DIBELAKANGMU!" teriak Small Rondo. Ace begitu cepatnya langsung memukul Fort Rondo. Fort Rondo terpental sangat jauh, lalu tercebur sungai.
"Inikah kekuatan Hunter legendaris?" pikir Small Rondo "Kata siapa ia sudah lemah? Informasi yang diberikan salah besar."
"Apakah kamu masih ingin melanjutkannya?" tanya Ace kepada Small Rondo. "SIALANNN!!" teriak Small Rondo sambil melempar 10 bilah pisau ke arah Ace. Tetapi dengan kecepatan tangan yang tak terlihat, Ace menangkap semua pisau, tiba-tiba dia hilang lagi dari pandangan Small Rondo. Ia muncul di belakang Small Rondo. "Jangan coba-coba kesini lagi," bisik Ace. Lalu ia mengarahkan telapak tangannya di punggung Small Rondo. Tanpa ada ayunan tangan ataupun hentakan, tiba-tiba Small Rondo terpental sangat jauh ke arah hutan, dan menabrak beberapa pohon sampai patah.
Setelah itu, Ace langsung pergi menuju arah gudang dengan cepat. Begitu sampai, ia melihat gudangnya sudah terbakar. Nyala api begitu besar. Ace melihat ada sesosok anak kecil di dalamnya. "KRISTTT" teriak Ace sambil berlari ke dalam gudang. Ia menemukan Krist yang pingsan terbaring di lantai gudang. Dengan cepat Ace menggendong Krist keluar dari gudang tersebut. Ia mendekatkan telinganya ke arah dada Krist. "Oh, untunglah..hanya pingsan.." pikir Ace. "Di dalam gudang ini tidak ada sesuatu yang bisa meledak. Di sebelahnya hanya ada air terjun. Bagaimana mungkin bisa terbakar?". Tak sengaja, Ace melihat gelang emas penuh ukiran di pergelangan tangan kiri Krist. "Bracer...sudah lama kusimpan" pikir Ace.
Tiba-tiba Ace bangkit berdiri dengan ekspresi kaget, ia melihat ke arah Krist yang pingsan. "Jangan-jangan..."
Mereka tiba di depan kedai '9 Arak' dan memasukinya. Satu orang berkerudung tersebut menunjukkan sebuah foto kepada penjaga kedai tersebut. "Anda tahu orang ini?" tanyanya. Awalnya penjaga kedai tersebut enggan memberitahu karena dia curiga dengan orang tersebut, tetapi dia merasakan bahwa bila dia berbohong, kemungkinan besar ia akan dibunuh oleh orang berkerudung tersebut. "Saya tahu.." jawab penjaga kedai tersebut sambil ketakutan. "Dimana dia tinggal, Bruce?" tanya pria berkerudung tersebut setelah melihat tanda pengenal yang ada di bagian dada penjaga kedai tersebut. "Rumahnya...ada di sebelah air terjun, kamu bisa sampai di sana kalau melewati hutan kurang lebih 30 menit..." jawab Bruce. "Terima kasih," jawab orang misterius tersebut, lalu mereka meninggalkan kedai '9 Arak' tersebut.
"Apakah ini takdirnya? Tiba-tiba saja ia ingin menjadi seorang Hunter," pikir ayah angkat Krist. "Mungkin aku hari ini terlalu keras kepadanya, nanti setelah jam makan siang aku akan menyuruhnya masuk."
Waktu sudah menunjukkan pukul 10. Ayah Krist sedang menyiapkan makan siang untuk disantap berdua dengan Krist. Ketika ia sedang mencari bumbu, tiba-tiba ia merasakan ada hawa pembunuh yang dahsyat datang dari arah hutan. "Siapakah yang mempunyai hawa pembunuh sebesar ini di desa ini? Gawat !! Krist masih di luar," serunya sambil keluar rumah dengan terburu-buru.
Begitu ia keluar, ia tidak melihat Krist, tetapi di hadapannya sudah ada 3 orang berkerudung dengan nafsu membunuh yang besar. "Ternyata benar, kau ada di sini kakek...eh bukan...sang Hunter legendaris, Ace Fuego," kata pria berkerudung bertubuh kecil yang ada di tengah. "Siapakah kalian? Apa mau kalian di sini?" tanya Ace. Ketiga orang itu membuka kerudungnya. Sekarang terlihat ada 1 orang bertubuh besar, 1 orang bertubuh kecil, dan 1 orang laki-laki berambut pirang di paling kanan. "Kami adalah Underground Hunter, dengan kata lain, kami adalah Hunter dunia gelap. Kami tidak seperti Hunter-Hunter bodoh yang legal. Bila mereka mencari buronan, kami mencari kepala Hunter untuk dijual," jawab orang kecil yang ada di tengah. "Jadi kalian ke sini untuk mengincar kepalaku? Apa kalian tahu siapa yang ada di depan kalian?" kata Ace.
"Ace, Hunter legendaris di eranya, mana mungkin kami tidak tahu. Tetapi era sekarang sudah berubah. Kamu hanyalah seorang kakek-kakek tua. Akan kami tunjukkan kekuatan Underground Hunter sekarang." jawab orang yang kecil sambil mengeluarkan pedang kecil di tangannya. "Bila itu keinginan kalian, baiklah akan kulayani...." belum selesai Ace berbicara, tiba-tiba terdengar ledakan dari arah air terjun. "Ledakan di air terjun? Gawat! Jangan-jangan Krist pergi ke sana." seru Ace. Lalu Ace bergegas pergi berlari menuju ke sana.
Tetapi 3 orang tersebut menghadang jalannya. "MINGGIR!" teriak Ace kepada mereka. "Kita selesaikan dulu masalah kita di sini, sebelum itu kau tak akan bisa kemana-mana," jawab si kecil tersebut.
"'BIG RONDO', kamu ke belakangnya," serunya. "'FORT RONDO', kamu ke samping kanannya." Lalu pria bertubuh besar dengan cepat bergerak ke belakang punggung Ace sambil mengeluarkan kapaknya ,dan pria berambut pirang ke arah samping Ace, kemudian mengeluarkan pedangnya. "Aku, 'SMALL RONDO' yang akan menghabisimu..eh bukan...kami 'THE RONDOS' yang akan menghabisimu," Kata pria kecil yang ada di depannya.
"HYAAAA!!" seru Big Rondo sambil mengayunkan kapaknya ke arah Ace. "tidak tahu malu..." kata Ace, lalu ia mengangkat 1 tangannya. Ace menahan kapak yang diayunkan Big Rondo hanya dengan sebelah tangan. "MUSTAHIL!" teriak Big Rondo berusaha menekan kapaknya ke arah Ace. Tiba-tiba Ace melompat ke arah muka Big Rondo, lalu menendangnya wajahnya dari depan. Big Rondo terpental ke belakang sejauh 30 meter sampai akhirnya ia menabrak sebuah pohon. Lalu Big Rondo pingsan.
"KURANG AJARR" teriak Fort Rondo sambil mencoba menebas tubuh Ace dari samping. Ace tiba-tiba hilang dari pandangan Fort Rondo. "Di mana dia?" kata Fort Rondo kebingungan. "DIA DIBELAKANGMU!" teriak Small Rondo. Ace begitu cepatnya langsung memukul Fort Rondo. Fort Rondo terpental sangat jauh, lalu tercebur sungai.
