Thursday, November 20, 2008

Part 2 Sang Pemabuk Dan Bayi

"HEI BAWAKAN LAGI MINUMANNYA !" kata seorang laki-laki separuh baya yang mabuk.
Sang pelayan kedai lalu buru-buru ke dapur dan mengambil arak yang sudah berumur 2 tahun lalu dibawanya kepada laki-laki itu. "Lama sekali kamu mengambilnya, tidak tahu saya sudah sampai jamuran menunggu di sini?" hardik laki-laki tersebut. "Maaf tuan...." kata sang pelayan sambil menundukkan kepala. "Yasudahlah, saya sudah tidak mood minum sekarang, saya bawa pulang saja arak ini untuk diminum nanti malam hahahaha." laki-laki itu lalu pergi setelah membayar 10 botol arak yang diminum plus 2 botol arak yang dibawanya pulang.

Hari sudah menjelang sore ketika laki-laki itu berjalan pulang dari kedai. "Lalalala...aku tidak mabuk kuik-kuik auw auw..bahasaku normal kan?" laki-laki tersebut berbicara sendiri sambil berjalan. Begitu ia memasuki hutan, terdengar suara seperti bayi yang menangis. "Suara apa itu? ini di dalam hutan, mana mungkin ada suara bayi, aku kan tidak mabuk," pikir laki-laki itu "tapi mungkin aku memank mabuk HAHAHAHA." Semakin ia berjalan ke dalam hutan, suara tersebut semakin jelas." Lalu karena penasaran, ia mencoba mencari sumber suara tersebut. Lalu ia tersentak, melihat seorang bayi berpipi merah, mukanya begitu polos bagaikan malaikat yang jatuh ke bumi, terselimuti dengan kain berwarna putih. Suara tangisannya memecah keheningan hutan yang suram. "Untung saya menemukannya, kalau tidak, mungkin sudah diterkam oleh binatang ganas." pikir sang pemabuk tersebut. Lalu ia menggendong bayi tersebut, "siapa sih yang tega membuang anak ini..."kata si pemabuk. Lalu ia menemukan sebuah kertas di sebelah bayi tersebut, "tulisan apa ini tidak jelas sama sekali...oiya saya sedang mabuk ya hahahaha."Lalu ia menyelipkan memo itu di sakunya. Setelah itu, ia membawa pulang anak tersebut untuk dibawa ke rumahnya yang berada di ujung hutan di dekat air terjun.

Rumah lelaki itu sangatlah sederhana. semuanya terbuat dari kayu. Letaknya berada sangat dekat dengan air terjun. Di belakangnya ada sungai yang tidak terlalu dalam dan tidak terlalu dangkal. Sesampainya di dalam rumah, ia meletakkan bayi tersebut di atas tempat tidurnya. Lalu ia mencoba membaca lagi memo yang ada dia keluarkan dari sakunya. "Nah, sekarang sudah bisa terbaca." Di memo tersebut tertulis '4-7-1028'. "tanggal 4 ?" pikirnya, "itu kan baru 2 hari yang lalu." Lalu ia mencoba mencari tulisan yang lain, tetapi tidak ditemukan. "Orangtuamu belum memberimu nama ya anak muda?" kata laki-laki itu. Setelah selesai membacanya, ia menaruh memo itu di atas meja, kemudian beranjak ke tempat tidurnya. Lalu ia menggendong bayi tersebut, "hei badan kamu kotor sekali, mari saya mandikan", katanya sambil berjalan ke kamar mandinya yang ternyata adalah sungai di belakang rumah. Lalu ia membuka kain yang menutupi bayi tersebut, "wah ternyata kamu laki-laki ya", lalu ia melihat-lihat seluruh badan bayi tersebut. "Ternyata tidak ada Mark..." pikirnya. Lalu ia memandikannya. Setelah selesai memandikannya, ia membawa anak tersebut kembali ke tempat tidurnya. Lalu ia pergi membeli susu di desa.

Sepulangnya dari membeli susu, ia lalu memberinya kepada bayi tersebut. Sang bayi meminumnya dengan sangat lahap. "Kamu sangat lapar ya bocah," kata laki-laki tersebut, "besok aku akan membawamu ke desa, mungkin orangtuamu masih ada di sana." Selesai minum, bayi tersebut langsung tertidur pulas. "Wajahmu saat tertidur sangat polos ya bocah, lucu sekali." kata si pemabuk yang sudah tidak mabuk tersebut. "Saya juga mengantuk, mari tidur."

Keesokan harinya, pagi-pagi sekali ia membawa bayi tersebut kembali ke tempat dimana ia ditinggal. "Baiklah bayi, orangtuamu akan segera mengambilmu kembali," kata lelaki tersebut. Namun sampai siang hari, orangtua bayi tersebut belum muncul juga. "Mungkin nanti sore mereka akan datang, kalau begitu kita pulang dahulu ya bocah." Lalu mereka pulang ke rumah untuk makan. Setelah selesai makan, mereka kembali lagi ke hutan. Namun sampai sore tiba, orangtuanya tidak kunjung muncul. Akhirnya mereka kembali lagi ke rumah karena hari sudah mulai gelap. Keesokan harinya pun, mereka menunggu tetapi orangtua bayi tersebut tak kunjung muncul. Begitu pula keesokan dan keesokan harinya.

"Sepertinya anak ini memang ditinggal oleh orangtuanya, malang benar nasibmu nak," kata laki-laki tersebut. "Hmm...karena tidak mungkin meninggalkanmu sendirian, saya akan mengasuhmu. Lagipula saya juga hidup sendirian. Bagaimana kalau kamu kuangkat jadi anakku?" Tanyanya. Si bayi lalu tersenyum seakan mengerti apa yang dikatakan oleh lelaki tersebut. "Aku mengganggap itu sebagai tanda setuju darimu." Katanya, "oke, sekarang kamu resmi menjadi anakku. Sebelum itu aku harus memberimu nama, kira-kira apa yang cocok yah?" Ia lalu memilih nama-nama yang menurutnya bagus. "Christopher, Erai, Malaekh, hmmm...membingungkan ya..Greze..Krist..."Lalu ia memutuskan, "sepertinya Krist nama yang bagus, cocok untukmu. Bagaimana kamu suka bocah?" Lalu kembali anak itu tersenyum seakan ia senang menerima nama tersebut. "Baiklah mulai sekarang namamu adalah Krist. Dan kamu akan memakai nama belakangku Fuego. Namamu Krist Fuego." Bayi tersebut akhirnya tertawa girang, seakan benar-benar mengerti apa yang dikatakan ayah angkatnya itu. Pertemuan mereka berdua adalah awal dari takdir kehidupan mereka yang baru.

1 comment:

Anonymous said...

wohow!! baguz2!!
krist fuegooo
dibayangan gw jadi..
christian..buegooo...
wakakkakka
canda2
nice gan!
keep up the good work ^_*