"Bukalah kain yang menutupi matamu itu," kata Ace.
"Apa ujian yang akan kau berikan?" tanya Krist sambil melepas kain yang terikat di kepalanya.
"Tunggu sebentar," kata Ace. Lalu dia mengambil sebuah barang di atas rumput dan melemparnya ke arah Krist.
"Wah pedang yang bagus sekali," kata Krist takjub sambil melihat-lihat pedang tersebut.
"Itu adalah pedang yang kugunakan waktu menjadi Hunter. Salah satu pedang terbaik yang pernah ada yang dibuat oleh Pembuat Pedang terbaik, Henshin," kata Ace.
"Lalu apa yang harus kulakukan dengan pedang ini?" tanya Krist.
Ace mengambil sebilah kayu yang ada di atas rumput. "Bertarunglah denganku," kata Ace. "Bila kamu bisa melukaiku satu kali saja, kamu lulus."
"Ayah bercanda? Saya menggunakan pedang tajam, ayah hanya menggunakan kayu, apakah adil?" tanya Ace.
"Hei kau kira siapa yang di depanmu? Yang di depan matamu ini adalah sang Hunter legendaris, Ace Fuego," kata Ace. "Mari kita mulai."
Tiba-tiba Ace langsung maju menyerang Krist. Begitu sampai di depan mata Krist, tiba-tiba Ace hilang dari pandangan.
"Atas!" teriak Krist yang mengetahui kemana Ace menghilang. Ace mencoba memukulkan kayunya secara bertubi-tubi ke arah Krist. Namun Krist berhasil menangkis semuanya. Krist tidak sekalipun mendapat kesempatan untuk menyerang. Krist hanya bisa bertahan dari serangan tak henti Ace.
"Inikah kemampuan ayah?" pikir Krist sambil terus menangkis. "Kuat sekali, apakah aku bisa melukainya? Bukan..apakah aku bisa menyerang kembali? Aliran serangannya tidak bisa dibendung."
"Hahahaha, cuma segini kemampuanmu bocah?" kata Ayah Krist. "Baiklah aku akan meningkatkan seranganku." Kecepatan ayunan kayu Ace semakin cepat, bahkan sudah tidak terlihat oleh mata. Krist mulai kesusahan menahan semua serangannya. Akhirnya Krist terkena ayunan kayu dari Ace. Ia terpental sejauh 2 meter.
"Ahh..kemampuanku sudah menurun, memang gara-gara umur," kata Ace. "Hei bangun! Apa hanya segini kemampuanmu? Sampai kapanpun tidak akan bisa menjadi Hunter."
Lalu Krist bangun dari tanah tempat ia terjatuh. "Bukan begitu, daritadi aku menahan tenagaku, karena takut melukaimu, kukira kamu sudah tua tidak bisa apa-apa lagi, sekarang aku tidak akan menahan lagi. Siap-siap orang tua!" Seru Krist sambil berlari ke arah Ace.
"Tarian Pedang Sabit," kata Krist sambil menyerang. Ia kemudian mengangkat tangan kanannya yang memegang pedang, berancang-ancang untuk menebas Ace dari atas. Ace berusaha menangkisnya, tetapi pedang itu hilang dari tangan kanan Krist.
"Hah? kemana pedangnya menghilang?" pikir Ace. Tiba-tiba tangan kiri Krist datang dari arah bawah mencoba menebas ke arah perut Ace dengan pedangnya.
"Hiattt," teriak Krist. Ketika hampir mengenai perut Ace, sebilah kayu menahan serangan Krist. Ace berhasil menahannya.
"Teknik yang mengagumkan! Tetapi kalau hanya segini masih belum cukup," kata Ace.
"Masih ada lanjutannya!" Teriak Krist. Krist mengayunkan tangan kanan untuk memukul kepala Ace. Namun tangan kiri Ace yang masih bebas, berhasil menahan pukulan Krist.
Dengan cepat Krist melepaskan tangan kirinya dari pedangnya. "Bodoh! Kedua serangan tadi hanyalah perangkap, rasakan pukulanku." kata Krist. Hantaman tangan kiri Krist berhasil mengenai dada Ace. Ace terpental sampai jatuh ke tanah.
"Luar biasa! Pukulannya kuat sekali, meskipun aku tidak terlalu serius, aku yang Hunter legendaris sampai terjatuh di tanah seperti ini, anak ini sudah menjadi kuat," pikir Ace yang terjatuh di tanah.
"Bagaimana ayah? Apakah aku sudah lulus ujian?" tanya Krist.
Kemudian Ace bangkit. "Pukulan lemah seperti itu mana bisa dihitung?"
"Aaaaa! Curang!"
"Hahaha, aku hanya bercanda. Kamu lulus ujian ini," kata Ace sambil tersenyum.
"HORREEEE!" Teriak Krist sambil melompat girang.