"Inikah kekuatan Hunter legendaris?" pikir Small Rondo "Kata siapa ia sudah lemah? Informasi yang diberikan salah besar."
"Apakah kamu masih ingin melanjutkannya?" tanya Ace kepada Small Rondo. "SIALANNN!!" teriak Small Rondo sambil melempar 10 bilah pisau ke arah Ace. Tetapi dengan kecepatan tangan yang tak terlihat, Ace menangkap semua pisau, tiba-tiba dia hilang lagi dari pandangan Small Rondo. Ia muncul di belakang Small Rondo. "Jangan coba-coba kesini lagi," bisik Ace. Lalu ia mengarahkan telapak tangannya di punggung Small Rondo. Tanpa ada ayunan tangan ataupun hentakan, tiba-tiba Small Rondo terpental sangat jauh ke arah hutan, dan menabrak beberapa pohon sampai patah.
Setelah itu, Ace langsung pergi menuju arah gudang dengan cepat. Begitu sampai, ia melihat gudangnya sudah terbakar. Nyala api begitu besar. Ace melihat ada sesosok anak kecil di dalamnya. "KRISTTT" teriak Ace sambil berlari ke dalam gudang. Ia menemukan Krist yang pingsan terbaring di lantai gudang. Dengan cepat Ace menggendong Krist keluar dari gudang tersebut. Ia mendekatkan telinganya ke arah dada Krist. "Oh, untunglah..hanya pingsan.." pikir Ace. "Di dalam gudang ini tidak ada sesuatu yang bisa meledak. Di sebelahnya hanya ada air terjun. Bagaimana mungkin bisa terbakar?". Tak sengaja, Ace melihat gelang emas penuh ukiran di pergelangan tangan kiri Krist. "Bracer...sudah lama kusimpan" pikir Ace.
Tiba-tiba Ace bangkit berdiri dengan ekspresi kaget, ia melihat ke arah Krist yang pingsan. "Jangan-jangan..."
Sunday, November 23, 2008
Part 3 10 Tahun Kemudian
waktu tak terasa mengalir begitu cepat bagi kedua orang tersebut. 10 tahun sudah terlewati semenjak lelaki pemabuk itu menemukan Krist di hutan. Kini Krist sudah tumbuh menjadi anak yang pandai dan gagah. Tidak terlalu kurus dan juga tidak terlalu gemuk. Krist dan ayah angkatnya mempunyai hubungan yang sangat dekat. Tetapi hubungan mereka lebih seperti teman. Mereka saling bercanda, bertengkar tidak terlihat seperti ayah dan anak. Tetapi Krist sangat menghormati ayahnya. Krist sangat mematuhi perintah ayahnya. Dari yang membantu membelah kayu, sampai membelikan arak ke desa.
Sampai sekarang ayah angkatnya Krist belum memberitahu bahwa ia bukanlah ayah kandungnya. Ia tidak berani memberitahunya karena takut anak itu terluka hatinya. Setiap anaknya bertanya, "Ayah, teman-temanku yang lain punya seorang ibu, mengapa saya tidak ada?" ayah angkatnya selalu berkata "ibumu sudah meninggalkan ayahmu sendirian, ia pergi ke tempat yang jauh."
Suatu hari ketika senja, Krist pergi ke desa untuk bermain dengan teman-temannya. Salah satu temannya berkata, "Krist, kamu nanti besar mau jadi apa?". Krist bingung karena sampai saat ini ia belum berpikir sampai kesitu. "Wah tidak tahu nih, saya sih belum berpikir ke arah situ, memank kamu mau jadi apa nanti ?" tanya Krist kepada temannya yang gemuk berkacamata tersebut. "Saya mau menjadi seorang Hunter!" seru temannya tersebut yang bernama Megat tersebut. "Hunter? Apa itu? Saya tidak pernah dengar tuh," tanya Krist yang kebingungan. "Masa kamu tidak pernah mendengar tentang Hunter sih?" kata Megat, "Hunter itu adalah pekerjaan yang paling disegani di dunia sekarang, mereka orang-orang yang sangat kuat. Pekerjaan itu sangat berbahaya, tetapi kalau kamu menjadi Hunter, pasti namamu akan terkenal. Orang lemah seperti kamu tak mungkin deh menjadi Hunter, saya yang cocok jadi Hunter. Lihat badan saya besar dan perkasa ini." Seru Megat sambil bergaya memamerkan otot lengannya yang cuma lemak saja. Krist menutup mulutnya berusaha menahan tertawa melihat temannya yang gendut berisi lemak bertampang bodoh itu memamerkan ototnya. "Hei kamu menertawakanku ya?" tanya Megat. "Ah tidak koq! saya kagum sama kamu, ngomong-ngomong pekerjaan sebagai Hunter itu kerjanya seperti apa sih?" tanya Krist penasaran sambil sedikit tertawa kecil.
Karena merasa tahu banyak hal, Megat dengan nada sombong berkata, "kamu tidak tahu apa-apa ya, baiklah saya akan ceritakan. Hunter itu mempunyai 2 tugas. Satu sebagai Treasure Hunter, satu lagi sebagai Head Hunter. Tugas Treasure Hunter adalah mencari harta di tempat-tempat yang sangat berbahaya lalu dijual dengan harga yang tinggi. Lalu Head Hunter bertugas menangkap atau mungkin juga membunuh buronan-buronan demi menjaga kedamaian dunia. Begitulah rangkumannya. Sekarang saya akan menjelaskan detailnya. Kalau Treasure Hunter itu...." Megat bercerita dengan penuh semangat. Krist yang mendengar begitu terkagum-kagum sampai ia lupa waktu. Malam pun hampir tiba. "....nahh, sekian penjelasan saya, bagaimana? Hunter pekerjaan yang berbahaya bukan? Tapi kamu jangan bermimpi menjadi hunter, kamu mungkin bisa mati dalam pekerjaan pertamamu hahahaha," kata Megat merendahkan Krist. "Enak saja ! Aku juga mau jadi Hunter, lihat saja nanti siapa yang bisa menjadi Hunter," seru Krist "Wah hari sudah gelap. Saya mau membeli arak untuk ayah lalu pulang, nanti ayahku bisa marah kalau ia menunggu terlalu lama. Daaahh." Lalu Krist pun pulang ke rumahnya menelusuri hutan. Yang ada di kepalanya sekarang hanyalah seputar Hunter. Ia mengandai-andai bila nanti menjadi seorang Hunter. Menjadi terkenal, kaya, disegani, dan yang paling ia inginkan, ayahnya membangga-banggakannya.
