Monday, December 1, 2008

Part 8 Awal Perjalanan

Seminggu sudah lewat sejak hari ia diperbolehkan pergi menjadi seorang Hunter. "Krist, sudah satu minggu lewat, kenapa kamu belum pergi juga?" tanya Ace.
"Entahlah, aku bingung apa yang harus aku siapkan dan lakukan sekarang. Lagipula aku tidak tega meninggalkan ayah," kata Krist.
"BODOHHH," seru Ace sambil mencoba memukul kepala Krist yang berhasil ditahan oleh Krist. "Memangnya kau bicara sama siapa? di depanmu ini..."
"Ya, Ace Fuego, seorang Hunter legendaris..." kata Krist melanjutkan.
"Tenanglah saja nak, ayah berjanji sebelum kamu pulang kembali, ayah menolak untuk meninggal," kata Ace.
"Tapi.."
"Tidak ada tapi-tapian, bukankah ini sudah menjadi mimpimu semenjak kamu masih kecil? Kejarlah mimpimu nak," kata Ace bijaksana. "Ayah tahu, memang berat meninggalkan orang-orang yang disayang, tapi karena ada perpisahan, tentu saja ada pertemuan kembali bukan? Pergilah nak."
"Iya..." kata Krist ragu-ragu.
Ace mengetahui kalau Krist ragu-ragu, tetapi dia diam saja.
"Aku pergi membeli arak dulu, kamu jaga rumah ya," kata Ace kepada Krist.
"Baiklah," kata Krist. Lalu Ace pergi keluar rumah.

Petang sudah tiba, tetapi Ace belum juga kembali.
"Sudah 6 jam ayah keluar rumah, mengapa belum kembali?" pikir Krist yang berada di atas ranjangnya.
Tiba-tiba terdengar suara ketukan di pintu.
"Wah pasti ayah," kata Krist. Kemudian dia membuka pintu. Tetapi yang di hadapannya bukanlah ayahnya, melainkan seorang sahabat Krist yang gemuk, Megat.
"Hai Megat! Apa yang membawamu kemari? Ngomong-ngomong, kenapa kamu terlihat panik dan kelelahan? Kamu berlari ke sini?" tanya Krist kepada Megat.
"Ayahmu! Ayahmu diculik oleh seseorang yang memakai topeng!" Kata Megat terengah-engah.
"Apa? Yang benar? Sekarang dia dimana?" Tanya Krist kaget.
"Aku melihat ayahmu dibawa ke sebuah gudang," kata Megat. "Ikut aku, aku tahu tempatnya."
Kemudian Krist mengambil pedang milik ayahnya yang berada di bawah ranjang.
"Ayo!" teriak Krist sambil berlari.
Kemudian mereka menelusuri hutan menuju desa. Setibanya di desa, mereka berlari ke belakang kedai. Di sana ada sebuah bangunan besar yang berfungsi sebagai gudang.
Krist memasuki gudang itu, sementara Megat tidak berani masuk.

"Hei kembalikan ayahku!" Teriak Krist begitu memasuki gudang. Tiba- tiba dari atas kepala Krist, ada pria bertopeng lompat dari atas mencoba memukul kepala Krist. Tetapi Krist berhasil menghindarnya. Pria tersebut kemudian melompat mundur untuk menjaga jarak. "Siapa kamu? Di mana kau sembunyikan ayahku?" tanya Krist. Lalu pria bertopeng tersebut menunjuk ke arah belakang tubuhnya. Di sana ada seorang lelaki terikat di tiang. Wajahnya tertutup oleh rambutnya yang berwarna putih. Dari baju dan rambutnya, Krist mengetahui kalau itu adalah ayahnya.
"KURANG AJARRR!" Teriak Krist sambil melompat menerjang ke arah pria bertopeng tersebut. Krist memukul orang tersebut bertubi-tubi dengan kecepatan tinggi. Tetapi semua pukulan tersebut berhasil ditahan. Pertarungan sengit terjadi. Krist berusaha menyerang pria bertopeng tersebut, tetapi tidak satu serangan pun yang berhasil mendarat di tubuhnya. Begitu ada celah sedikit, pria tersebut menyarangkan tendangannya di perut Krist. Krist terpental sampai hampir menabrak dinding.
"Kuat sekali orang ini, siapakah dia sebenarnya?" pikir Krist.
Krist menarik pedang dari sarungnya, kemudian mulai menyerang pria bertopeng. Ia mencoba menebas ke arah pria tersebut, tetapi pria tersebut dengan lihainya berhasil menghindari semua tebasan tersebut. "Jangan-jangan, dia adalah seorang Underground Hunter yang pernah menyerang ayah waktu itu," pikir Krist yang teringat cerita ayahnya dahulu.
"Orang ini gesit sekali, kalau begini tidak akan ada habisnya," pikir Krist. "Baiklah sekarang saatnya kugunakan jurusku."
Lalu Krist mengambil Bracer dari kantungnya dan memakainya di pergelangan tangan kirinya. Kemudian dia menyentuh ujung pedangnya, tiba-tiba api menyelubungi pedang tersebut.
"Pedang Api," kata Krist. Lalu Krist kembali menerjang ke arah pria tersebut. Ia menebas pedangnya ke arah pria bertopeng itu. Pria bertopeng tersebut berhasil menghindari pedangnya, tetapi tidak bisa menghindari apinya. Api itu membakar sebagian pakaiannya.
"Panas," pikir pria bertopeng tersebut sambil menghindar tebasan pedang Krist. Krist melihat lawannya sudah mulai kehilangan konsentrasi karena pengaruh apinya. Kemudian mengambil kesempatan tersebut dan berhasil membelah topeng orang itu.