"Lalu..lalu..kapan kita bisa mulai latihan kedua? Sekarang? Besok?" tanya Krist semangat.
"Besok kita mulai latihannya, aku sudah lelah," kata Ace. "Ngomong-ngomong, tadi teknik yang bagus."
Hari esokpun tiba. Krist terbangun terlebih dahulu, lalu membangungkan ayahnya
"Ayah, cepat bangun. Mari kita latihan," kata Krist sambil menggoyang-goyangkan tubuh ayahnya.
"Aduh, masih pagi tahu! Dasar anak muda tidak sabaran," kata Ace yang masih ingin melanjutkan tidurnya.
"Apanya yang masih pagi? sekarang sudah pukul 10," kata Krist. Kemudian Ace melihat ke arah jam dinding. "Oiya, hehehe, jadi malu," kata Ace. "Baiklah aku bangun."
Kemudian mereka sarapan terlebih dahulu. Selesai sarapan, mereka keluar ke padang rumput yang kosong.
"Latihan macam apa yang sekarang akan kau berikan?" tanya Krist.
"Tangkap ini," kata Ace sambil melempar sebuah gelang.
"Ini kan..."
"Betul, itu adalah sebuah Bracer," kata Ace menjelaskan. "Sebelum mulai, akan kuberitahu sedikit pengetahuan tentang Bracer dan Mark."
"Ada 1% populasi di dunia ini yang memiliki tanda Mark di tubuhnya. Berarti setiap 100 bayi yang lahir ke dunia, ada 1 bayi yang memiliki potensi mempunyai Mark. Orang yang mempunyai Mark disebut Mark Haver. Mark adalah tanda bahwa seseorang mempunyai kemampuan khusus dan ajaib dibanding manusia lainnya. Kekuatan yang dikeluarkan oleh Mark Haver disebut Mark Power," jelas Ace. "Sampai sini paham?"
"Ya, sedikit banyak saya paham," kata Krist.
"Dan seorang Mark Haver tidak bisa mengeluarkan kekuatannya begitu saja," kata Ace. "Untuk itu mereka membutuhkan alat untuk memanggil keluar kekuatan tersebut. Alat itu disebut Bracer, seperti yang kau pegang saat ini."
"Oh, saya mengerti, jadi yang harus kulakukan hanya memakai alat ini sekarang?" tanya Krist.
"Ya betul sekali, latihan kita kali ini berfokus pada Mark Power mu, sekarang kenakan Bracer-nya," kata Ace.
"Sebelum itu, saya mau bertanya satu hal. Apakah semua Mark Haver ketika memakai Bracer baru terlihat tanda Mark-nya?" tanya Krist.
"Oh, tidak," kata Ace. "Seumur hidup baru kulihat pertama kali dan satu-satunya hanya dirimu yang tanda Mark-nya baru terlihat setelah memakai Bracer. Dan menurut saya, itu sangatlah menguntungkan."
"Maksudnya?"
"Ya, mungkin kamu tidak tahu, harga kepala seorang Mark Haver sangatlah mahal di dunia gelap. Bila para buronan tahu kamu mempunyai Mark, kamu akan terus menjadi sasaran," jelas Ace. "Baiklah mari kita mulai, kenakan Bracer-mu."
Lalu Krist memakai Bracer tersebut di pergelangan tangannya. Tiba-tiba di dahinya keluar tanda Mark berbentuk seperti seekor burung. Setelah itu semburan api tak henti-hentinya keluar dari tangan Krist.
"Wuaaaa, bagaimana cara menghentikan ini?" teriak Krist panik.
"Bila perkiraanku benar, segala sesuatu mempunyai aliran, termasuk Mark Power. Dan yang bisa mengendalikan alirannya hanyalah Mark Haver. Krist, kendalikan alirannya!" perintah Ace.
Kemudian Krist menenangkan diri. Seiring waktu, semburan api itu mengecil, hingga akhirnya menghilang.
"Fiuh, akhirnya menghilang juga," kata Krist. "Untunglah sebelumnya kita sudah berlatih mengendalikan aliran, kalau tidak seluruh hutan ini akan terbakar. Lalu apa yang akan ayah ajari lagi?"
"Sudah tidak ada yang bisa kuajarkan lagi..." Kata Ace.
"Maksudnya?" Tanya Krist kebingungan.
"Ya, seperti yang kau lihat, aku tidak mempunyai Mark sama sekali. Aku tidak tahu bagaimana cara menggunakan, atau meningkatkan kemampuan Mark."
"Jadi, apa yang harus kulakukan sekarang?"
"Berlatihlah sendiri, keluarkan idemu, mungkin untuk pertama, belajarlah mengendalikannya dengan sempurna," kata Ace. "Aku mungkin tidak bisa melatih apa-apa, tetapi aku bisa menjadi lawan tandingmu."
"Tapi, kemampuan ini berbahaya, bisa-bisa kau terbakar."