"Hei, kemana saja kamu? Saya sudah menunggu sangat lama. Mana araknya?" itulah kata-kata yang keluar dari ayah Krist begitu Krist sampai di rumah. Lalu Krist memberikan araknya kepada ayahnya. "Sebagai hukumannya karena kamu pulang telat, kamu tidak akan kuberi setetespun dari arak ini." Ayahnya berlagak marah kepada Krist. Tetapi Krist tau itu hanyalah bercanda, karena sampai saat ini Krist tidak pernah minum arak. "Ayah, saya sekarang punya cita-cita," kata Krist. "Apa itu?" tanya ayahnya. "Saya ingin menjadi seorang Hunter," seru Krist. Ayahnya terdiam untuk beberapa detik, lalu bertanya, "Darimana kamu dengar tentang Hunter? Sepertinya ayah tidak pernah bercerita tentang Hunter kepadamu."Aku dengar dari Megat," kata Krist "Aku begitu mendengarnya sangat tertarik ingin menjadi Hunter. Mulai besok aku akan latihan memperkuat diriku!". Ayahnya terdiam lagi beberapa saat. Lalu berjalan mendekati Krist, kemudian memukul kepala Krist dengan botol araknya. "Aduhhh..sakit ayah! kenapa memukul kepalaku tiba-tiba?" Seru Krist sambil memegangi kepalanya. "Lihat kamu dipukul pake botol arak yang ringan ini saja sudah kesakitan. Bagaimana mau jadi Hunter? Lupakan mimpimu menjadi Hunter. Punya nyawa 10 pun kamu tidak akan selamat. Kamu cukup membantuku memotong kayu saja. Kamu lebih cocok jadi juragan kayu hahahahaha," kata ayahnya. "Yasudah saya mau meminum arak dulu, kamu makan malam dulu sana." Kemudian Krist masuk ke dalam rumah untuk menyantap makan malamnya. Ayahnya di luar rumah berdiam sejenak lalu menghela nafas kemudian meminum araknya.
Selesai makan, Krist lalu keluar lagi untuk berbicara kepada ayahnya bahwa ia serius ingin menjadi Hunter. Lalu ia pergi menemui ayahnya yang sudah mabuk oleh arak tersebut. "Ayah, aku serius ingin menjadi seorang Hunter." jelas Krist. Ayahnya melihat Krist lalu meminum kembali araknya. "Ayah !! Aku benar-benar ingin menjadi Hunter," seru Krist lagi. Selesai minum seteguk, ayahnya menjawab, "Hei Krist, kamu tahu? Ayahmu ini dulu seorang Hunter loh hahaha." Krist begitu kesal, ia melihat ayahnya hanyalah seorang pemabuk tua yang hanya bisa memotong kayu, tetapi Krist lebih kesal lagi karena ayahnya membuat lelucon pekerjaan Hunter yang sangat ia banggakan. "Ah percuma berbicara dengan ayah yang sekarang, ayah sedang mabuk. Aku pergi tidur dulu." Kata Krist merasa kesal terhadap ayahnya.
Keesokan harinya, pagi-pagi sekali, Krist sudah terbangun dari tidurnya. Ia lalu keluar rumah dan berlatih di sana. Ia meninju udara berulang-ulang kali. Menendang, berguling, melompat. Ia berlatih supaya lebih kuat. "Berisik apa sih ini?" kata ayahnya yang terbangun karena mendengar suara gaduh di luar rumah. Lalu ia pergi keluar rumah untuk melihat apa yang terjadi. Ia melihat anaknya Krist sedang berlatih memukul udara. "Hei, apa yang sedang kamu lakukan?" tanya ayahnya. "Sedang berlatih untuk menjadi seorang Hunter," jawab anaknya. "Sudahlah hentikan latihan bodohmu itu, sampai kapanpun ayah tidak akan membiarkan dirimu menjadi Hunter," jelas ayahnya. Krist lalu berhenti berlatih, lalu dengan kesal ia berseru kepada ayahnya, "Ayah tahu apa? Aku tetap ingin menjadi Hunter meskipun ayah melarangnya. Untuk itu aku berlatih. Ayah jangan coba melarang-larangku. Ayah tidak tahu seberapa hebatnya seorang Hunter itu. Ayah cuma bisa bermabuk-mabukan minum arak!"
Setelah ayahnya mendengar hal itu, ia lalu berjalan cepat mendekati Krist lalu menampar pipi Krist dengan keras. "UNTUK APA AYAH LAKUKAN ITU!" teriak Krist sambil memegang pipinya yang habis ditampar. "Menurutmu ayah tidak tahu apa-apa? menurutmu ayah hidup selama 50 tahun ini tanpa tahu apa-apa?" jelas ayahnya. "Pekerjaan Hunter walaupun kamu punya seratus nyawa tidak akan cukup. Kamu bisa meninggal kapan saja". "AKU TIDAK TAKUT!" jelas Krist.
"Apakah kamu tahu bagaimana rasanya menjadi Hunter? kamu melihat mayat-mayat bergelimpangan di sekitar, bukan itu saja kamu mungkin juga akan membunuh seseorang. Apakah kamu tahu bagaimana rasanya temanmu di depan matamu dibunuh oleh buronan? Apakah kamu tahu hidup sebagai seorang Hunter dikejar-kejar? Buronan akan selalu mengejar untuk mengambil kepalamu. Sekali kamu mendapatkan buronan, teman-teman buronan tersebut akan mengejarmu terus sepanjang hidupmu. Apakah kamu hanya ingin terlihat keren karena menjadi Hunter? Lupakan saja mimpi bodohmu. Kamu bahkan tidak punya MARK !!" hardik sang ayah kepada Krist.
Krist yang mendengar hanya bisa terdiam. "Sebagai hukuman untukmu, kamu tidak boleh masuk ke rumah sampai saya mengizinkannya. Pikirkanlah baik-baik mimpi bodohmu itu. Bila kamu sudah tidak ingin menjadi Hunter lagi, kamu baru boleh masuk ke rumah." tegas sang ayah. Setelah itu ayahnya berjalan masuk ke dalam rumah.
Krist lalu menangis sedih. Selama ia hidup 10 tahun, tak pernah ayahnya terlihat marah seperti itu. Ia masih ingin menjadi Hunter, tetapi melihat ayahnya seperti itu, iapun mulai ragu-ragu. Karena tidak tahu apa yang harus dilakukan, ia pun berjalan ke arah air terjun. Lalu ia berjalan-jalan di sekitar air terjun. Ketika sedang melihat-lihat sekitar, ia melihat ada sebuah gubuk kecil tepat di sebelah air terjun. Ia tidak pernah melihat gubuk itu. Ia memutuskan untuk pergi ke gubuk kecil tersebut.
Begitu dekat, ia mendapati sebuah gubuk kecil hanya terbuat dari sekumpulan kayu yang dipaku-paku secara berantakan. Krist lalu mencoba membuka pintu masuk ke dalam gubuk tersebut. Begitu masuk gubuk, ia mendapati bahwa itu adalah sebuah gudang barang. "Apa itu mark? tidak pernah kudengar sekalipun..." pikir Krist sambil membongkar-bongkar barang-barang yang ada. Ia mendapatkan sebuah buku, sebilah pisau, dan sebuah foto. "Foto siapa ini? mereka terlihat bahagia..." pikir Krist sambil melihat foto yang ada 8 orang di dalamnya. Lalu ia mencoba membongkar-bongkar di tempat lain. Lalu Krist terpana, ia menemukan sebuah gelang tangan dengan ukiran abstrak yang indah terbuat dari emas. Ia begitu kagum dengan benda tersebut, walau hanya sebuah gelang, tetapi seperti ada kekuatan yang tersembunyi. "Wah indah sekali gelang ini, bagaimana cara memakainya ya?" kata Krist. "Wah ada engselnya, coba saya buka..." Ia mencoba membuka sekuat tenaga, lalu ia berhasil. Setelah itu, ia memasang gelang tersebut di tangannya.
Sampai sekarang ayah angkatnya Krist belum memberitahu bahwa ia bukanlah ayah kandungnya. Ia tidak berani memberitahunya karena takut anak itu terluka hatinya. Setiap anaknya bertanya, "Ayah, teman-temanku yang lain punya seorang ibu, mengapa saya tidak ada?" ayah angkatnya selalu berkata "ibumu sudah meninggalkan ayahmu sendirian, ia pergi ke tempat yang jauh."
Suatu hari ketika senja, Krist pergi ke desa untuk bermain dengan teman-temannya. Salah satu temannya berkata, "Krist, kamu nanti besar mau jadi apa?". Krist bingung karena sampai saat ini ia belum berpikir sampai kesitu. "Wah tidak tahu nih, saya sih belum berpikir ke arah situ, memank kamu mau jadi apa nanti ?" tanya Krist kepada temannya yang gemuk berkacamata tersebut. "Saya mau menjadi seorang Hunter!" seru temannya tersebut yang bernama Megat tersebut. "Hunter? Apa itu? Saya tidak pernah dengar tuh," tanya Krist yang kebingungan. "Masa kamu tidak pernah mendengar tentang Hunter sih?" kata Megat, "Hunter itu adalah pekerjaan yang paling disegani di dunia sekarang, mereka orang-orang yang sangat kuat. Pekerjaan itu sangat berbahaya, tetapi kalau kamu menjadi Hunter, pasti namamu akan terkenal. Orang lemah seperti kamu tak mungkin deh menjadi Hunter, saya yang cocok jadi Hunter. Lihat badan saya besar dan perkasa ini." Seru Megat sambil bergaya memamerkan otot lengannya yang cuma lemak saja. Krist menutup mulutnya berusaha menahan tertawa melihat temannya yang gendut berisi lemak bertampang bodoh itu memamerkan ototnya. "Hei kamu menertawakanku ya?" tanya Megat. "Ah tidak koq! saya kagum sama kamu, ngomong-ngomong pekerjaan sebagai Hunter itu kerjanya seperti apa sih?" tanya Krist penasaran sambil sedikit tertawa kecil.
Karena merasa tahu banyak hal, Megat dengan nada sombong berkata, "kamu tidak tahu apa-apa ya, baiklah saya akan ceritakan. Hunter itu mempunyai 2 tugas. Satu sebagai Treasure Hunter, satu lagi sebagai Head Hunter. Tugas Treasure Hunter adalah mencari harta di tempat-tempat yang sangat berbahaya lalu dijual dengan harga yang tinggi. Lalu Head Hunter bertugas menangkap atau mungkin juga membunuh buronan-buronan demi menjaga kedamaian dunia. Begitulah rangkumannya. Sekarang saya akan menjelaskan detailnya. Kalau Treasure Hunter itu...." Megat bercerita dengan penuh semangat. Krist yang mendengar begitu terkagum-kagum sampai ia lupa waktu. Malam pun hampir tiba. "....nahh, sekian penjelasan saya, bagaimana? Hunter pekerjaan yang berbahaya bukan? Tapi kamu jangan bermimpi menjadi hunter, kamu mungkin bisa mati dalam pekerjaan pertamamu hahahaha," kata Megat merendahkan Krist. "Enak saja ! Aku juga mau jadi Hunter, lihat saja nanti siapa yang bisa menjadi Hunter," seru Krist "Wah hari sudah gelap. Saya mau membeli arak untuk ayah lalu pulang, nanti ayahku bisa marah kalau ia menunggu terlalu lama. Daaahh." Lalu Krist pun pulang ke rumahnya menelusuri hutan. Yang ada di kepalanya sekarang hanyalah seputar Hunter. Ia mengandai-andai bila nanti menjadi seorang Hunter. Menjadi terkenal, kaya, disegani, dan yang paling ia inginkan, ayahnya membangga-banggakannya.
"Hei, kemana saja kamu? Saya sudah menunggu sangat lama. Mana araknya?" itulah kata-kata yang keluar dari ayah Krist begitu Krist sampai di rumah. Lalu Krist memberikan araknya kepada ayahnya. "Sebagai hukumannya karena kamu pulang telat, kamu tidak akan kuberi setetespun dari arak ini." Ayahnya berlagak marah kepada Krist. Tetapi Krist tau itu hanyalah bercanda, karena sampai saat ini Krist tidak pernah minum arak. "Ayah, saya sekarang punya cita-cita," kata Krist. "Apa itu?" tanya ayahnya. "Saya ingin menjadi seorang Hunter," seru Krist. Ayahnya terdiam untuk beberapa detik, lalu bertanya, "Darimana kamu dengar tentang Hunter? Sepertinya ayah tidak pernah bercerita tentang Hunter kepadamu."Aku dengar dari Megat," kata Krist "Aku begitu mendengarnya sangat tertarik ingin menjadi Hunter. Mulai besok aku akan latihan memperkuat diriku!". Ayahnya terdiam lagi beberapa saat. Lalu berjalan mendekati Krist, kemudian memukul kepala Krist dengan botol araknya. "Aduhhh..sakit ayah! kenapa memukul kepalaku tiba-tiba?" Seru Krist sambil memegangi kepalanya. "Lihat kamu dipukul pake botol arak yang ringan ini saja sudah kesakitan. Bagaimana mau jadi Hunter? Lupakan mimpimu menjadi Hunter. Punya nyawa 10 pun kamu tidak akan selamat. Kamu cukup membantuku memotong kayu saja. Kamu lebih cocok jadi juragan kayu hahahahaha," kata ayahnya. "Yasudah saya mau meminum arak dulu, kamu makan malam dulu sana." Kemudian Krist masuk ke dalam rumah untuk menyantap makan malamnya. Ayahnya di luar rumah berdiam sejenak lalu menghela nafas kemudian meminum araknya.
Selesai makan, Krist lalu keluar lagi untuk berbicara kepada ayahnya bahwa ia serius ingin menjadi Hunter. Lalu ia pergi menemui ayahnya yang sudah mabuk oleh arak tersebut. "Ayah, aku serius ingin menjadi seorang Hunter." jelas Krist. Ayahnya melihat Krist lalu meminum kembali araknya. "Ayah !! Aku benar-benar ingin menjadi Hunter," seru Krist lagi. Selesai minum seteguk, ayahnya menjawab, "Hei Krist, kamu tahu? Ayahmu ini dulu seorang Hunter loh hahaha." Krist begitu kesal, ia melihat ayahnya hanyalah seorang pemabuk tua yang hanya bisa memotong kayu, tetapi Krist lebih kesal lagi karena ayahnya membuat lelucon pekerjaan Hunter yang sangat ia banggakan. "Ah percuma berbicara dengan ayah yang sekarang, ayah sedang mabuk. Aku pergi tidur dulu." Kata Krist merasa kesal terhadap ayahnya.
Keesokan harinya, pagi-pagi sekali, Krist sudah terbangun dari tidurnya. Ia lalu keluar rumah dan berlatih di sana. Ia meninju udara berulang-ulang kali. Menendang, berguling, melompat. Ia berlatih supaya lebih kuat. "Berisik apa sih ini?" kata ayahnya yang terbangun karena mendengar suara gaduh di luar rumah. Lalu ia pergi keluar rumah untuk melihat apa yang terjadi. Ia melihat anaknya Krist sedang berlatih memukul udara. "Hei, apa yang sedang kamu lakukan?" tanya ayahnya. "Sedang berlatih untuk menjadi seorang Hunter," jawab anaknya. "Sudahlah hentikan latihan bodohmu itu, sampai kapanpun ayah tidak akan membiarkan dirimu menjadi Hunter," jelas ayahnya. Krist lalu berhenti berlatih, lalu dengan kesal ia berseru kepada ayahnya, "Ayah tahu apa? Aku tetap ingin menjadi Hunter meskipun ayah melarangnya. Untuk itu aku berlatih. Ayah jangan coba melarang-larangku. Ayah tidak tahu seberapa hebatnya seorang Hunter itu. Ayah cuma bisa bermabuk-mabukan minum arak!"
Setelah ayahnya mendengar hal itu, ia lalu berjalan cepat mendekati Krist lalu menampar pipi Krist dengan keras. "UNTUK APA AYAH LAKUKAN ITU!" teriak Krist sambil memegang pipinya yang habis ditampar. "Menurutmu ayah tidak tahu apa-apa? menurutmu ayah hidup selama 50 tahun ini tanpa tahu apa-apa?" jelas ayahnya. "Pekerjaan Hunter walaupun kamu punya seratus nyawa tidak akan cukup. Kamu bisa meninggal kapan saja". "AKU TIDAK TAKUT!" jelas Krist.
"Apakah kamu tahu bagaimana rasanya menjadi Hunter? kamu melihat mayat-mayat bergelimpangan di sekitar, bukan itu saja kamu mungkin juga akan membunuh seseorang. Apakah kamu tahu bagaimana rasanya temanmu di depan matamu dibunuh oleh buronan? Apakah kamu tahu hidup sebagai seorang Hunter dikejar-kejar? Buronan akan selalu mengejar untuk mengambil kepalamu. Sekali kamu mendapatkan buronan, teman-teman buronan tersebut akan mengejarmu terus sepanjang hidupmu. Apakah kamu hanya ingin terlihat keren karena menjadi Hunter? Lupakan saja mimpi bodohmu. Kamu bahkan tidak punya MARK !!" hardik sang ayah kepada Krist.
Krist yang mendengar hanya bisa terdiam. "Sebagai hukuman untukmu, kamu tidak boleh masuk ke rumah sampai saya mengizinkannya. Pikirkanlah baik-baik mimpi bodohmu itu. Bila kamu sudah tidak ingin menjadi Hunter lagi, kamu baru boleh masuk ke rumah." tegas sang ayah. Setelah itu ayahnya berjalan masuk ke dalam rumah.
Krist lalu menangis sedih. Selama ia hidup 10 tahun, tak pernah ayahnya terlihat marah seperti itu. Ia masih ingin menjadi Hunter, tetapi melihat ayahnya seperti itu, iapun mulai ragu-ragu. Karena tidak tahu apa yang harus dilakukan, ia pun berjalan ke arah air terjun. Lalu ia berjalan-jalan di sekitar air terjun. Ketika sedang melihat-lihat sekitar, ia melihat ada sebuah gubuk kecil tepat di sebelah air terjun. Ia tidak pernah melihat gubuk itu. Ia memutuskan untuk pergi ke gubuk kecil tersebut.
Begitu dekat, ia mendapati sebuah gubuk kecil hanya terbuat dari sekumpulan kayu yang dipaku-paku secara berantakan. Krist lalu mencoba membuka pintu masuk ke dalam gubuk tersebut. Begitu masuk gubuk, ia mendapati bahwa itu adalah sebuah gudang barang. "Apa itu mark? tidak pernah kudengar sekalipun..." pikir Krist sambil membongkar-bongkar barang-barang yang ada. Ia mendapatkan sebuah buku, sebilah pisau, dan sebuah foto. "Foto siapa ini? mereka terlihat bahagia..." pikir Krist sambil melihat foto yang ada 8 orang di dalamnya. Lalu ia mencoba membongkar-bongkar di tempat lain. Lalu Krist terpana, ia menemukan sebuah gelang tangan dengan ukiran abstrak yang indah terbuat dari emas. Ia begitu kagum dengan benda tersebut, walau hanya sebuah gelang, tetapi seperti ada kekuatan yang tersembunyi. "Wah indah sekali gelang ini, bagaimana cara memakainya ya?" kata Krist. "Wah ada engselnya, coba saya buka..." Ia mencoba membuka sekuat tenaga, lalu ia berhasil. Setelah itu, ia memasang gelang tersebut di tangannya.
Thursday, November 20, 2008
Part 2 Sang Pemabuk Dan Bayi
"HEI BAWAKAN LAGI MINUMANNYA !" kata seorang laki-laki separuh baya yang mabuk.
Sang pelayan kedai lalu buru-buru ke dapur dan mengambil arak yang sudah berumur 2 tahun lalu dibawanya kepada laki-laki itu. "Lama sekali kamu mengambilnya, tidak tahu saya sudah sampai jamuran menunggu di sini?" hardik laki-laki tersebut. "Maaf tuan...." kata sang pelayan sambil menundukkan kepala. "Yasudahlah, saya sudah tidak mood minum sekarang, saya bawa pulang saja arak ini untuk diminum nanti malam hahahaha." laki-laki itu lalu pergi setelah membayar 10 botol arak yang diminum plus 2 botol arak yang dibawanya pulang.
Hari sudah menjelang sore ketika laki-laki itu berjalan pulang dari kedai. "Lalalala...aku tidak mabuk kuik-kuik auw auw..bahasaku normal kan?" laki-laki tersebut berbicara sendiri sambil berjalan. Begitu ia memasuki hutan, terdengar suara seperti bayi yang menangis. "Suara apa itu? ini di dalam hutan, mana mungkin ada suara bayi, aku kan tidak mabuk," pikir laki-laki itu "tapi mungkin aku memank mabuk HAHAHAHA." Semakin ia berjalan ke dalam hutan, suara tersebut semakin jelas." Lalu karena penasaran, ia mencoba mencari sumber suara tersebut. Lalu ia tersentak, melihat seorang bayi berpipi merah, mukanya begitu polos bagaikan malaikat yang jatuh ke bumi, terselimuti dengan kain berwarna putih. Suara tangisannya memecah keheningan hutan yang suram. "Untung saya menemukannya, kalau tidak, mungkin sudah diterkam oleh binatang ganas." pikir sang pemabuk tersebut. Lalu ia menggendong bayi tersebut, "siapa sih yang tega membuang anak ini..."kata si pemabuk. Lalu ia menemukan sebuah kertas di sebelah bayi tersebut, "tulisan apa ini tidak jelas sama sekali...oiya saya sedang mabuk ya hahahaha."Lalu ia menyelipkan memo itu di sakunya. Setelah itu, ia membawa pulang anak tersebut untuk dibawa ke rumahnya yang berada di ujung hutan di dekat air terjun.
Rumah lelaki itu sangatlah sederhana. semuanya terbuat dari kayu. Letaknya berada sangat dekat dengan air terjun. Di belakangnya ada sungai yang tidak terlalu dalam dan tidak terlalu dangkal. Sesampainya di dalam rumah, ia meletakkan bayi tersebut di atas tempat tidurnya. Lalu ia mencoba membaca lagi memo yang ada dia keluarkan dari sakunya. "Nah, sekarang sudah bisa terbaca." Di memo tersebut tertulis '4-7-1028'. "tanggal 4 ?" pikirnya, "itu kan baru 2 hari yang lalu." Lalu ia mencoba mencari tulisan yang lain, tetapi tidak ditemukan. "Orangtuamu belum memberimu nama ya anak muda?" kata laki-laki itu. Setelah selesai membacanya, ia menaruh memo itu di atas meja, kemudian beranjak ke tempat tidurnya. Lalu ia menggendong bayi tersebut, "hei badan kamu kotor sekali, mari saya mandikan", katanya sambil berjalan ke kamar mandinya yang ternyata adalah sungai di belakang rumah. Lalu ia membuka kain yang menutupi bayi tersebut, "wah ternyata kamu laki-laki ya", lalu ia melihat-lihat seluruh badan bayi tersebut. "Ternyata tidak ada Mark..." pikirnya. Lalu ia memandikannya. Setelah selesai memandikannya, ia membawa anak tersebut kembali ke tempat tidurnya. Lalu ia pergi membeli susu di desa.
Sepulangnya dari membeli susu, ia lalu memberinya kepada bayi tersebut. Sang bayi meminumnya dengan sangat lahap. "Kamu sangat lapar ya bocah," kata laki-laki tersebut, "besok aku akan membawamu ke desa, mungkin orangtuamu masih ada di sana." Selesai minum, bayi tersebut langsung tertidur pulas. "Wajahmu saat tertidur sangat polos ya bocah, lucu sekali." kata si pemabuk yang sudah tidak mabuk tersebut. "Saya juga mengantuk, mari tidur."
Keesokan harinya, pagi-pagi sekali ia membawa bayi tersebut kembali ke tempat dimana ia ditinggal. "Baiklah bayi, orangtuamu akan segera mengambilmu kembali," kata lelaki tersebut. Namun sampai siang hari, orangtua bayi tersebut belum muncul juga. "Mungkin nanti sore mereka akan datang, kalau begitu kita pulang dahulu ya bocah." Lalu mereka pulang ke rumah untuk makan. Setelah selesai makan, mereka kembali lagi ke hutan. Namun sampai sore tiba, orangtuanya tidak kunjung muncul. Akhirnya mereka kembali lagi ke rumah karena hari sudah mulai gelap. Keesokan harinya pun, mereka menunggu tetapi orangtua bayi tersebut tak kunjung muncul. Begitu pula keesokan dan keesokan harinya.
"Sepertinya anak ini memang ditinggal oleh orangtuanya, malang benar nasibmu nak," kata laki-laki tersebut. "Hmm...karena tidak mungkin meninggalkanmu sendirian, saya akan mengasuhmu. Lagipula saya juga hidup sendirian. Bagaimana kalau kamu kuangkat jadi anakku?" Tanyanya. Si bayi lalu tersenyum seakan mengerti apa yang dikatakan oleh lelaki tersebut. "Aku mengganggap itu sebagai tanda setuju darimu." Katanya, "oke, sekarang kamu resmi menjadi anakku. Sebelum itu aku harus memberimu nama, kira-kira apa yang cocok yah?" Ia lalu memilih nama-nama yang menurutnya bagus. "Christopher, Erai, Malaekh, hmmm...membingungkan ya..Greze..Krist..."Lalu ia memutuskan, "sepertinya Krist nama yang bagus, cocok untukmu. Bagaimana kamu suka bocah?" Lalu kembali anak itu tersenyum seakan ia senang menerima nama tersebut. "Baiklah mulai sekarang namamu adalah Krist. Dan kamu akan memakai nama belakangku Fuego. Namamu Krist Fuego." Bayi tersebut akhirnya tertawa girang, seakan benar-benar mengerti apa yang dikatakan ayah angkatnya itu. Pertemuan mereka berdua adalah awal dari takdir kehidupan mereka yang baru.
Sang pelayan kedai lalu buru-buru ke dapur dan mengambil arak yang sudah berumur 2 tahun lalu dibawanya kepada laki-laki itu. "Lama sekali kamu mengambilnya, tidak tahu saya sudah sampai jamuran menunggu di sini?" hardik laki-laki tersebut. "Maaf tuan...." kata sang pelayan sambil menundukkan kepala. "Yasudahlah, saya sudah tidak mood minum sekarang, saya bawa pulang saja arak ini untuk diminum nanti malam hahahaha." laki-laki itu lalu pergi setelah membayar 10 botol arak yang diminum plus 2 botol arak yang dibawanya pulang.
Hari sudah menjelang sore ketika laki-laki itu berjalan pulang dari kedai. "Lalalala...aku tidak mabuk kuik-kuik auw auw..bahasaku normal kan?" laki-laki tersebut berbicara sendiri sambil berjalan. Begitu ia memasuki hutan, terdengar suara seperti bayi yang menangis. "Suara apa itu? ini di dalam hutan, mana mungkin ada suara bayi, aku kan tidak mabuk," pikir laki-laki itu "tapi mungkin aku memank mabuk HAHAHAHA." Semakin ia berjalan ke dalam hutan, suara tersebut semakin jelas." Lalu karena penasaran, ia mencoba mencari sumber suara tersebut. Lalu ia tersentak, melihat seorang bayi berpipi merah, mukanya begitu polos bagaikan malaikat yang jatuh ke bumi, terselimuti dengan kain berwarna putih. Suara tangisannya memecah keheningan hutan yang suram. "Untung saya menemukannya, kalau tidak, mungkin sudah diterkam oleh binatang ganas." pikir sang pemabuk tersebut. Lalu ia menggendong bayi tersebut, "siapa sih yang tega membuang anak ini..."kata si pemabuk. Lalu ia menemukan sebuah kertas di sebelah bayi tersebut, "tulisan apa ini tidak jelas sama sekali...oiya saya sedang mabuk ya hahahaha."Lalu ia menyelipkan memo itu di sakunya. Setelah itu, ia membawa pulang anak tersebut untuk dibawa ke rumahnya yang berada di ujung hutan di dekat air terjun.
Rumah lelaki itu sangatlah sederhana. semuanya terbuat dari kayu. Letaknya berada sangat dekat dengan air terjun. Di belakangnya ada sungai yang tidak terlalu dalam dan tidak terlalu dangkal. Sesampainya di dalam rumah, ia meletakkan bayi tersebut di atas tempat tidurnya. Lalu ia mencoba membaca lagi memo yang ada dia keluarkan dari sakunya. "Nah, sekarang sudah bisa terbaca." Di memo tersebut tertulis '4-7-1028'. "tanggal 4 ?" pikirnya, "itu kan baru 2 hari yang lalu." Lalu ia mencoba mencari tulisan yang lain, tetapi tidak ditemukan. "Orangtuamu belum memberimu nama ya anak muda?" kata laki-laki itu. Setelah selesai membacanya, ia menaruh memo itu di atas meja, kemudian beranjak ke tempat tidurnya. Lalu ia menggendong bayi tersebut, "hei badan kamu kotor sekali, mari saya mandikan", katanya sambil berjalan ke kamar mandinya yang ternyata adalah sungai di belakang rumah. Lalu ia membuka kain yang menutupi bayi tersebut, "wah ternyata kamu laki-laki ya", lalu ia melihat-lihat seluruh badan bayi tersebut. "Ternyata tidak ada Mark..." pikirnya. Lalu ia memandikannya. Setelah selesai memandikannya, ia membawa anak tersebut kembali ke tempat tidurnya. Lalu ia pergi membeli susu di desa.
Sepulangnya dari membeli susu, ia lalu memberinya kepada bayi tersebut. Sang bayi meminumnya dengan sangat lahap. "Kamu sangat lapar ya bocah," kata laki-laki tersebut, "besok aku akan membawamu ke desa, mungkin orangtuamu masih ada di sana." Selesai minum, bayi tersebut langsung tertidur pulas. "Wajahmu saat tertidur sangat polos ya bocah, lucu sekali." kata si pemabuk yang sudah tidak mabuk tersebut. "Saya juga mengantuk, mari tidur."
Keesokan harinya, pagi-pagi sekali ia membawa bayi tersebut kembali ke tempat dimana ia ditinggal. "Baiklah bayi, orangtuamu akan segera mengambilmu kembali," kata lelaki tersebut. Namun sampai siang hari, orangtua bayi tersebut belum muncul juga. "Mungkin nanti sore mereka akan datang, kalau begitu kita pulang dahulu ya bocah." Lalu mereka pulang ke rumah untuk makan. Setelah selesai makan, mereka kembali lagi ke hutan. Namun sampai sore tiba, orangtuanya tidak kunjung muncul. Akhirnya mereka kembali lagi ke rumah karena hari sudah mulai gelap. Keesokan harinya pun, mereka menunggu tetapi orangtua bayi tersebut tak kunjung muncul. Begitu pula keesokan dan keesokan harinya.
"Sepertinya anak ini memang ditinggal oleh orangtuanya, malang benar nasibmu nak," kata laki-laki tersebut. "Hmm...karena tidak mungkin meninggalkanmu sendirian, saya akan mengasuhmu. Lagipula saya juga hidup sendirian. Bagaimana kalau kamu kuangkat jadi anakku?" Tanyanya. Si bayi lalu tersenyum seakan mengerti apa yang dikatakan oleh lelaki tersebut. "Aku mengganggap itu sebagai tanda setuju darimu." Katanya, "oke, sekarang kamu resmi menjadi anakku. Sebelum itu aku harus memberimu nama, kira-kira apa yang cocok yah?" Ia lalu memilih nama-nama yang menurutnya bagus. "Christopher, Erai, Malaekh, hmmm...membingungkan ya..Greze..Krist..."Lalu ia memutuskan, "sepertinya Krist nama yang bagus, cocok untukmu. Bagaimana kamu suka bocah?" Lalu kembali anak itu tersenyum seakan ia senang menerima nama tersebut. "Baiklah mulai sekarang namamu adalah Krist. Dan kamu akan memakai nama belakangku Fuego. Namamu Krist Fuego." Bayi tersebut akhirnya tertawa girang, seakan benar-benar mengerti apa yang dikatakan ayah angkatnya itu. Pertemuan mereka berdua adalah awal dari takdir kehidupan mereka yang baru.
Tuesday, November 18, 2008
Part 1 The Phantase
Dunia Phantase, disinilah tempat dimana para manusia lahir, hidup dan meninggal. Total 6 milliar penduduk yang tinggal di dunia Phantase ini. Phantase terdiri dari 3 benua dan sisanya adalah perairan. 3 benua tersebut adalah Asthra, Benshus, dan Calicia.
Dari 6 milliar penduduk yang tinggal di dunia Phantase, ada 1% penduduk yang memiliki tanda 'Mark'. Mark adalah tanda yang ada di bagian tubuh seseorang. Manusia yang memiliki Mark mempunyai kekuatan ajaib. Ada yang bisa terbang, ada yang bisa mengeluarkan listrik dari tubuhnya, dan kekuatan-kekuatan yang di luar akal sehat lainnya. Manusia yang memilik Mark akan sangat disegani oleh para manusia lainnya. Bila sepasang manusia biasa (tanpa Mark) melahirkan seorang anak dengan tanda Mark, mereka akan sungguh senang dan akan membangga-banggakannya kepada penduduk setempatnya. Mark adalah tanda bahwa orang itu spesial dan dipilih oleh takdir sebagai manusia yang mempunyai kekuatan khusus. Mark amatlah langka karena hanya 1 % penduduk yang mempunyai itu. Meskipun ada 2 pasangan suami istri yang mempunyai Mark. Belum tentu anaknya akan mempunyai Mark tersebut.
Tanda Mark berbentuk seperti tato yang ada di kulit. Ia bisa berada di mana saja di bagian tubuh. Di tangan, kaki, dahi, punggung, dada, di mana saja tanda itu berada. Bentuknya pun bermacam-macam. Ada yang kotak, lingkaran, abstrak. Meskipun mempunyai Mark, orang tersebut belum tentu bisa menggunakan kekuatan yang ada di dalam tubuhnya. Untuk itu ada sebuah device yang bisa memanggil keluar kekuatan yang tersembunyi. Device itu berupa gelang tangan terbuat dari emas yang disebut dengan 'Bracer'. Bracer sudah ada sejak dahulu kala. Para penduduk zaman dahulu menggunakan kekuatan magis yang berasal dari alam untuk membuat 'Bracer' ini. Bila Bracer digunakan oleh manusia biasa, tidak akan terjadi apa-apa, tetapi bila digunakan oleh manusia yang memiliki tanda Mark, orang itu akan bisa mengeluarkan kemampuan tersembunyinya. Manusia Mark tanpa Bracer hanyalah seperti manusia biasa. Karena itu ada yang seumur hidup tidak menemukan Bracer, tidak tahu kekuatan apa yang ada di dalam tubuhnya. Bracer sangatlah langka dan sangat mahal. Bila dijual Bracer bisa seharga 300.000.000 fach.
mata uang dunia Phantase adalah Fach. Para manusia bekerja untuk mencari fach ini. ada yang bekerja sebagai petani, pedagang, dokter, dan masih ada 1000 lebih pekerjaan lainnya. Dari semua pekerjaan tersebut, ada 3 pekerjaan yang paling disegani. Pekerjaan yang pertama adalah Navigator. Seorang navigator bisa memberitahu tempat yang ingin dituju dan bisa menjadi pemandu ke tempat-tempat yang tidak dihuni. Mereka tahu banyak mengenai peta-peta dunia, tempat-tempat yang penuh dengan harta, tempat yang terpencil. Bayaran mereka sangat mahal, karena pekerjaan mereka dianggap berbahaya. Pekerjaan kedua adalah Transporter. Seorang Transporter bertugas menyediakan transportasi untuk orang-orang yang ingin berpergian jauh. Transporter merupakan ahli hewan. Phantase menggunakan hewan untuk bertransportasi jarak jauh. Bila ingin melintasi antar benua, mereka harus menyewa jasa transporter untuk menyebrangi lautan. Hewan yang dipakai bisa hewan laut maupun hewan terbang. Hewan terbang yang paling terkenal adalah Ptera. Ptera berbulu warna hitam, berukuran raksasa setinggi 40 meter, pemakan daging. Di atas punggu Ptera ditaruh pelana, muat sampai 50 orang yang bisa duduk di atas Ptera. Ptera liar sangatlah ganas, tetapi Transporter bisa menjinakkannya sehingga Ptera bisa digunakan sebagai alat transportasi. Pekerjaan ketiga adalah pekerjaan yang paling berbahaya, paling disegani, paling dibanggakan. Mereka disebut dengan 'Hunter'. Hunter mempunyai 2 tugas yaitu 'Head Hunter' dan 'Treasure Hunter'. Head Hunter bertugas memburu para buronan yang mempunyai harga di kepalanya. Biasa buronan adalah orang yang melakukan tindak kejahatan mulai dari level E yang paling rendah. Lalu level D, C, B, A. dan yang paling tinggi adalah kejahatan level S. Dunia Phantase tidaklah damai. Banyak orang yang menjadi buronan. karena itu Hunter sangatlah diperlukan. Treasure Hunter adalah pekerjaan yang memburu harta. Harta-harta yang tersimpan di dalam gua, di dalam lautan, di dalam hutan yang penuh dengan monster. Hanya Hunterlah yang bisa melakukannya. Hunter terdiri dari para manusia biasa. Bila manusia yang memilik tanda Mark menjadi Hunter. Ia disebut 'Brace Hunter'
Dari 6 milliar penduduk yang tinggal di dunia Phantase, ada 1% penduduk yang memiliki tanda 'Mark'. Mark adalah tanda yang ada di bagian tubuh seseorang. Manusia yang memiliki Mark mempunyai kekuatan ajaib. Ada yang bisa terbang, ada yang bisa mengeluarkan listrik dari tubuhnya, dan kekuatan-kekuatan yang di luar akal sehat lainnya. Manusia yang memilik Mark akan sangat disegani oleh para manusia lainnya. Bila sepasang manusia biasa (tanpa Mark) melahirkan seorang anak dengan tanda Mark, mereka akan sungguh senang dan akan membangga-banggakannya kepada penduduk setempatnya. Mark adalah tanda bahwa orang itu spesial dan dipilih oleh takdir sebagai manusia yang mempunyai kekuatan khusus. Mark amatlah langka karena hanya 1 % penduduk yang mempunyai itu. Meskipun ada 2 pasangan suami istri yang mempunyai Mark. Belum tentu anaknya akan mempunyai Mark tersebut.
Tanda Mark berbentuk seperti tato yang ada di kulit. Ia bisa berada di mana saja di bagian tubuh. Di tangan, kaki, dahi, punggung, dada, di mana saja tanda itu berada. Bentuknya pun bermacam-macam. Ada yang kotak, lingkaran, abstrak. Meskipun mempunyai Mark, orang tersebut belum tentu bisa menggunakan kekuatan yang ada di dalam tubuhnya. Untuk itu ada sebuah device yang bisa memanggil keluar kekuatan yang tersembunyi. Device itu berupa gelang tangan terbuat dari emas yang disebut dengan 'Bracer'. Bracer sudah ada sejak dahulu kala. Para penduduk zaman dahulu menggunakan kekuatan magis yang berasal dari alam untuk membuat 'Bracer' ini. Bila Bracer digunakan oleh manusia biasa, tidak akan terjadi apa-apa, tetapi bila digunakan oleh manusia yang memiliki tanda Mark, orang itu akan bisa mengeluarkan kemampuan tersembunyinya. Manusia Mark tanpa Bracer hanyalah seperti manusia biasa. Karena itu ada yang seumur hidup tidak menemukan Bracer, tidak tahu kekuatan apa yang ada di dalam tubuhnya. Bracer sangatlah langka dan sangat mahal. Bila dijual Bracer bisa seharga 300.000.000 fach.
mata uang dunia Phantase adalah Fach. Para manusia bekerja untuk mencari fach ini. ada yang bekerja sebagai petani, pedagang, dokter, dan masih ada 1000 lebih pekerjaan lainnya. Dari semua pekerjaan tersebut, ada 3 pekerjaan yang paling disegani. Pekerjaan yang pertama adalah Navigator. Seorang navigator bisa memberitahu tempat yang ingin dituju dan bisa menjadi pemandu ke tempat-tempat yang tidak dihuni. Mereka tahu banyak mengenai peta-peta dunia, tempat-tempat yang penuh dengan harta, tempat yang terpencil. Bayaran mereka sangat mahal, karena pekerjaan mereka dianggap berbahaya. Pekerjaan kedua adalah Transporter. Seorang Transporter bertugas menyediakan transportasi untuk orang-orang yang ingin berpergian jauh. Transporter merupakan ahli hewan. Phantase menggunakan hewan untuk bertransportasi jarak jauh. Bila ingin melintasi antar benua, mereka harus menyewa jasa transporter untuk menyebrangi lautan. Hewan yang dipakai bisa hewan laut maupun hewan terbang. Hewan terbang yang paling terkenal adalah Ptera. Ptera berbulu warna hitam, berukuran raksasa setinggi 40 meter, pemakan daging. Di atas punggu Ptera ditaruh pelana, muat sampai 50 orang yang bisa duduk di atas Ptera. Ptera liar sangatlah ganas, tetapi Transporter bisa menjinakkannya sehingga Ptera bisa digunakan sebagai alat transportasi. Pekerjaan ketiga adalah pekerjaan yang paling berbahaya, paling disegani, paling dibanggakan. Mereka disebut dengan 'Hunter'. Hunter mempunyai 2 tugas yaitu 'Head Hunter' dan 'Treasure Hunter'. Head Hunter bertugas memburu para buronan yang mempunyai harga di kepalanya. Biasa buronan adalah orang yang melakukan tindak kejahatan mulai dari level E yang paling rendah. Lalu level D, C, B, A. dan yang paling tinggi adalah kejahatan level S. Dunia Phantase tidaklah damai. Banyak orang yang menjadi buronan. karena itu Hunter sangatlah diperlukan. Treasure Hunter adalah pekerjaan yang memburu harta. Harta-harta yang tersimpan di dalam gua, di dalam lautan, di dalam hutan yang penuh dengan monster. Hanya Hunterlah yang bisa melakukannya. Hunter terdiri dari para manusia biasa. Bila manusia yang memilik tanda Mark menjadi Hunter. Ia disebut 'Brace Hunter'
Subscribe to:
Comments (Atom)