Krist kaget begitu melihat orang yang ada di balik topeng tersebut. Orang itu adalah ayahnya sendiri.
"Loh ayah?" kata Krist kaget. "Lalu itu siapa?" Kata Krist sambil menunjuk orang yang diikat di tiang. Lalu Krist berjalan ke arah orang yang diikat tersebut. Kemudian mengangkat wajahnya.
"BWEEEE!" kata orang tersebut yang ternyata adalah teman Krist yang memakai wig palsu, Bardy.
"Bardy, kenapa kamu bisa di sini?" Tanya Krist bingung.
"Ini semua adalah rencana ayahmu," kata Bardy.
"Ayah? apa maksudnya ini?" Tanya Krist kepada ayah.
"Bagaimana kekuatan pria bertopeng barusan? Kuat bukan? Sudah kubilang ayahmu ini adalah Hunter legendaris, meskipun kemampuan sudah menurun jauh karena sudah tua, tetapi tetap saja masih kuat, kamu tidak usah khawatirkan ayah lagi," kata Ace.
"Ayah..." kata Krist pelan.
"Ya benar, berangkatlah Krist," kata Megat yang masuk dari luar pintu gudang. "Aku iri, padahal aku duluan yang bermimpi ingin menjadi Hunter, tetapi ternyata kamu duluan yang pergi."
"Pergilah Krist," kata Bardy yang masih terikat tersebut.
"Kalian..." kata Krist. Kemudian Krist mulai menitikkan air mata. "Kalian begitu memikirkan diriku, terima kasih..." Krist dibanjiri oleh air mata terharu.
"Ngomong-ngomong," kata Bardy. "Bisa tolong lepaskan ikatan ini? aku sudah mulai encok."

Kemudian mereka keluar dari gudang tersebut. "Baiklah, nanti malam di rumah kita pesta minum. Megat, Bardy, ajak teman-temanmu yang lain. Kita adakan acara perpisahan untuk Krist...eh bukan..tetapi acara pengusiran, hahaha," kata Ace.
"Oke, kami akan datang. Tunggu kami ya Krist," kata Megat sambil berlari ke arah desa.

Begitu malam tiba, teman-teman Krist berjumlah 5 orang datang ke rumah Krist. Mereka memulai pesta perpisahan. "Untuk Krist yang akan menjadi Hunter! Mari bersulang!" teriak Megat mengangkat botol araknya. "Yoooo!" Teriak Ace, Krist, dan teman-temannya yang lain. Pesta perpisahan berlangsung secara meriah. Megat menunjukkan tarian perutnya yang penuh dengan lemak. Bardy yang kurus mulai melakukan hand-stand tetapi terus terjatuh. Pesta tersebut penuh dengan canda tawa.

3 jam setelah itu, teman-teman Krist semua tertidur karena mabuk arak. Namun Krist tidak mabuk, ia pergi keluar rumah. "Sudah subuh masih saja di luar rumah," kata Ace.
"Eh ayah, ayah sendiri tidak tidur?" tanya Krist.
"Ayah tadi hanya minum sedikit. Ngomong-ngomong tadi kulihat kamu minum banyak, tetapi tidak mabuk sedikitpun. Hebat juga kamu. Hahaha," canda Ace.
"Tentu! Anak siapa dulu?" Kata Krist.
"Besok berangkatlah subuh-subuh. Aku sudah menyiapkan seorang Transporter lokal. Tetapi dia hanya bisa berjalan sejauh 2 kota saja. Ia hanya bisa menggunakan Barok. Ya maklumlah, seorang Transporter lokal. Masih untung ada seorang Transporter di desa ini," jelas Ace. "Bila kamu mau menjadi Hunter, pergilah ke kota Gelardo. Di sana ada markas utama Hunter benua Asthra ini. Kamu mendaftarlah di sana."
"Bagaimana caranya sampai ke Gelardo?" Tanya Krist.
"Pertama kamu ke kota Cansil dengan menggunakan Barok. Lalu sesampai di sana, carilah seorang Transporter. Transporter kota Cansil bisa mengendarai hewan terbang seperti Ptera dan lainnya. Tidak seperti di desa Alberia ini, yang ada cuma Barok yang bisa berlari saja. Lalu dari Cansil kamu bisa langsung terbang ke kota Gelardo, mudah kan?" Jelas Ace.
"Mudah-mudah susah sih," kata Krist.
"Oiya, aku kenal seorang Transporter di sana, namanya Wij. Bila kamu sudah sampai di sana, carilah dia dan sebutkan saja namaku, pasti dia mau membantumu," kata Ace.
"Wij ya, akan kuingat-ingat. Doakan semoga tidak lupa saja ya, hahaha," kata Krist.

"Ada hal yang ingin kutanyakan ayah," kata Krist.
"Apa itu?" Tanya Ace.
"Selama ini aku merasa aneh, ayah kan tidak punya Mark. Mengapa mempunyai Bracer?" Tanya Krist.
"Itu adalah Bracer milik temanku, suatu hari dia tiba-tiba saja menghilang, pergi tanpa Bracer miliknya. Jadi kusimpan saja," kata Ace.
"Kenapa diberikan kepadaku? mungkin saja ia ingin mengambilnya kembali," kata Krist.
"Tenang saja, Bracer itu sudah jadi milikmu, lagipula mungkin dia sudah tidak menginginkannya lagi," kata Ace.
"Kenapa dia tidak menginginkannya lagi?" tanya Krist ingin tahu.
"Ahh sudahlah. Tidak penting," kata Ace.
Karena merasa sepertinya ayahnya tidak ingin membicarakan hal tersebut, Krist tidak melanjutkan pertanyaannya lagi.

"Krist, ada sesuatu yang ingin kuberitahu kepadamu sejak dahulu," kata Ace.
"Apa itu?" Tanya Krist.
"Aku merasa sepertinya kamu sudah cukup besar untuk mengetahui hal ini, dan aku ingin engkau mengetahui hal ini sebelum pergi supaya tidak ada penyesalan,"
"Ya, apa itu?"
"Krist, aku bukanlah ayah kandungmu..."
Krist terdiam. Ia tahu bahwa ayahnya kali ini tidak bercanda.
"Aku menemukanmu di hutan. Orangtua kandungmu meninggalkanmu di hutan. Aku mencari orangtuamu tapi tidak kunjung ketemu. Jadi kamu kuangkat sebagai anak. Maafkan aku baru memberitahumu sekarang. Kamu pasti terluka..." Kata Ace.
Krist hanya bisa terdiam. Setelah beberapa saat, Krist berjalan mendekati Ace. Krist dan Ace saling berpandangan. Lalu tak disangka, Krist memeluk Ace.
"Jujur, aku agak kaget mendengar hal itu. Tetapi aku tidak peduli. Bagiku kau adalah ayahku yang sesungguhnya. Perhatian yang kau beri selama ini, latihan selama ini, kasih sayang yang kudapatkan, semuanya adalah nyata. Kita adalah ayah dan anak, terima kasih ayah," kata Krist sambil memeluk Ace.
"Terima kasih...Krist..." kata Ace perlahan. Air mata mengalir dari matanya.

Keesokan harinya di pagi hari Krist sudah bersiap-siap akan berangkat. Ia membawa pedang milik Ace dan Bracer. Tak lupa ia membawa botol minum dan makanan. Tak lama kemudia, Ace, Krist dan teman-teman Krist sudah berada di pintu gerbang desa Alberia.
"Inikah Barok?" tanya Krist yang melihat seekor binatang berkaki empat yang terlihat ganas. Barok adalah hewan karnivora, ia mempunyai bulu yang sangat lebat, moncong yang panjang, dan gigi yang tajam. Ia bisa dinaiki maksimal dua orang. Bila tidak ada Transporter, tentu saja hewan tersebut akan segera memangsa orang-orang yang ada di sana.
"Kau hanya boleh kembali kalau sudah menjadi nomor 1," seru Megat.
"Jangan lupa oleh-oleh kalau sudah kembali ya," kata Bardy.
"Sip deh," kata Krist.
"Ayah akan baik-baik saja di sini. Pesan ayah, jangan mati," kata Ace.
"Ah ayah, belum pergi saja sudah menyumpahi aku," jawab Krist. Teman-teman Krist semuanya tertawa.
"Baiklah saya pergi dahulu ya, doakan saya sukses. Ayo kita berangkat, pak Transporter," kata Krist.
Kemudian berangkatlah Krist bersama Transporternya menuju kota Cansil.
"Jadilah nomor 1!" Teriak Ace dari kejauhan.

1 comment:

Anonymous said...

hahah ^^;;