"Hei, siapa kau pikir yang kau ajak bicara? Ace Fuego, sang Hunter legendaris. Dulu ratusan bahkan ribuan Mark Haver sudah bertekuk lutut di hadapanku," kata Ace.
"Err..baiklah."
"Kamu latihan sendiri, pikirkan apa yang bisa kau lakukan dengan apimu. Bila kau merasa sudah kuat, panggilah aku. Aku akan menjadi lawan tandingmu." Kata Ace. Lalu ia kembali masuk ke dalam rumah.
"Hei ayah, mari kita bertanding," teriak Krist dari luar rumah keesokan harinya.
"Kamu merasa sudah kuat sekarang? Baru 1 hari kamu belajar mengendalikan api-mu, baiklah akan kulayani," kata Ace. Lalu Ace keluar dari rumah menuju padang rumput. Tiba-tiba dari arah depan datang semburan api.
"Hei apa-apaan ini, curang sekali!" teriak Ace sambil menghindar. Tetapi Krist hanya terdiam. Krist terus menyerang dengan semburan apinya yang besar. Ace berhasil menghindari semuanya dengan mudah.
"Kalau hanya begini, butuh waktu ribuan tahun untuk mengenaiku," kata Ace.
"Ck, sepertinya dia masih belum mengerti," pikir Ace. "Baiklah kalau begitu..."
Tiba-tiba Ace menghilang dari pandangan Krist. Lalu Ace muncul di belakang Krist, kemudian melepas Bracer dari tangan Krist. Seketika itu juga api menghilang.
"BODOH!" kata Ace sambil memukul kepala Krist. "Beginilah kalau orang tak punya otak bertarung. Cuma mengeluarkan semua kekuatan tanpa berpikir apa-apa."
"Habis aku tidak tahu apa yang harus kulakukan," kata Krist.
"Baiklah akan kuberi petunjuk," kata Ace. "Pikirkanlah apakah seranganmu itu jarak dekat, menengah atau jauh. Dan pikirkanlah mengenai intensitas dan bentuk."
"Ohhhhh," kata Krist. Lalu ia mulai berpikir dan berpikir. "Sepertinya saya sudah tahu apa yang harus kulakukan."
"Baguslah, sekarang sudah bisa saya tinggal?" tanya Ace. "Ingat, panggil aku hanya bila kau sudah merasa kuat. Awas kalau kamu memanggilku bila masih lemah seperti ini. Oiya, kuberi satu petunjuk lagi. Hubungkan dengan tanda Mark-mu." Kemudian Ace kembali ke rumah.
Hari demi hari berlalu. Krist tak pernah sekalipun memanggil Ace untuk menjadi lawan berlatihnya. sudah lewat 2 tahun, Ace tak pernah dipanggilnya sekalipun. Ace tidak tahu bagaimana kemajuan Krist sekarang. Sampai suatu hari Krist memanggil ayahnya.
"Ayah, cepatlah keluar," kata Krist.
"Baiklah, 2 tahun sudah berlalu, kamu sudah merasa kuat?" kata Ace.
"Kuat atau tidak, ayahlah yang memutuskan," Kata Krist.
"Baiklah ayah sudah siap menjadi lawanmu."
"Aku memanggil ke sini bukan supaya ayah menjadi lawanku, tetapi untuk melihat jurus pamungkasku."
"Jadi menurutmu, jurusmu terlalu berbahaya dan aku tidak sanggup melawannya?" kata Ace merasa dirinya direndahkan.
"Ya, betul sekali," kata Krist. "Sudah jangan marah dahulu, lihatlah saja."
Kemudian Ace merasakan aura yang sangat kuat keluar dari tubuh Krist.
"Mustahil! Latihan macam apa yang dilakukan anak ini selama 2 tahun belakangan? Aura ini besar sekali," pikir Ace.
"Ayah, lihatlah jurus pamungkasku!" teriak Krist. Sesuatu keluar dari tubuh Krist.
"Luar biasa! Mungkin memang benar, jurus ini terlalu berbahaya..." pikir Ace.
Kemudian Krist menghentikan jurusnya. "Bagaimana? Apakah saya sudah lulus?"
"Ya kamu lulus," kata Ace kepada anaknya.
"Horeeee!!" Teriak Krist gembira.
"Tapi jurus itu tidak boleh sering kau gunakan. Jurus itu menguras banyak tenagamu. Bila jurus itu berhasil ditahan musuhmu. Kau sudah tidak bisa bertahan lagi," kata Ace.
"Ya saya tahu itu, sudah saya pikirkan," kata Krist.
"Anak ini sungguh hebat. Mungkin ia akan menjadi Hunter yang melebihiku yang dijuluki legendaris di era-ku," pikir Ace.
"Krist, kamu sudah kuizinkan menjadi seorang Hunter. Entah besok atau kapan, kamu sudah boleh pergi berkelana," kata Ace.
Friday, November 28, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment